Rehat

146 10 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












YangYang capek, sedari dia nikah pasti ada aja cerita yang harus diikuti. Bukan gak ikhlas atau gimana cuma sedari menikah, YangYang malah semakin acuh sama keberadaan suaminya.

Jujur, YangYang bener-bener sayang kok sama suaminya. Walaupun terkadang dia keliatan ogah atau kaku, semuanya bukan ekspresi penolakan pada suaminya.

Hanya saja sejak menikah, YangYang jadi tahu kenapa hampir semua orang yang kenal suaminya pasti akan mengatakan jika Kun adalah sosok sempurna yang mustahil dimiliki.

Dan detik ini, YangYang menyetujui kesan orang-orang pada suaminya. Cuma nih yah, yang bikin YangYang bingung tuh kok bisa sih sosok yang kata orang mustahil dimiliki malah jadi suami dia sekarang?

Terkadang YangYang suka minder sama suaminya sendiri, sesekali terbesit rasa sungkan dipikiran YangYang.

Masalahnya ini suami dia tuh kayak semuanya bisa, ya okelah kalo urusan beberes YangYang bisa angkat bahu soalnya lebih unggul dihal itu tapi yah cuma di hal itu doang, karena selebihnya semua Kun yang ngerjain.

Mau makan, Kun yang masak kalo gak ada Kun, YangYang paling makan mie instan kuah susu. Itupun sebelum ketahuan Kun, karena sekarang udah ketahuan, jadinya Kun suka siapin lauk nasi sebelum berpergian kemanapun.

Jadi kalopun Kun gak pulang, YangYang bisa angetin lauknya dan makan. Kalo nasi, dia masih bisa kok masak walaupun masih acak adul. Kadang kekeringan atau kadang itu nasi otw jadi bubur.

YangYang aktif dan jago juga olahraga tapi kok tetep ngerasa kalah sih sama suaminya? Bukan gak mampu, tapi kalo YangYang olahraga nya kayak Kun terlalu mager. Harus naik pesawat buat sky diving, lari sambil geret parasut buat paralayang atau bahkan cuma masuk air buat latihan nyelam pun, YangYang mager.

Mood YangYang gak aktif tiap hari, apalagi kalo udah dihadapin sama kerjaan kantor yang kayaknya gak bakal selesai.

Tuk

"Coklat hangat buat sore mendung." Seru Kun sembari mengangkat gelasnya.

YangYang ngelirik gelas yang barusan ditaro sang suami, terus dia senyum.

"Makasih."

Kun ngangguk. "Sama-sama."

Keduanya kembali hening, sesekali YangYang melirik wajah tampan sang suami. Kok bisa sih dia berjodoh sama manusia yang kayaknya gak bakal diciptakan lagi saking limited edition nya, tuh kan YangYang suka tiba-tiba minder.

Dia tuh suka denger bisik-bisik karyawan lain, terkadang masih banyak yang mempertanyakan kenapa Kun mau nikahin orang kayak YangYang?

"Hah~" Tanpa sadar, helaan itu terbuang kencang.

Kun menoleh, menatap sang suami yang sedang menunduk. Sedikit menggeser duduknya, sekarang Kun bisa meraih pinggang kecil YangYang.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang