BAB 4

8.4K 792 30
                                    

Leon memasuki kelas dengan hoodie putih nya .dia tak terbiasa dengan kebisingan disini yang memang sangat berisik dimana anak anak puber ini memakik  dan berteriak bak hewan , jadi dia menyumpal telinga nya dengan Earphone .

Kehadiran leon di kelas seakan menjadi mahknet tersendiri bagi teman sekelasnya . Mereka langsung memandangi leon hingga anak itu duduk di kursi nya yang berada di pojok belakang berdekatan  dengan jendela terbuka .

Surai perak nya berkibas bersamaan dengan hembusan angin .

Wajah tampannya dapat menghipnotis seluruh kelas untuk terus memandangi nya ,di tambah aura leon seolah memiliki daya tarik sendiri .

Lena siswi satu kelas dengan leon . Memandangi leon seolah dia adalah aktor korsel yang sangat tampan . "Andai semua cowok kayak dia ,kenyang aku Ri . Ganteng banget. " Menaruh dagunya di lipatan tangan sambil menatap takjub ke arah Leon .

"Tiga Minggu lalu kamu gak bilang gitu tuh ." Rica menatap Lena dengan tatapan mengejek ,karna beberapa Minggu lalu lena lah yang paling sering menghina leon sebagai cowok ter cupu internasional juga melencehkan pemuda itu secara verbal .

Lena memanyunkan bibir nya kesal. " Realistis aja kali Ri , Leon yang sekarang sama yang kemarin kemarin itu beda . Tentu perlakuan yang dia dapat juga beda . siapa yang bakal suka dia yang Minggu lalu ? ,udahlah pendiam , kasar tapi lemah , nunduk mulu , berantakan kayak gembel lagi ."

" Tapi Leon yang sekarang tuh bikin , gimana ya.. bikin jatuh cinta ? ." Ucapnya lagi , kembali menatap leon dengan mata berkilau .

"Kalau emang suka , kenapa gak deketin  ." Saran rica sambil duduk di meja Lena .

" Aku emang rencana nya gitu ,gak perlu kamu kasik tau!  ." Lena mengibaskan rambut warna merah nya lalu mendekati meja leon dengan percaya diri .

" Penyakit narsis nya kumat." Rica bergumam sambil menggulir mata dengan ekspresi jengkel .

Lena memainkan jarinya ,berdiri di depan meja leon ."Ehem . Leon . aku... mau minta maaf ~ ."

"Huek . Kayak  kambing ." Gumam rica mengomentari suara lena yang di buat semenggemaskan mungkin tapi itu malah menambah kesan jijik nya pada Lena .

"Aku sadar kalau aku salah , aku minta maaf banget buat itu . Aku harap kamu bisa maafin aku Leon  ." Ucap lena lembut beserta senyum andalan nya , memperlihatkan lesung pipinya yang terparkir cantik di pipi kanan nya .

"Huek Bulshit LeLe , bulshit." Rica kembali bergumam sambil memandang sahabat nya remeh . Lena adalah teman terdekat juga cewek ter murahan dan gampangan yang dia kenal . Andai saja ada yang mau berteman dengan dirinya selain lena ,sudah pasti rica akan menendang gadis itu jauh jauh .

" Cewek genit .semua cowok ganteng di goda semua . Emang sasimo handal ."

Lena mengepalkan tangan nya sambil berbalik pada rica masih dengan senyuman nya   ."bisa diam gak? ."

"Y ."

"Tcih ." Menyelibkan rambut nya di belakang telinga lalu fokus kembali pada leon .

"Leon ,aku ... Leon kamu dengerin aku gak ?." Ucap lena saat menyadari leon tidak pernah menoleh atau menatapnya dan tetap fokus menonton siswa siswa memakai baju olahraga yang sedang lomba lari di bawah .

"Leon !."

Leon menoleh pada gadis rambut panjang merah mencolok di depan nya .

Lena tersenyum malu malu saat tatapan mereka berdua bertemu . Tatapan mata sayu dengan pupil seindah langit itu seolah membuatnya terbang .

" Leon mau maafin aku  ? . " Pipi gadis itu memerah malu seperti malunya kucing .

Leon menyenderkan tubuhnya di kursi .menilai lena dari atas sampai bawah . Lena , cewek ber Baju ketat , rambut merah ngejreng , make-up mencolok ,dan perfum menyengat .leon sudah cukup sering melihat deskripsi cewek seperti lena dan rata rata cewek seperti itu sangat menyebalkan .

New Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang