17. Selamat Ulang Tahun

129 16 0
                                    

Berangkat lebih awal daripada biasanya untuk hari ini. Sinar matahari belum terlalu menyengat, burung berkicau bersama sahutan serangga musim panas, dan orang dewasa bergerak cepat menuju tujuan. Semoga hari ini, semua aktifitas yang direncanakan berjalan sempurna.

Sakura sudah keluar dari rumahnya dan sudah berada di stasiun. Menunggu lima menit jadwal kereta datang untuk membawanya sampai di stasiun terdekat dengan sekolahnya. Sambil menunggu kereta, Sakura mengeluarkan novel. Tinggal beberapa halaman novel tersebut selesai dibaca.

Getaran ringan berasal dari saku blazer seragam sekolah yang Sakura pakai. Ponsel bercover putih dikeluarkan dan ada pesan masuk.

Uchiha Sasuke

Sudah berangkat ?

Pipi Sakura bersemu merah. Pesan pertama hari ini. Sakura segera membalas pesan Sasuke.

Sudah.
Sedang menunggu kereta.

Kutunggu di stasiun.

Tidak perlu.
Kau langsung ke rumah Naruto saja.

Lebih baik bersama-sama.
Kita gebrak pintu rumahnya kalau masih tidur.

Sakura tertawa pelan membaca pesan Sasuke yang menghibur. Mereka tidak membuat janji untuk bertemu di stasiun kemudian pergi bersama ke rumah Naruto.

Kemarin setelah pulang sekolah, kelompok tujuh berdiskusi bagaimana membawa perlengkapan presentasi pembuatan miniatur. Sasuke dan Sakura memutuskan untuk berangkat lebih pagi langsung menuju rumah Naruto. Nanti di rumah Naruto, kelompok tujuh berdiskusi ringan untuk mengecek kembali kondisi miniatur dan persiapan presentasi.

Kau tidak bawa motor ?

Tidak.
Kalau sudah naik kereta kabari aku.

Baiklah.
Keretaku sebentar lagi tiba.

Hn.
Hati-hati.

Sakura mencengkram gemas ponselnya melampiaskan betapa senangnya mendapatkan perhatian kecil dari Sasuke. Tidak membalas pesan terakhir Sasuke karena kereta datang. Sakura mengantri dan melesat masuk ketika tidak ada penumpang keluar. Sakura ingin bertemu Sasuke. Segera.

***

Sasuke dan Sakura sudah berada di depan pintu rumah Naruto. Tampak sepi. Bahkan lampu teras rumah masih menyala ketika matahari mulai meninggi. Bel sudah ditekan berkali-kali tetapi tidak ada respon dari dalam.

"Si dobe masih tidur," gerutu Sasuke yang tidak berhenti memencet bel.

"Awas saja kalau tidak dibuka, kita gebrak pintunya. Berkali-kali aku telepon ponselnya malah tidak aktif," kata Sakura kesal karena mereka menunggu lima menit di pintu masuk.

Kesekian kalinya Sasuke memencet bel. Kalau memang Naruto belum bangun, Sasuke siap bekerja sama dengan Sakura untuk mendobrak pintu.

Tidak lama setelah menit keenam, terdengar suara pintu yang sedang diputar kuncinya. Kemudian gagang pintu bergerak menampilkan wajah pemilik rumah. Sudah diduga kalau Naruto baru bangun tidur. Kaos oblong, celana pendek rumahan, rambut acak-acakan, dan air liur yang mengering di sudut bibir. Naruto mengucek kedua matanya karena silau dan memastikan kalau wajah Sasuke dan Sakura kesal melihatnya.

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang