Keempat siswa yang lolos seleksi lokakarya UNICEF melakukan pertemuan pertama di minggu kedua libur musim panas. Hari ini mereka mengikuti uji kompetensi secara tertulis tentang penyebab masyarakat Jepang enggan untuk berkeluarga sehingga angka kelahiran menurun dari sudut pandang pelajar. Kakashi, Yamato, dan Shizune dipercaya sebagai guru pendamping mereka.
Setelah satu jam mengerjakan tes tertulis, ketiga guru undur diri untuk mendiskusikan hasil jawaban siswanya. Keempat siswa yang menunggu di ruang kelas 3-1 diminta untuk tetap menunggu. Entah ketiga guru itu kapan selesai mengoreksinya, Naruto ada ide untuk bermain basket di lapangan. Ketiga teman-temannya tidak keberatan.
Saat ini, KHS hanya didatangi beberapa siswa karena mengikuti kegiatan klub. Tidak ada siswa selain Naruto, Sasuke, Sakura, dan Sai yang berada di lapangan basket. Mereka melakukan janken untuk bermain 2 vs 2. Hasilnya, Naruto berpasangan dengan Sai dan Sasuke bersama Sakura.
"Meskipun aku perempuan sendiri, jangan remehkan permainanku ya," kata Sakura percaya diri.
"Aku suka dengan percaya dirimu yang tinggi, Sakura-chan !" balas Naruto sambil tersenyum lebar. "Sai, jangan sampai kalah dengan Sakura-chan dan teme !!"
"Tidak akan," ujar Sai bersemangat.
"Sasuke, jangan pernah ragu untuk mengoper bola ke aku ya untuk mencetak poin !"
"Hn."
Sebelum bermain, Sakura mengikat rambutnya yang tergerai dengan karet rambut yang melingkar di pergelangan tangan kiri. Sakura tersenyum dan aura untuk memenangkan pertandingan basket menguar. Sasuke tertular semangat dari pasangan bermainnya.
"Oke kita mulai-ttebayo !!"
Permainan basket dimulai. Mereka saling mengoper dan mendribble bola untuk mencetak poin. Sakura juga bergerak lincah di antara teman laki-lakinya. Bola yang dioper Sasuke dengan mudah diterima. Namun saat mendekati ring dan melompat untuk memasukkan bola, Sai lebih gesit menghalangi pandangan dan bola terlepas karena ditepis.
"Kau tidak boleh mencetak poin, jelek," ledek Sai sambil memjulurkan lidah.
"Shannaroo," gumam Sakura sambil menyeringai tertantang dengan ledekai Sai.
Sasuke dengan sigap berhadapan dengan Naruto yang mendribble bola. Sering melakukan pertandingan dengan Naruto, Sasuke tidak takut dengan kemampuan hebatnya. Karena Naruto dan Sasuke berada di level yang sama.
"Kau tidak bisa merebut bolanya, teme."
Saling beradu tatap dan keseriusan, Sasuke bergerak lincah merebut bola dari tangan Naruto. Mendapatkan momen yang tepat dan Sakura berada di dekat ring basket karena penjagaan lengah Sai, Sasuke mengoper bola. Diterima bola tersebut dengan cepat dan Sakura melakukan lompatan untuk kedua kalinya. Kerja sama Sasuke dan Sakura mencetak dua poin.
"Yeaayyy !! Kerja yang bagus, Sasuke !"
Sakura berlari mendekati Sasuke mengangkat kedua tangannya untuk melakukan 'toss'. Sasuke menyambut melakukan 'toss' dengan Sakura. Garis senyum Sasuke memanjang dengan keberhasilan Sakura mencetak poin.
"Ah, baru juga dua poin," ucap Sai remeh. "Kubalas poin kalian nanti."
Ronde kedua dimulai. Kali ini Sakura yang mendribble bola. Di depannya, Naruto membuat penjagaan. Perbedaan tinggi badan yang mencolok membuat Sakura mencari celah. Tanpa memutuskan pandangan, bola didorong dan dipantulkan melalui kedua kaki Naruto yang terbuka dan Sakura segera membalikkan badan dengan cepat melewati Naruto.
"Aarrgghh, Sakura-chan curang !!" teriak Naruto kecolongan penjagaan.
"Gomen ne, Naruto," ejek Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING HIM WAS RED
Fiksi PenggemarKetika aku menyadari ada perasaan yang mulai masuk dan menjalar ke seluruh tubuh, aku merasakan semua hormon ini berkerja berlebihan. Pipiku bersemu merah, jantungku berdegup lebih cepat, perutku serasa dipenuhi kupu-kupu, dan di kepalaku berputar-p...