Latihan

135 10 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










Malem ini Renjun nginep dirumah calon suaminya, soalnya sedari pulang kerja mereka harus cek final venue yang ternyata masih ada rombakan.

Pas sampe rumah, Renjun mandi duluan dan minjem baju ganti milik Shohei. Badan calon suaminya itu gak besar cuma tinggi aja, jadi yah tetep bajunya bikin Renjun tenggelem.

Selagi nunggu Shohei mandi, Renjun duduk diruang keluarga. TV nyala tapi gak ditonton soalnya dia fokus masukin beberapa item buat isi tas yang nanti dikasih untuk pengiring pengantin.

Walaupun hari H nya udah mepet, tapi kerjaan masih belum rampung. Ya mau gimana lagi, mereka bener-bener ngerjain semuanya berdua.

Sesekali Winwin sama Yuta ikutan bantu tapi gak disemua aspek, kalo orangtua Shohei sih....

"Gak usah diundang juga gakpapa." Balas Shohei yang sekarang sudah duduk sembari menonton.

"Kok gitu?"

"Lagian mereka juga gak bakal datang."

Renjun manyun. "Tapikan ini nikahan kita."

Shohei paham, lagian anak mana yang rela nikahannya tidak dihadiri oleh kedua orangtuanya coba? Tapi mau gimana lagi? Keadaan mereka, tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu.

"Tenang aja !! Tante aku sama suaminya bakal gantiin mereka."

Renjun natap calon suaminya, kening dia ngerut tanda bingung.

"Kok gak bilang?"

"Sini dulu !!" Shohei narik pinggang Renjun yang lagi duduk disebelahnya, sekarang jadi duduk dipangkuan dia.

"Aku sebelum keluar kota kemarin, udah bilang sambil mau ketemu orang kan?" Renjun ngangguk. "Ya itu, aku ketemu tante dan beliau baru kasih kabar tadi pas kita lagi di lokasi."

"Tante ini adiknya siapa?"

"Adik tiri papa."

Renjun kaget sih, tapi gak mau nunjukin takut Shohei tersinggung atau gimana gitu. Jadinya dia cuma ngangguk doang.

"Kamu, gakpapa nikah kayak gini?" Cicit Renjun.

Enggak tahu kenapa tapi makin deket hari H tuh, perasaannya jadi gampang melow gitu. Padahal kan, setelah nikah dia cuma pindah komplek aja gak sampe pindah negara.

Shohei meluk tubuh Renjun, dia elus punggung sempit nya sambil sesekali mengecup pipi mulusnya si manis.

"Sedih sih, tapi buat hidup aku sekarang yang penting adalah orang yang bakal aku nikahi bukan siapa yang mendampingi saat hari H nanti."

Renjun ngangguk, tangan lentik nya bergerak tak tentu arah diatas dada sang calon suami. Shohei masih ngusap punggung Renjun lembut, mereka hening sesaat.

Shohei sedikit merunduk, cuma penasaran soalnya Renjun gak lagi bersuara.

Pas yakin si manis tidak tidur, Shohei bersiap membuka kembali percakapan.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang