BAB 8

8.8K 829 16
                                    

Di pusat kota, sebuah gedung berdiri tinggi dengan 19 lantai, menampilkan desain modern yang elegan. Fasadnya didominasi kaca berwarna biru tua yang berkilau saat terkena cahaya matahari, dipadukan dengan rangka baja hitam yang kokoh. Di bagian depan, terdapat pintu masuk besar dengan pilar-pilar tinggi, serta logo perusahaan yang terukir jelas di atasnya. Itu adalah gedung perusahaan Fileynice.

Orang orang mungkin tak lagi asing dengan merek tersebut, karna perusahaan inilah yang menyediakan kebutuhan pokok mereka : Makanan.

Fileynice bukan hanya memproduksi bumbu masak, namun juga semua jenis hal yang berhubungan dengan makanan : Makanan cepat saji, bahkan peralatan dapur.

Tak ayal perusahaan ini hampir menguasai pasar dibidangnya.

Riko melangkah memasuki lift menuju lantai 14, tempat ruangan pemilik perusahaan berada.

Dia sampai di depan pintu kayu oak bercat putih.

Setelah mengetuk pintu dan mendapat izin, barulah ia masuk.

Saat memasuki pintu Riko, bau kayu cendana dan parfum yang khas tercium di udara. Ruangan ini memancarkan kharisma nya sendiri, dengan dinding kayu gelap dan jendela besar yang menampilkan pemandangan kota. Meja kayu kokoh dengan sentuhan marmer berdiri di tengah, dikelilingi rak buku dan sofa kulit hitam.

"Selamat siang, Tuan." Riko menundukkan kepala dengan hormat.

Robert, yang sedang memandangi pemandangan ibu kota, berdehem menanggapi.

"Saya ingin melaporkan rutinitas Tuan Muda, seperti yang Anda perintahkan," ucap Riko penuh hormat.

"...ya, bicara."

"Sejauh yang saya awasi, Tuan Muda keempat tidak pernah melukai atau menemui Nona Muda. Dia hanya berdiam di kelas saat jam istirahat."

" Seperti yang ku duga. " Robert bergumam di batinnya. Namun dia tidak berencana membantu putra bungsu nya sementara waktu, dia ingin melihat bagaimana Leon mengatasi konfliknya.

Dia merasa anak nya terlalu lemah, dia tak akan bisa bertahan di dunia yang sulit ini jika terus menjadi pengecut. Di bawah tekanan gadis kecil saja dia bahkan tak berani bicara.

Robert menghelah nafas berat.

"Bagaimana dengan makan siangnya ?"

"Tuan Muda membawa bekal dari rumah. Namun, hari ini dia melakukan rutinitas yang berbeda dengan seorang teman."

"Teman...?"

"Namanya Vin, Tuan. Dia berasal dari permukiman kumuh. Setelah mengetahui kisahnya, Tuan Muda memutuskan untuk membantunya dengan melunasi seluruh hutang Vin menggunakan uang jajannya sendiri. Dia juga menjanjikan pekerjaan di mansion."

"Ah, tentang itu, Tuan Muda memerintahkan saya untuk meminta izin kepada Anda agar Vin bisa bekerja," tambah Riko.

Robert terdiam sejenak wajahnya penuh nostalgia, sebelum akhirnya berkata, "Dia sangat perhatian pada temannya, ya?"

Riko bersemangat melanjutkan, berharap Robert bisa mengubah pandangannya terhadap Leon.

"Benar, Tuan! Saya rasa Tuan Muda tidak seburuk yang Anda pikirkan. Dia sangat baik hampir seperti nyonya."

"Bukan hanya itu, ternyata Tuan Muda sangat pandai berkelahi. Ia mengalahkan tiga gangster yang menjebak temannya. Awalnya, saya tidak percaya dengan mata saya sendiri, tetapi itu kenyataan yang mengejutkan!" ucap Riko antusias.

Robert sedikit terkejut. Selama ini, ia menganggap Leon adalah anak lemah dengan imun yang buruk. Namun, mendengar laporan dari bodyguard kepercayaannya benar-benar mengejutkan. Dengan ini, dia tidak perlu khawatir soal kecurigaan Leon di rundung di sekolah nya.

New Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang