Sudah seminggu Sasuke menjalani harinya di Konoha High School. Sekolah dengan bangunan berbentuk huruf 'U' dan memiliki empat lantai. Di sekolah ini, Sasuke merasakan kenyamanan. Pohon oak, pohon maple, pohon gingko, dan pohon sakura akan menjadi tempat berteduh favorit apalagi jika pohon tersebut bersemi sesuai musimnya.
Masalah teman, Sasuke tidak mempedulikannya. Tapi akhir-akhir ini, Sasuke mulai risih karena laki-laki bernama Uzumaki Naruto mencoba mengakrabkan diri dengan dirinya.
Menurut si pemalas dan tukang tidur di kelas, Nara Shikamaru, begitulah cara Naruto berteman. Seenaknya sendiri tapi keceriaannya mampu menghidupkan suasana. Bukannya menghidupkan tapi memperburuk suasana hati Sasuke. Hal ini dikarenakan Sasuke sulit untuk beradaptasi dan kaku dalam pergaulan. Bahkan di sekolahnya yang dulu, Sasuke tidak memiliki 'sekedar' teman dekat.
Beberapa siswa menyapa Sasuke saat sampai di dalam kelas. Sasuke membalas dengan kosakata favoritnya 'Hn' sebagai jawaban sapaan temannya. Masih ada waktu sepuluh menit sebelum bel masuk menggema ke seluruh penjuru sekolah. Dilirik meja sebelahnya, ternyata teman sebangkunya sudah datang hanya meninggalkan ransel berwarna merah maroon di atas kursi.
Sasuke duduk di kursi. Dari dalam tasnya, ia mengeluarkan ponsel dan earphone. Tak lupa tiga puluh lembar kertas yang sudah dijilid rapi berisi hal yang perlu ia ketahui di tempat part time yang baru. Tepatnya kemarin, Sasuke menerima panggilan dari sebuah café yang dituju saat melamar hingga lamaran kerja Sasuke diterima. Seharusnya materi mengenai café tempat kerjanya itu sudah selesai dibaca dan dipahami semalam. Tapi malah disibukkan dengan membantu ibunya membuat presentasi bahan ajar untuk mengajar di kelas.
Bel masuk berdering mengalihkan dunia Sasuke yang terpusat pada materi tempat kerjanya. Jam pertama akan diisi oleh Kakashi-sensei, yaitu mata pelajaran matematika. Sasuke juga mengetahui bahwa guru yang sudah mendapatkan gelar doktor muda itu mengajar matematika, biologi, kimia, dan bahasa inggris. Untuk cara mengajarnya jangan dihiraukan lagi. Pantas saja teman sekelasnya sangat antusias ketika Kakashi menjadi wali kelasnya karena guru berambut perak itu sangat apik, tenang, dan santai dalam menyajikan pembelajaran di kelas. Juga sangat dekat dengan siswanya.
Kakashi-sensei tidak pernah memanggil siswanya dengan nama keluarga atau nama marga. Diam-diam juga, Sasuke mulai mengakuinya sebagai guru favorit. Ah, jangan lupa satu hal tentang Kakashi, dia adalah tukang terlambat dan hobi membaca novel berwarna hijau. Kata Naruto (tanpa diminta Sasuke untuk menjelaskan), cover novel Icha-Icha Tactics itu hanya untuk mengelabui isi novel tersebut. Naruto memberitau bahwa novel itu berisi cerita erotis.
Saat semua siswa sudah masuk dan duduk di kursinya, decitan pintu kelas yang digeser terdengar. Sosok perempuan berambut merah muda dengan nafas tersengal-sengal sambil memeluk buku sketsa berukuran A3 dan tempat pensil. Sosok itu paling terakhir masuk ke dalam kelas.
"Kau habis dari mana Sakura ?" tanya siswa perempuan bercepol dua.
"Menggambar seperti biasa di halaman belakang, Tenten."
"Oh. Seperti dikejar-kejar anjing saja nafasmu sampai ngos-ngosan begitu," ledek Tenten disusul dengan kikikan ringan.
"Bagaimana aku tidak ngos-ngosan. Kau tau kan Ibiki-sensei kalau sudah berkeliling sekolah dan menemui siswanya masih di luar kelas semenit setelah bel masuk, dia bisa mengutukku," keluh Sakura sambil berjalan ke mejanya.
"Kalau Ibiki-sensei mengutukmu, bisa saja memperkecil ruang di dahi lebarmu, Sakura," timpal Ino dari meja seberang.
"Sialan kau, pig," gerutu Sakura.
Tenten dan Ino tertawa melihat tingkah lucu Sakura kalau sudah menjadi bahan ledekan. Sementara itu, Sakura tetap berjalan ke mejanya. Teman sebangkunya, Sasuke mengeluarkan buku cetak matematika. Perilaku yang berbeda dari teman laki-laki sekelasnya. Kalau di kelas tidak ada guru mata pelajaran yang bersangkutan datang, mereka enggan mengeluarkan buku pelajaran dan lebih asik mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING HIM WAS RED
Fiksi PenggemarKetika aku menyadari ada perasaan yang mulai masuk dan menjalar ke seluruh tubuh, aku merasakan semua hormon ini berkerja berlebihan. Pipiku bersemu merah, jantungku berdegup lebih cepat, perutku serasa dipenuhi kupu-kupu, dan di kepalaku berputar-p...