"Stop baby."
"Stop baby."
"Stop baby."
Suara yang disertai bunyi sirine yang cukup keras memenuhi Family Room.
Deyan mengangkat sebelah alisnya saat mendengar suara mekanis perempuan yang mendayu.
"Ah.., sepertinya ponsel Leon tidak jauh dari sini." Deo memegang ponselnya, tersenyum pada semua orang yang duduk di depannya.
Deyan merasa sangat aneh, dia menoleh pada sumber suara yang rupanya berasal dari tas pink dengan hiasan boneka putih digantung di depannya, yang di pegang salah seorang pelayan.
"Berikan." Ucap Deyan pada pelayan itu, Lina.
Lina tergagap dan dengan cepat memberikan tas lucu itu pada sang tuan muda.
Dengan kasar Deyan membukanya, mengeluarkan semua buku juga isinya.
Beberapa saat kemudian, Deyan memegang sebuah ponsel dengan silikon biru muda. Ponsel itu mengeluarkan suara perempuan yang lebih keras dari yang tadi.
Kini mata elang Deyan tak lagi tertuju pada Leon melainkan Indria yang kini terdiam.
" .. jelaskan, kenapa ini ada di tasmu." Ujarnya dengan nada tegas andalannya.
" I itu..., aku.., tidak- tau." Indria terbata bata, dia gugup hingga tak dapat berpikir. Mungkin karna baru kali ini siasatnya tidak berjalan sesuai jalur.
" Kenapa kakak mengawasi Leon sampai seperti itu, bahkan aku saja tidak. Apakah kakak benar benar lebih peduli pada si sialan dari pada aku?." Gadis itu mengepalkan tangan dengan keras di atas lutut.
"Kak jangan seperti ini, bisa saja Leon yang sengaja menaruhnya disana! Karna tau ini akan terjadi!."
"Benar!, dia sangat licik!." Cassia Luna serentak membela teman dekat mereka.
Cassia menggenggam tangan Indria untuk menenangkan gadis itu.
" HAH!." Leon tertawa mengejek, memandang mereka seperti segerombolan monyet yang berlomba mengeluarkan pakikan mereka.
"Teratai busuk ini bilang aku mengirim pesan jam sepuluh. Dan dari jam sepuluh hingga sekarang, aku tak pernah menyentuh kalian dan tas kalian!." Ujar Leon.
"Bi-bisa saja kau menyuruh orang lain saat kami lengah!." Ucap Luna.
" Orang lain bisa saja menjadikan ku kambing hitam untuk mencelakai dia!."
" Tapi Indria tidak pernah punya musuh!, hanya kau yang berniat buruk padanya!." Luna menatap Leon dengan mata menyala nyala.
Jika dilihat dengan lebih teliti mereka jelas mencoba menyudutkan Leon, dan menjadikannya sebagai tersangka.
" Fuck you." Gumam Leon dengan wajah memerah, lonjakan rasa kesal dan marah membuat emosinya kembali tak stabil, itu naik ke kepalanya memicu Migrain nya untuk datang.
" Hah.. sial.. ." Batinnya sambil meringis pelan.
Melihat Leon yang kehilangan warna, membuat Deo khawatir, " Ada apa?." Bisiknya lembut pada sang adik.
" Tidak, selesaikan saja ini dengan cepat." Jawab Leon sambil memijat kepalanya, pelan.
"Aku akan memeriksa CCTV di sekolah kalian. Kalau Leon benar benar terlibat aku akan menghukum nya." Ucap Deyan dengan raut datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
New Soul
Fantasía(Saya merevisi banyak hal, banyak, sungguh. Dan jika berkenan kalian bisa membaca ulang.) ®®®® Anak yatim pintu yang harus berguling guling di lumpur hanya untuk hidup keesokan harinya. Dan dengan usaha dan kerja keras tiada henti, dia berada di pun...