Ketetapan

153 11 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








Semenjak keinginannya dilarang oleh sang ayah, Shotaro jadi pribadi yang agak pendiam. Bersuara hanya saat ditanya atau sapa, setelahnya kembali senyap.

Tidak sedikit orang yang menyadari hal ini, bahkan Winwin selaku sang ibu selalu mencoba kembali membangun semangat putra kecilnya ini.

Sudah berbulan-bulan usaha namun Shotaro tetap sama, bahkan sekarang anak itu sudah kembali bekerja. Awalnya dia mengeluh pada Sungchan tentang rasa marah dan kecewa saat ayahnya menolak keinginan terbesar Shotaro untuk bekerja sebagai pengajar tari di salah satu akademi tari profesional, sampai akhirnya Sungchan memberi saran.

Karena sebagian besar keluhan Shotaro tentang rasa malas berada dirumah dan bertatap muka dengan orang rumah, jadinya Sungchan kasih saran.

"Gimana kalo jadi asisten pribadi aku?"

Awalnya Shotaro cuma ngira Sungchan bercanda, tahunya dia beneran serius. Datang kerumah demi meminta izin dari kedua orangtua Shotaro, karena dinilai pekerjaan yang Sungchan tawarkan baik maka Yuta langsung menyetujui.

Shotaro mengerjap tak terima, tapi dia juga tak bisa protes dan untungnya, kerjaan dia sekarang semakin membuat nya jarang dirumah.

Sungchan masih masa merintis, banyak pekerjaan dan projek kantor yang harus dia tangani. Shotaro ngerasa beruntung bisa bantu mengurangi beban sosok yang sekarang jadi atasannya ini, karena jika diperhatikan, Sungchan cukup kasihan.

Sesekali Mark datang sebagai kakak yang sekedar membantu adiknya saat kesulitan, tapi setelahnya Shotaro akan banyak mendengar bisikan dari pekerja lain.

"Kenapa bukan pak Mark aja sih yang ambil alih perusahaan?"

"Iya kan? Harusnya yang udah pengalaman, ini malah anak ingusan yang ngurus."

"Betul, pada molor dah tuh projek."

Selentingan bisik pekerja tak pernah berhenti Shotaro dengar, bukan hanya menjelekan bosnya bahkan dia sendiri ikut kena imbas.

Terkadang Shotaro dan Sungchan lebih memilih menghabiskan waktu bersama di dalam ruangan mereka, iya, Shotaro memiliki meja lain didalam ruangan Sungchan.

"Bisa-bisanya masuk langsung jadi AP."

"Hahaha paling jual diri."

"Lagian bos nya juga bocah, bisa kok cuma diiming-imingi pantat doang."

Itu ucapan jelas sepekan yang lalu saat Shotaro akan membuat minuman setelah makan siang, dapur umum kantor biasanya jadi tempat favorit para penggosip.

Shotaro tidak menyalahkan saat dirinya dihina, karena siapapun pasti akan merasa iri jika melihat orang asing yang tiba-tiba masuk dan langsung punya kedudukan lebih tinggi, tapi yang bikin dia geram tuh, selalu ada nama Sungchan yang mereka gunjingkan.

Sampai akhirnya Shotaro meminta Sungchan untuk menyediakan segala kebutuhan mereka di kamar kerja Sungchan saja, karena ruangan CEO ini sangat luas dan memiliki satu kamar yang biasa ditempati kala lembur.

Jadinya, mereka serasa benar-benar hidup berdua saat sudah masuk keruangan itu. Dan pekerja diluar ruangan, sudah berasa tetangga yang selalu nyinyir pada apapun kondisi mereka.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang