Sakura berlari secepat kilat setelah turun dari kereta. Orang-orang yang melihatnya tidak mempedulikannya. Mereka tahu jam pelajar SMA masuk kelas pukul 08.30 dan sekarang pukul 08.50. Mereka tahu konsekuensi yang akan dihadapi Sakura.
Dua persimpangan jalan besar dan dua kali menyebrang jalan menunggu lampu penyebrangan berganti hijau harus dilalui Sakura. Menit-menit untuk datang ke sekolah tepat waktu sudah banyak terbuang. Sialnya, pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran fisika yang diajar oleh Orochimaru-sensei.
Ketika lampu penyebrangan hijau, Sakura berlari lagi dengan sisa tenaga yang ada. Membakar kalori dalam keadaan perut kosong karena bangun kesiangan. Semalam, Sakura baru bisa tidur pukul tiga dini hari karena maraton menonton k-drama yang disarankan oleh Ino dan baru bangun pukul 07.50. Ibunya sudah kesal membangunkan Sakura berkali-kali tetapi Sakura malah tertidur pulas.
Tiba di gerbang sekolah, nafas Sakura terasa sesak karena berlari sejauh empat ratus meter dari stasiun. Butir-butir keringat membasahi pelipis dan kemeja sekolahnya yang dilapisi blazer. Sakura tertunduk sambil memegang kedua lututnya. Penjaga sekolah menghampiri Sakura yang masih diam di tempat karena ngos-ngosan. Pukul 09.00 Sakura tiba dan mendapatkan pelanggaran.
***
Selama jam pelajaran fisika, tidak ada siswa yang berani untuk mengobrol ataupun ijin ke toilet. Kedisiplinan kehadiran di kelas juga ketat apalagi ada siswa yang melanggar.
Sakura berdiri di depan pintu kelasnya. Membawa selembar surat ijin masuk kelas dari Ibiki-sensei untuk bisa mengikuti pelajaran fisika. Sakura baru dapat ijin masuk kelas pukul 09.30 setelah diceramahi dan menyelesaikan menyalin tulisan 'Saya tidak akan terlambat karena menonton drama korea dan bangun kesiangan' satu lembar kertas HVS.
Sakura mengetuk pintu kelasnya. Jantungnya berdegup cepat siap menerima omelan dari Orochimaru-sensei. Jika nanti diijinkan masuk, Sakura hanya mengikuti sisa pelajara fisika selama satu jam. Kata 'masuk' terdengar dari dalam.
"Summimasen, sensei," ucap Sakura pelan di balik pintu.
"Haruno-san ?" kata Orochimaru di tempat duduknya.
Sakura jadi pusat perhatian temannya yang menoleh sebentar dari kegiatan menulis. Sakura menggigit bibirnya karena malu sekaligus takut.
"Kemarilah jangan berdiri di depan pintu saja. Jangan mengalihkan perhatian teman-temanmu karena kau datang terlambat," ucap Orochimaru penuh ketegasan.
"Ha'i." Sakura berjalan tertatih menghampiri guru fisikanya. "Gomennasai, Orochimaru-sensei. Saya datang terlambat. Saya membawa surat ijin masuk kelas dari Ibiki-sensei."
Orochimaru melihat kertas berisi perijinan masuk kelas yang Sakura bawa. Begitu juga kertas HVS yang penuh dengan tulisan Sakura mengapa datang terlambat. Sakura sudah pasrah menjalani takdir hari ini.
"Kau sudah terlambat satu jam di pelajaranku, Haruno-san. Kau tidak dapat ijin masuk kelas."
Jantung Sakura seakan berhenti berdetak dan lemas karena tidak mendapatkan ijin. Kedua alisnya mengerut dan bibirnya bergerak kecil meruntuk kelalaiannya hari ini.
"Kau akan kuberi tugas di perpustakaan untuk mencari literatur tentang materi hari ini, yaitu teori atom. Tulis di buku catatanmu dan kerjakan latihan halaman 136 sampai 138. Dikumpulkan satu jam kemudian saat pelajaranku habis. Mengerti ?"
"Ya, sensei. Gomennasai," jawab Sakura lemah dan membungkuk ke Orochimaru.
Sakura membalikkan badan tanpa semangat. Saat berjalan menuju pintu kelas, Sakura melirik teman perempuannya Ino, Hinata, dan Tenten. Mereka tertawa pelan, prihatin, dan memberikan semangat untuk Sakura. Teman laki-lakinya juga melihatnya prihatin dan membuka mulut tanpa bersuara. Sakura bisa menebaknya karena gerakan mulut itu membentuk kata 'semangat'. Di sudut lain, Sakura melihat Sasuke yang sedang menatapnya. Sakura menutup wajahnya dan makin menundukkan kepalanya karena malu yang amat sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING HIM WAS RED
FanfictionKetika aku menyadari ada perasaan yang mulai masuk dan menjalar ke seluruh tubuh, aku merasakan semua hormon ini berkerja berlebihan. Pipiku bersemu merah, jantungku berdegup lebih cepat, perutku serasa dipenuhi kupu-kupu, dan di kepalaku berputar-p...