Jalan Takdir

146 11 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







"Kamu jadi ikut makan malem nanti?"

Jeno yang masih nyesap kopinya cuma ngedehem, manik sabitnya masih asik menatap sang kekasih yang tengah berkutat dengan bahan untuk sarapan.

"Beneran gakpapa?"

Jeno senyum. "Ya gakpapa lah, lagian cuma makan malam antar pengusaha kan?"

Jaemin ngelirik wajah pacarnya, tangan dia masih sibuk mengocok telur di mangkuk.

Hari ini Jeno menginap dirumah Jaemin, soalnya Jungwoo lagi keluar kota. Jadi dengan alasan menemani kekasihnya, maka dia dibolehkan untuk bermalam diluar rumah.

Hubungan keduanya tetap baik bahkan semakin membaik, karena setelah minggu kemarin hampir terputus tapi untungnya Jeno bisa kembali sadar.

Bahkan sekarang lelaki itu tengah senang mengintili lelaki manisnya, inipun baru mau duduk tenang setelah kena sutil panas dari Jaemin.

"Yuk sarapan dulu !!" Ajak Jaemin yang udah selesai menata isian meja makan. "Nasinya segini cukup?" Tanya si tuan rumah sembari menunjukan isi piring ditangannya.

"Iya, segitu aja."

"Ayam goreng, capcay sama telur yah." Jaemin mengabsen isian piring makan Jeno selanjutnya.

"Capcay nya sedikit aja !!"

"Iya, itu sedikit."

"Kamu juga makan dong !!"

"Iya, sebentar dulu."

"Mau kemana lagi?"

"Ambil gelas dulu buat air putih anget kamu."

Jeno diem, maniknya masih enggan beralih dari objek yang tengah kembali menghampiri dia.

"Kenapa gak langsung makan sih? Keburu dingin."

"Nunggu kamu."

Jaemin muter bola matanya males. "Yaudah ayo makan !!"

Keduanya mulai asik mengunyah, sesekali Jaemin nawarin Jeno buat nambah lauk makan.

"Abis nganterin kamu, kayaknya aku langsung nyamperin ibu." Ucap Jeno setelah menelan kunyahan nya.

"Kemana?"

"Butik, pilih buat baju nanti malem sama lanjut kesalon juga. Maaf yah kalo nanti gak bisa jemput."

"Iya gakpapa, aku bisa naik ojol kok."

"Hati-hati oke, kalo ada apa-apa langsung hubungin aku !!"

"Siap, komandan."

Keduanya terkekeh, tatapan syukur tak bisa disembunyikan. Pasalnya sudah banyak kerikil bahkan batu besar yang menghadang sampai hampir menghancurkan hubungan mereka, tapi untungnya benang merah kisah mereka sangat kuat.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang