16. If You See Him

135 16 0
                                    

Hari Minggu yang mendamaikan bagi keluarga kecil Uchiha. Di ruang tengah yang menghadap langsung ke taman, sepasang ibu dan anak sedang mengurusi sesuatu. Urusan tersebut adalah memotong rambut anak laki-lakinya yang mulai memanjang.

Awalnya Sasuke protes untuk tidak dipotong rambutnya. Bukan karena tidak percaya kemampuan Mikoto memotong rambut. Sasuke ingin memanjangkan rambutnya sedikit. Tetapi Mikoto gerah melihat rambut anaknya malah terlihat tidak rapi, tidak terawat, dan gondrong seperti kakeknya di Hokkaido.

Sasuke tidak pernah pergi ke barber shop karena percaya dengan kemampuan terampil tangan ibunya. Malah Mikoto yang perhatian setiap rambut anak laki-lakinya mulai memanjang. Di sentuhan akhir jika ibunya sudah selesai memotong rambut Sasuke, Mikoto akan memberikan service tambahan ke rambut anaknya, yaitu vitamin rambut dan pijatan di kepala.

Suara gunting saat memotong rambut Sasuke terus terdengar. Sasuke pasrah dengan helai-helai rambut yang berjatuhan dan mempercayakan ibunya berkreasi. Ibunya memberitahu kalau ada model rambut yang cocok di paras tampan Sasuke. Untuk peralatan memotong rambut, Mikoto punya bahkan lengkap. Mikoto terkadang juga memotong rambutnya sendiri.

"Sudah selesai, Sasuke-kun."

Ini bagian yang dinikmati Sasuke dengan senang hati dan jarang didapatkan di barber shop. Ibunya mengoleskan vitamin rambut dan melakukan pijatan lembut di kepala. Sasuke bangga dengan perlakuan ibunya. Merawat anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Jangan keramas dulu sampai vitamin rambutnya meresap ya."

Mikoto mengambil sisir khusus untuk menyingkirkan sisa potongan rambut yang menempel di sekita leher, bahu, punggung Sasuke. Ketika proses pemotongan rambut anaknya, Sasuke tidak memakai atasan hanya celana pendek rumahan.

"Besok, kaa-san yakin kamu pasti jadi pusat perhatian anak perempuan di sekolah dengan model rambut terbarumu," kata Mikoto merapikan alat potong rambutnya.

"Potongan rambutku lebih pendek daripada biasanya."

Sasuke menyentuh ujung rambutnya yang masih basah karena vitamin rambut. Membayangkan seperti apa model rambutnya setelah selesai berkeramas dan bercermin.

"Kau tidak akan kecewa dengan hasilnya, Sasuke-kun."

***

Keesokan paginya, para pelajar kembali dalam rutinitas. Berangkat pagi dan siap menambah asupan otak untuk mendapatkan dan memperluas ilmu pengetahuan. Kesibukan sebagai pelajar SMA yang lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah.

Sasuke melangkahkan kakinya melintasi lapangan utama KHS. Belum ada teman sekelas yang ditemui secara kebetulan atau menuju ke kelas bersama-sama. Namun dari kejauhan, ada seseorang yang familiar berjalan bersama teman dari kelas berbeda. Dari jarak lima puluh meter, Sakura sedang asik mengobrol dengan Kai.

Sesampainya di loker penukaran sepatu dengan uwabaki, tampak Sakura dan Kai berpisah. Sakura melambaikan tangan ketika Kai menuju lemari yang berbeda sekaligus menuju kelas. Karena loker Sasuke dengan Sakura dalam satu barisan, Sakura tidak sadar kalau temannya juga mengganti sepatu dengan uwabaki.

"Astaga !!"

Sakura berteriak melihat Sasuke sudah berdiri di sampingnya sedang menutup loker. Sakura menarik nafas panjang dan bersandar di pintu loker. Jantungnya masih berdetak cepat karena kaget. Sasuke senang sekali muncul tiba-tiba tanpa suara.

"Dulu kau pernah mengagetkanku seperti ini, Sasuke. Untung aku masih hidup," Sakura memegang dadanya karena efek dari terkejut.

Sasuke tidak menjawab dan hanya melirik Sakura sekilas. Pintu loker sudah terkunci dan Sasuke sudah memakai uwabaki. Sasuke berlalu meninggalkan Sakura yang masih bersandar mengontrol detak jantungnya.

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang