Bab 9

654 87 82
                                    

Tomboy adalah lagu yang dipilih Hoetaek, anggotanya terdiri dari empat orang, Hoetaek, Shanbin, Zhanghao, dan Gunwook, lagu aslinya dinyanyikan oleh girl grup, nadanya sangat tinggi, pada saat penentuan nada kunci Hoetaek dan tim memutuskan untuk memakai nada yang dua kali lebih rendah dari aslinya, bukan artinya mereka tidak mampu menyanyikannya, tapi untuk mencapai nada tinggi wanita itu cukup berisiko, apalagi mereka akan tampil dengan live band.

Iya, Hoetaek memilih lagu yang ada di kategori vocal dan rap, artinya kemampuan yang harus dipamerkan adalah bernyanyi juga mengaransemen sebuah lagu, serta membuat lirik untuk rap. Masalah koreografi, mereka tak membutuhkan gerakan baru, mereka hanya akan menggunakan koreografi aslinya yang  diubah sedikit lebih santai.

Sebenarnya Hoetaek tak mengalami banyak kesulitan dalam mempersiapkan penampilannya kali ini, tapi ketika hari evaluasi di depan para peserta pelatihan lainnya datang, Hoetaek mempunyai sedikit masalah.

"Kau terlihat lebih imut hari ini, Hyung." Shanbin berseru sebelum acara evaluasi di mulai. Para peserta pelatihan belum berkumpul di ruangan, termasuk Jiwoong, lelaki itu tidak mendengar pujian Shanbin untuk Hoetaek, bahaya sekali jika dia sampai tahu.

"Hahahah, mungkin itu cuma perasaanmu saja." Hoetaek tertawa canggung, matanya gelisah menatap ke sana kemari, entah apa yang sedang dia cemaskan.

"Iya tahu, kenapa kau terus menutupi lehermu, sih? Aku 'kan jadi gemas." Leher? Refleks Hoetaek menaikkan kerah jaketnya. Sedari tadi Hoetaek memang menutup seluruh auratnya dengan jaket pelatihan.

"Ohh, ini aku hanya merasa dingin, masih pagi," tuturnya berusaha mencari alasan yang tepat supaya Shanbin tidak bertanya lagi, dan tidak penasaran tentang sesuatu yang ada di balik jaketnya.

Hoetaek sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan tanda kemerahan di lehernya. Dia memakai bedak, tentu saja, tapi dia tetap khawatir bekasnya masih terlihat, kalian tahulah apa yang berusaha disembunyikan oleh Hoetaek, jejak kemesraannya dengan Kim Jiwoong.

Berbeda dengan Hoetaek, si pelaku malah terlihat santai saja, melenggang ke tengah ruangan tanpa beban sama sekali, dia duduk di depan Hoetaek, bersama dengan rekan timnya, di sampingnya ada Gyuvin, dia sempat menyapa sebelum menyaksikan tim yang pertama tampil.

Mereka bergiliran membuat penampilan, Shanbin sudah lupa dengan rasa penasarannya, dia terlarut menikmati, mengamati dan sedikit menilai.

"Hyung, aku punya ide," tuturnya tiba-tiba, Hoetaek menoleh ke samping. "Bagaimana kalau di bagian kita bernyanyi bersama, kau dan aku mendekatkan kepala, berhadapan begitu, itu pasti keren."

"Eum ..." Hoetaek pura-pura berpikir padahal sedari tadi dia sangat setuju dengan ide Shanbin, tapi masalahnya seseorang di depan sana diam-diam sedang mencuri dengar percakapan mereka, alias menguping. "Kurasa itu ide bagus, tapi kita akan mencobanya nanti, untuk sekarang kita lakukan dulu apa yang sudah kita latih, ya?"

Shanbin mengangguk, kalimat Hoetaek terdengar masuk akal, walau sebenarnya itu adalah pernyataan penenang untuk Jiwoong, tentu Hoetaek tak mau lelaki itu mengamuk di tengah penampilan timnya.

Namun, dugaan Hoetaek ternyata tidak sepenuhnya benar, Jiwoong memang kesal, tapi ketika bertemu setelah evaluasi dia tidak merajuk seperti kemarin-kemarin.

"Hyung, lakukan apapun yang menurutmu adalah pilihan terbaik."

"Eh?"

"Seperti yang pernah kubilang, kau bisa menggunakanku sebagai pijakan untuk menggapai tujuanmu, aku tidak berbohong, Hyung. Aku tak akan jadi penghalang untuk kesuksesanmu, aku ingin kau menampilkan yang terbaik."

Lukewarm || Hui-Jiwoong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang