BAB 3

12K 1K 19
                                    

Aigen menghempaskan ponselnya ke sofa, kepalanya mendongak menatap Drio seolah dia di rugikan.

" Kamu melepaskan pelayan itu?!." mata sipitnya yang cerah terlihat sangat bagus di wajah androgini nya.

Drio hanya meliriknya, memasukan kembali rokok ke mulutnya. " Jangan lampiaskan kepadaku kalau kamu kalah."

" Siapa bilang aku kalah!." Bantahnya, tapi logo merah terpampang jelas di layar ponselnya.

" Fuck!, Delete this shit!." Aigen menghentak hentakan kakinya, sambil mengeluarkan 'Fuck!' berulang kali.

Walaupun selalu kalah dia tak pernah berhenti memainkan nya.

Sambil mengklik tombol star, dia berujar santai pada Drio. " Hay katakan padaku, kenapa kamu tidak memukul orang itu?."

Aigen tau Drio ini suka sekali kekerasan, setiap ada kesempatan tak ada yang bisa menghentikan nya untuk membanting atau menghajar seseorang tidak peduli itu wanita dan pria dewasa atau bahkan anak kecil .

Drio diam sesaat sambil kembali menyegarkan tenggorokan nya dengan Baijiu. Usia yang begitu muda tak menjadi penghalang untuk nya menjadi perokok ataupun alkoholik.

" Dia teman 04." Balas Drio acuh tak acuh.

Aigen mendengus walaupun dia tidak tau siapa lagi yang dijuluki aneh oleh Drio . " Bullshit."

".. Dia mirip Pikachu."

"Pikachu?."

Drio mendongak, matanya sayu dan terlihat linglung sesaat. " Itu... Leon."

Sesaat kemudian Aigen tertawa datar, sambil berujar. " Haha lucu ."

Drio menatap Aigen dengan serius dan itu membuat nya lucu karna dia sedang mabuk. Aigen kembali tertawa.

" Kali ini Eder yang memberi julukan." Tawa Aigen menjadi tawa hambar, keduanya melirik Eder yang masih terlihat dingin dan datar tak terlihat terganggu samasekali.

" Yah, ku rasa~ itu cukup cocok."

" Ah ngomong ngomong, orang itu cukup mirip Pikachu!." Ucap Aigen, menepuk pahanya, mengalihkan topik.

" mereka sama sama punya titik di sini." Aigen mengkat jarinya menunjuk sudut di bawah matanya.

" Ya.. banyak orang yang mirip Pikachu." Mata gelap Drio meredup, saat mengingat seseorang. Kemudian kembali menutupi semuanya dengan minum hingga dia merasa kepalanya berdenyut-denyut.

keduanya asyik dengan dunia mereka sendiri, hingga suara serak dan dingin dari orang yang sedari tadi diam terdengar.

" Hubungi Pikachu." Ucap Eder, mengeluarkan pisau bedah kecil di saku jaketnya, menusuk nusuk tangan sofa dengan ujung runcing nya.

" Baik!." Solah dia budak dan Eder tuannya, Aigen dengan cepat menekan kontak di Ponselnya.

Tut..

Tut..

Tut ....

Hingga bunyi tiga kali dia merasakan intimidasi yang kuat. Bahkan orang orang yang duduk tak jauh dari mereka pun merasakan perasaan tak nyaman. kecuali Drio yang sekarang benar benar mabuk, bersandar di sofa sambil mendengkur.

"Bajingan ini! Kenapa tidak di angkat!." Batin aigen resa, dia menekan ponselnya berulang ulang dengan keras. Dia bahkan enggan untuk melihat wajah Eder.

Orang orang hanya melihat permukaan Eder, dan mereka takut. Namun yang paling tau tentang seorang eder adalah mereka. Eder yang tak lebih dari seorang kriminal yang punya banyak uang. Dia tidak berani menciptakan kesan buruk di depan Eder, atau mengacaukan emosinya yang memang sudah bermasalah.

New Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang