12. Observasi

120 20 0
                                    

Hari untuk observasi proyek pembuatan miniatur bangunan sudah ditentukan di akhir pekan. Hari ini, kelompok tujuh memulai observasi mengelilingi kota Tokyo saat cuaca cerah. Mereka membuat janji bertemu di Stasiun Shinjuku.

Sasuke datang lebih awal. Dia menunggu di pintu keluar stasiun. Sebenarnya Sasuke tidak menaiki kereta dan turun di Stasiun Shinjuku. Dia datang dengan mengendarai motor dan diparkir tidak jauh dari stasiun.

Pukul 10.30 adalah waktu janjian mereka dan masih lima menit lagi ketika Sasuke melihat jam tangan. Sasuke memutuskan untuk berdiri supaya mudah dilihat dan dicari oleh teman-temannya. Berharap semoga tidak ada yang terlambat.

"Sasuke !"

Seseorang menepuk pelan lengan kiri Sasuke. Sasuke menengok perempuan yang menghampirinya. Sakura sudah tiba.

"Aa."

"Aku hampir tidak mengenalmu karena memakai topi," kata Sakura berdiri di sebelah Sasuke.

"Hn. Cahaya matahari terlalu terik."

"Benar sekali. Aku juga bawa kipas angin portable di dalam tas. Seharian ini kita bakal panas-panasan berkeliling ke beberapa tempat. Batang hidung Naruto belum kelihatan juga ?"

"Mungkin masih di kereta."

"Bagaimana kalau kita menunggu Naruto sambil duduk di sebelah sana ?"

Ada bangku kayu kosong di dekat pintu keluar yang ditunjuk Sakura. Sasuke mengangguk menyetujuinya. Mereka berdua berjalan mendekat dan duduk bersebelahan.

Tidak ada pembicaraan selagi menunggu Naruto yang datang terlambat. Dari ekor mata, Sakura melirik Sasuke berpakaian lain selain seragam sekolah. Topi hitam, kaos putih dipadu kemeja berwarna navy lengan panjang yang digulung sampai siku, celana jeans, dan sneakers. Penampilan sederhana Sasuke bisa menjadi pusat perhatian apalagi si pemakai orangnya tampan.

"Aku ke konbini dulu. Kau tunggu di sini."

Sakura menganggukkan kepala ketika Sasuke menuju konbini yang jaraknya sepuluh meter dari tempat duduk. Entah apa yang dibeli Sasuke. Sambil menunggu, Sakura mengeluarkan buku novel yang belum lama dibeli.

Keasyikan membaca novel, Sakura tidak memperhatikan kalau Sasuke sudah duduk di sebelahnya.

"Untukmu."

Di hadapan Sakura ada sebotol milk tea dingin. Ragu-ragu Sakura menerima minuman dari Sasuke.

"Arigatou, Sasuke. Lalu, kau beli apa ?"

"Kopi."

"Kurang tidur semalam ?"

"Hn."

"Uhm, kuminum ya milk teanya."

"Silahkan."

Sakura senang diberikan minuman dingin dari Sasuke. Diteguk milk tea yang menyegarkan tenggorokan dan mood Sakura.

Lagi-lagi mereka berdua terdiam. Tidak ada tooik obrolan yang menarik untuk dibahas. Sasuke juga diam saja tetapi ekspresinya nampak kesal karena Naruto tidak kunjung datang.

Sakura menggerutu dalam hati kenapa Naruto belum juga muncul setelah lewat sepuluh menit dari waktu janjian. Karena tidak sabaran, Sakura mengeluarkan ponselnya dan menelepon Naruto. Namun, teleponnya malah ditolak.

"Sok sibuk sekali Naruto. Teleponku malah ditolak," ucap Sakura kesal di depan ponselnya.

Sasuke ikut mengeluarkan ponsel. Tidak lama, ada dering pesan masuk ke ponselnya. Pesan dari Naruto.

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang