Rani adalah wanita berusia 25 tahun, dia adalah seorang istri dari pengusaha disalah satu kota di Bandung. Rani adalah wanita yang sabar, anggun, dan istri yang sangat memuliakan suaminya, semenjak dia menikah dia memilih menjadi seorang ibu rumah tangga agar bisa mengabdi secara penuh terhadap suami dan anaknya kelak.
Fadi lelaki berusia 26 tahun, dia adalah sumai dari rani. Dia suami yang sangat bertanggung jawab, setia serta sangat memuliakan istrinya. Lelaki yang penuh cinta dan kasih terhadap sang istri serta sangat bertanggung jawab terhadap rumah tangganya.
Rumah tangga rani dan fadi terlihat sangat sempurna, namun di usia tiga tahun pernikahan mereka belum dikarunia anak. Malam ini adalah tepat ulang tahun pernikahan mereka.
Mereka merayakan ulang tahun pernikahannya dengan dinner di salah satu restoran, ya memang sederhana namun momen seperti ini sangat berharga mereka tidak hanya sekedar makan namun sambil membericakan hal ataupun uneg - uneg selama satu tahun belakang ini.
"Mas maafin aku ya pernikahan kita sudah berjalan 3 tahun, Tapi kok aku belum hamil - hamil ya".
"Tidak papa sayang anak kan rezeki dari tuhan kita hanya bisa berdoa dan berusaha, jadi kita harus giat usahanya" sambil mengedipkan mata
Mendengar ucapan fadi dia mencubit fadi karena kesal, dia sedang serius eh suaminya malah menggodanya.
" aaaahhhhh kenapa dicubit sih sayang kan sakit" sambil fadi mengusap lengannya.
"biarin abisnya mas sih ngapain ngomong gitu, ini kan lagi dtempat umum " ucap rani sambil mendelikkan matanya kepada fadi
"sama istri sendiri juga gakpapa kali" sambil tersenyum lebar
Setelah itu mereka melanjutkan makannya dan berbicang ringan bernostalgia tentang pernikahan mereka.
Pagi hari
Hari ini adalah hari minggu rani bersantai dikamar sambil rani bermain hp, saat sedang bermain hp rani membuka kalender haidnya yang ternyata hari ini dia sudah telat haid selama 2 minggu.
" yaampun aku udah telat haid ternyata, apa coba aku testpack aja ya barangkali beneran hamil, tapi kalau hasilnya kayak sebelumnya gimana ya " batin rani
fadi yang memperhatikan raut wajah rani seperti orang gelisah pun mendekat kepada istrinya yang tengah berselonjor di tempat tidur
"kamu kenapa kok kayak gelisah gitu ?" tanya fadi
Kehadiran fadi membuat rani sedikit terkejut dan membuyarkan lamunannya.
"ah.. enggak mas" ucap rani gugup
"kamu gak usah bohong, aku tau kamu lagi ada yang dipikirin"ucap fadi sambil duduk disebelah istrinya
rani terdiam sejenak " aku barusan liat hp mas" ucap rani ragu
" terus ?" tanya fadi
" pas liat tabggal ternyata aku udah telat haid 2 minggu" ucap rani lirih
"beneran kamu ?" tanya fadi dengan excited
"iya mas " jawab rani dengan menatap fadi penuh keraguan
" yaudah coba aja testpack" ucap fadi dengan semangat
"aku takut mas kalau hasilnya kayak yang udah udah" ucap rani lesu
"gakpapa coba aja dulu sayang barangkali ini hadiah ulang tahun pernikahan kita" ucap fadi meyakinkan
Rani pun akhirnya memberanikan diri untuk melakukan testpack, dia sangat gugup mengunggu hasil didalam kamar mandi begitupun fadi juga sangat gugup menggu hasil testpack rani hari ini. akhirnya setelah beberapa menit rani keluar kamar mandi dengan tangisan dan langsung memeluk fadi.
"gakpapa mungkin belum rejeki" ucap fadi karena mengira hasilnya negatif
rani pun tanpa berkata apapun memberikan testpack kepada fadi. fadi yang melihat itupun tidak bisa menahan air matanya dan kembali memeluk sang istri.
"alhamdulillah sayang allah kasih kita kepercayaan, besok kita periksa ya" ucap fadi
rani mengangguk didalam pelukan fadi. mereka sangat terharu dengan hadiah pernkahan mereka yang ketiga ini. fadi sangat bersyukur malaikat kecil itu akhirnya hadir didalam rahim sang istri, begitupun dengan rani dia sangat bersyukur atas kehamilan yang sudah dinantikan selama tiga tahun ini.
Keesokan harinya rani dan fadi pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan apakah benar istrinya benar - benar hamil. Fadi memang sengaja meliburkan diri dari kantor hari ini untuk mengantar rani ke dokter. Rasa semangat gugup bercampur menjadi satu, anugerah yang selama ini mereka nanti selama tiga tahun akhirnya hadir juga. Didalam mobil mereka hanya berbincang ringan untuk menghilangkan rasa gugup yang dirasakan, tak lama setelah itu mereka sampai di salah satu rumah sakit.
"Selamat pagi bu, ada yang bisa dibantu ?" tanya ramah petugas rumah sakit itu
"Saya mau periksa ke dokter kandungan mbak" ucap rani
"Apakah sudah daftar lewat online atau belum " tanya kembali petugas rumah sakit itu
"Belum mbak" jawab rani
"Baik kalu begitu boleh pinjam kartu identitasnya sebentar bu" ucap petugas rumah sakit itu
Rani pun langsung menyerahkan kartu identitasnya kepada petugas rumah sakit tersebut
"Baik bu, ibu bisa langsung ke poli" ucap petugas rumah sakit itu sambil mengembalikan kartu identitas milik rani
"iya mbak, dimana ya mbak polinya ?" tanya fadi
"Dari sini lurus lalu belok kanan" ucap petugas rumah sakit itu sambil menunjuk ke arah yang ditunjukkan
"Oke terima kasih mbak" ucap fadi
" Iya sama - sama" jawab petugas rumah sakit itu
Mereka pun berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh petugas rumah sakit untuk menuju poli kandungan. Lalu mereka duduk di kursi tunggu yang tersedia disana sudah ada beberapa orang yang menunggu, satu per satu nama dipanggil masuk ke dalam untuk melakukan pemeriksaan.
"Putri rania" ucap suster yang berdiri di didepan pintu
"Iya sus" jawab rani
"Silahkan masuk bu" ucap suster itu
Rani terdiam sejenak karena gugup, fadi pun sama gugupnya ini adalah saat yang sangat dinantikannya. Fadi mengulurkan tangannya kepada rani, rani pun menyambut uluran tangan fadi. Rani menggenggam erat tangan fadi untuk mengurangi rasa gugupnya, mereka pun masuk ke ruang dokter dengan tangan saling menggenggam tangan.
"Selamat pagi pak bu " ucap dokter obgyn itu ramah
"Pagi dok" ucap rani dan fadi bersamaan
"Gimana , ada yang bisa saya bantu ?" tanya dokter itu
" Jadi gini dok saya kan sudah telat dua minggu terus saya testpack hasilnya positif"ucap rani
"Baik bu, mari saya periksa silahkan berbaring disana" ucap dokter sambil menunjuk kasur di dekat alat USG
Rani pun berjalan ke arah yang ditunjukan dokter dan berbaring di atas kasur itu sambil dibantu suster. Dokter pun melakukan pemeriksaan menggunakan USG untuk memastikan apakah rani benar - benar hamil.
"Iya bu ibu benar hamil, ini namanya kantong kehamilan dan ini janinnya" ucap dokter sambil menunjuk layar monitor mesin USG
Rani yang mendengar itu tak bisa membendung air matanya, dia tak menyangka hal selama tiga tahun ini dia nanti akhirnya hadir didalam rahimnya. Begitu juga fadi dia sangat bahagia mendengar ucapan dokter, tatapan bahagia saat melihat layar monitor yang menujukkan kantong dengan titik kecil didalamnya.
Mereka sangat bahagia kehamilan yang telah lama mereka nanti akhirnya terwujud di tiga tahun pernikahan mereka, dan itu bukan waktu yang singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pregnancy
General FictionKisah sepasang suami istri yang berjuang pada kehamilan anak pertama yang penuh dengan cobaan. Semoga menikmati