Hasil

135 11 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








Abis liburan tahun baru, Shotaro langsung ikutan ngerayain ulang tahun Jisung yang pertama. Sambil ngasih kado buat Winter juga, soalnya pas ulang tahunnya, Shotaro lagi diluar negeri sama suaminya.

Pokoknya setelah melakukan banyak kegiatan awal tahun, Shotaro langsung drop. Dia gak enak badan doang sih, tapi pusingnya selalu bikin ampun.

Gak bisa diajak jalan dikit, kepala Shotaro udah berasa di banting sana-sini. Belum lagi, langkah nya yang tertatih dan gak seimbang.

Rencana hari ini mau ke Dokter, tapi nunggu Sungchan selesai rapat dulu. Jadi sekarang Shotaro lagi goleran di kamar, rumah mertuanya kosong dan cuma ada beberapa pekerja aja.

"Dicoba gak yah?" Gumam Shotaro, matanya masih natap kosong langit-langit kamar.

"Yaudah, dari pada penasaran juga sih."

Dengan keputusan bulat, Shotaro bangun pelan-pelan banget, terus mulai duduk dibibir kasur. Tangannya ngambil barang yang kemarin Renjun selipkan di saku jaketnya, kalo kata Renjun sih cobain dulu.

Jadi sekarang dia pengen nyobain, walaupun udah pesimis tapi gakpapa. Harusnya gak terlalu sakit, soalnya kan udah biasa juga.

Selesai dengan kegiatannya, Shotaro yang masih pening itu menumpu tangannya di depan wastafel. Dia natap wajah pucat nya, terus senyum getir.

Dengan pikiran yang udah penuh skenario buruk, Shotaro nyoba buat liat kebawah setelah membuang nafas dulu. Dirasa udah siap, dia membalikkan benda itu.

"Hah?" Cuma seruan kaget yang bisa Shotaro keluarkan, tangannya masih gemetar bahkan mata dia ngebola sempurna.

Gak mau banyak omong, Shotaro ngambil benda pipih itu, terus pake jaket dan keluar kamar. Saking buru-buru nya, Shotaro sampe gak peduli sama penampilan seadanya yang terbalut jaket besar milik suaminya.

"Taksi... Taksi." Seru Shotaro sambil melambaikan tangannya.

Akhirnya dia mendapatkan tumpangan, langsung menuju tempat yang barusan disebutkan. Dengan berbagai macam isi kepala, Shotaro cuma fokus buat nyampe tujuannya lebih dulu.

"Makasih pak." Ujarnya setelah membayar.

Dengan langkah tergesa, lelaki beraut panik itu segera menghampiri bagian pendaftaran. Dia mengatakan tujuannya dan mengikuti semua arahan, sampai akhirnya disuruh nunggu dulu.

Jujur, Shotaro takut. Mana sekarang dia lagi sendiri, dan gak bawa hape soalnya lupa, untung dompetnya kebawa.

"Nakamoto Shotaro."

Namanya dipanggil, dia langsung jalan dan masuk kedalam ruangan. Duduk didepan Dokter yang emang dituju, terus menceritakan semua yang Shotaro takutkan.

"Baik pak, untuk sekarang mari kita periksa lebih dulu !!"

"Iya, Dok."

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang