Ruangan khusus, di lengkapi dengan semua yang diimpikan para remaja. VR Gaming, Virtuix omni, serta peralatan game lain yang berbasis teknologi imersif.
Tempat ini bagai surga remaja, dimana semua nya terlihat mewah dan mengesankan.
Hanya saja, tempat ini adalah sebagian kecil dari semua yang dimiliki Eder.
Drio menghisap rokok di jemarinya, menikmati sensasi hangat yang menjalar di tenggorokan. Rasa asam dan sedikit pahit menyentuh lidahnya, bercampur dengan getir tembakau yang terbakar.
"Dia berubah sangat banyak. Aku jadi penasaran apa yang dilakukan Pikachu selama kita pergi." Ucapnya, melepaskan asap tembakau dari bibirnya.
" Ya, anak itu memang semakin berani, sangat menakutkan." Aigen tertawa keras, duduk di atas kursi simulator yang berguncang mengikuti setiap gerakan kendaraan virtualnya. Tangannya erat menggenggam kemudi, matanya fokus menatap layar di depannya.
Drio mendengus, lalu dengan kasar menjatuhkan dirinya di atas punggung seorang anak bertubuh besar dan berkulit kecoklatan, anak itu hanya diam tanpa berniat melawan. Dia bahkan tak berani bersuara sedikit pun, takut mengalihkan perhatian orang orang ini padanya.
Drio meneguk segelas alkohol dengan kadar cukup tinggi. "Yah, ada yang aneh dengan anak itu. Dia sangat berani!."
Eder tetap diam, tangannya mendorong stik biliar ke arah Cue Ball. Satu per satu bola warna-warni masuk ke lubang dengan akurat. Wajahnya sedatar meja biliar, tanpa ekspresi.
Tapi Eder terus berpikir tentang Pikachunya, kenapa tiba tiba begitu berani. Bahkan membuat jahitan di perutnya terlepas, dan rasanya masih perih sampai sekarang.
Sejak awal, mereka memang tidak dalam kondisi baik. Eder sudah terluka, membatasi pergerakannya, dan memberikan Leon peluang untuk menjatuhkan nya. Kalau tidak bagaimana bisa anak bertubuh kecil dan lemah seperti Leon bisa melawannya.
Leon telah berani melawannya, walau itu menggemaskan itu tetap menganggu.
"Tapi kurasa sikapnya cukup masuk akal. Memikirkan bagaimana kita mengganggu nya selama ini, akan aneh kalau dia tidak gila." Aigen berucap santai, lalu berdecak kesal melihat mobil di layar terguling guling di arena.
" Bagus kalau dia sungguh gila, kita akan lebih mudah bermain." Sahut Drio menekan putung rokoknya pada tempat duduknya.
"Agggh..." Anak berkulit coklat yang dipaksa menjadi sandaran Drio akhirnya tumbang ke lantai, membuat gelas yang dipegang Drio jatuh tepat di kepalanya.
"Goddamn it, you idiot!." Drio menendang kepala anak malang itu. "Tidak berguna."
"Maaf maaf..." Anak itu gemetar ketakutan, tubuhnya terluka dan rasanya remuk hingga ke tulang.
Dulunya, ia hidup nyaman di bawah naungan Eder memalak anak lain sesukanya, menindas mereka kapan saja dia mau, dan berada di atas awan. Tapi suatu hari dia terjatuh dan menempati posisi terbawah sebagai pecundang.
Kekuasaan dan uang Eder bagaikan gula, menarik anak-anak lain seperti semut. Mereka mendekat, berharap mendapatkan cipratan kekayaan dan kekuasaannya dan menggunakan nya sesuka hati. Namun, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan iblis.
Eder menganggap mereka tidak lebih dari mainan hidup yang bisa ia permainkan. Mereka mendapatkan uang, sementara Eder mendapatkan hiburan.
Namun, hubungan Eder dengan Leon berbeda. Leon tidak mendapat apa pun dari mereka selain penyiksaan.
Eder tersenyum tipis sambil meniup ujung stik biliar. "Tidak mungkin aku membiarkan Pikachu menggila."
"Hidup tenang sebagai mainanku, itu sudah menjadi tujuan hidupnya sejak awal."

KAMU SEDANG MEMBACA
New Soul
Fantasi(Saya merevisi banyak hal, banyak, sungguh. Dan jika berkenan kalian bisa membaca ulang.) ®®®® Anak yatim pintu yang harus berguling guling di lumpur hanya untuk hidup keesokan harinya. Dan dengan usaha dan kerja keras tiada henti, dia berada di pun...