6. Tumpangan untuk Uchiha Sasuke

132 21 0
                                    

Dua bulan berlalu setelah masuk tahun ajaran baru di KHS. Bulan-bulan berikutnya juga ikut menanti untuk dihadapi siswa kelas tinggi sampai menjelang ujian kelulusan nanti.

Pergantian bulan juga diikuti dengan pergantian musim. Bulan ini cahaya matahari dan panas menyengat meningkatkan suhu di Tokyo dari tiga puluh sampai tiga puluh tiga derajat. Cuaca panas menyebabkan metabolisme tubuh cepat lelah bahkan bisa sampai jatuh sakit. Sama seperti yang dirasakan oleh Uchiha Sasuke. Sampai di sekolah, kepalanya pusing tapi ia tetap memaksakan diri untuk masuk. Suhu badannya juga hangat.

Jam pelajaran terakhir masih diikuti Sasuke. Sesekali ia memijat pelipisnya karena rasa pusing mulai menjalar. Padahal ia sudah mencoba tidur di dalam kelas dan menolak ajakan Naruto untuk pergi ke kantin saat istirahat.

"Astaga, kau mimisan Sasuke !"

Sasuke menghentikan aktifitas mencatatnya. Ia melihat tetesan darah tercetak di buku tulisnya. Sasuke sebelumnya juga merasakan pangkal hidungnya nyeri dan ternyata sekarang ia mimisan. Sebuah tangan menggenggam sapu tangan putih terjulur di depan wajah Sasuke.

"Pakai ini !"

Sasuke menerima sapu tangan Sakura. Sapu tangan itu mulai ternodai dengan darah segar yang keluar dari hidung Sasuke. Salah satu teman sekelas kebetulan sedang menoleh ke sudut belakang kelas memperhatikan raut wajah khawatir Sakura terhadap teman sebangkunya.

"Kenapa dengan Sasuke, Sakura ?"

Pertanyaan Tenten membuat aktifitas mencatat siswa dan guru sejarah, Asuma-sensei, menolehkan kepalanya ke belakang. Semua mata tertuju pada Sakura dan Sasuke yang menunduk menutup hidungnya yang masih mengeluarkan darah.

"A-ano, maaf Asuma-sensei. Sasuke sedang sakit dan dia mimisan," jelas Sakura singkat dan sekaligus menjawab pertanyaan Tenten.

Lemah, begitulah gerutuan dalam hati Sasuke untuk dirinya sendiri. Baru kali ini dia sakit di sekolah dan menjadi pusat teman sekelasnya. Jujur saja hal itu membuat Sasuke risih melihat pandangan khawatir tampak di iris hitamnya. Memang masih batas wajar teman mengkhawatirkan teman. Tapi tetap saja, Sasuke risih.

Suara berat langkah kaki menghampiri meja Sasuke dan Sakura. Asuma-sensei menghampiri mereka.

"Kalau kau sedang sakit, istirahatlah di ruang UKS."

Suara tegas Asuma seketika membuat Sasuke cepat menyetujuinya. Sasuke menganggukkan kepalanya sebagai jawaban setuju. Berharap ini untuk yang terakhir kalinya Sasuke sakit di sekolah supaya pandangan khawatir teman-temannya tidak mengganggu pandangannya.

"Haruno-san, kau antar Uchiha-san ke ruang UKS."

***

Di ruang UKS, Sasuke merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kedua matanya terpejam dan tangan kanannya diangkat untuk menutupi kedua matanya. Sambil tiduran, Sasuke juga menunggu Sakura mencari obat. Petugas UKS yang biasa berjaga-jaga sedang ijin tidak hadir.

"Maaf Sasuke menunggu lama," kata Sakura kembali dari ruang penyimpanan obat.

Tidak ada dokter yang biasa berjaga di UKS. Kehadiran Sakura membuat Sasuke membuka mata. Perlahan-lahan Sasuke duduk di pinggir ranjang tanpa dibantu Sakura.

"Aku harus mencari obat yang cocok untukmu sambil membaca buku panduan karena Tarui-sensei ada jadwal di rumah sakit. Obat ini untuk menghilangkan rasa pusing dan juga menurunkan panas."

Sakura memberikan dua bungkus kapsul obat penurun panas dan pereda pusing. Tidak lupa bungkus kapsul obat itu dibuka dan sebotol air mineral yang disediakan di UKS sudah dibuka tutupnya oleh Sakura. Sasuke menerima kedua obat itu dari Sakura dan meminumnya.

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang