5. Pujian

147 27 2
                                    

Ruang dapur disibukkan oleh kegiatan seorang ibu untuk membuat sarapan. Tanpa perlu bantuan orang lain, kedua tangannya yang cekatan sedang membuat lauk untuk dimakan bersama. Sarapan kali ini sedikit banyak karena salah satu keponakannya sedang berlibur dan memiliki nafsu makan yang besar.

"Ohayo, ba-san !"

Sapaan ceria keluar bukan dari anak bungsunya melainkan keponakannya yang sedang menginap di rumah. Uchiha Shisui melangkah mendekati Mikoto yang sedang menumis daging teriyaki. Aroma yang ditimbulkan membuat Shisui mengibaskan tangannya di atas wajan untuk menghirup daging yang dimasak.

"Ohayo, Shisui-kun !" balas Mikoto.

"Masakan ba-san harum. Aku jadi lapar," kata Shisui mengelus-elus perutnya.

Mikoto tertawa tanpa menghentikan gerakan tangannya menumis daging. Uchiha Shisui memiliki sifat yang humoris menjadikan Shisui salah satu keponakan kesayangan Mikoto.

"Sebentar lagi matang, Shisui-kun."

"Hmm, baiklah. Oh iya ba-san, Sasuke sudah bangun?" tanya Shisui sambil meminum air putih.

"Hm, sepertinya dia masih tidur."

"Cih, dasar bocah pemalas."

Shisui beranjak dari kursi dapur mengundang perhatian Mikoto saat menyajikan lauk terakhir di meja makan.

"Kau mau ke mana ?"

"Menendang bokong Sasuke, ba-san."

"Iseng sekali anak itu," ucap Mikoto tertawa geli membayangkan Sasuke akan mengamuk jika dibangunkan dengan tendangan Shisui.

***

"Ayolah Sasuke jangan pasang tampang seperti itu. Kita sudah impas."

Sasuke tidak mempedulikan sepupunya dan terus melangkah ke depan. Raut wajahnya kesal luar biasa dari bangun tidur sampai sekarang. Sesekali ia harus melambatkan langkahnya ketika bagian belakang tubuhnya kembali nyeri. Semalam pulang dari part time, tubuh Sasuke terasa pegal dan ingin bangun agak siang. Sayangnya, bangun siangnya malah menjadi keisengan sepupu hiperaktifnya.

Shisui benar-benar menendang pantat Sasuke untuk membangunkannya dari alam mimpi. Tendangannya juga membuat Sasuke berguling sampai terjatuh dari tempat tidur. Jangan lupa siku kirinya nyeri menyentuh kerasnya lantai.

Rasanya tidak membalas perbuatan sepupunya yang kelewat jahil, bagi Sasuke dunia belum terasa adil. Setelah Sasuke ditendang membuat kesadarannya penuh, tanpa ampun Sasuke menendang lebih lincah pantat Shisui. Hasilnya, Shisui lebih kesusahan berjalan.

"Kuharap tadi hidungmu menyentuh lantai, nii-san."

Shisui berjalan hati-hati menyusul Sasuke. Sasuke dengan mode marah seperti ini sulit sekali untuk didinginkan. Memang awalnya Shisui bercanda dengan Sasuke sama ketika mereka masih kecil. Namun Shisui tidak memikirkan bahwa semakin Sasuke tumbuh besar, tenaganya makin kuat.

"Gomen ne, Sasuke. Nanti akan kubelikan tomat."

"Tch," Sasuke hanya mendecih.

Bahu Sasuke berat ketika Shisui merangkulnya. Shisui berusaha keras untuk meminta maaf kepada Sasuke dengan segala rayuan. Bahkan Sasuke menolak sakit yang dirasakan di pantatnya dengan buah sayur kesukaannya. Sasuke tetap diam dan melepaskan rangkulan Shisui di bahunya. Sepupunya ini terlalu berisik, sama seperti Naruto.

Shisui berhenti mengoceh karena tidak ditanggapi oleh Sasuke. Mereka melangkah sampai pada bagian pusat informasi dan administrasi Tokyo Central Medical. Tujuannya untuk menjenguk teman Shisui yang dirawat dan Sasuke menemaninya meskipun terpaksa.

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang