Ruang rawat
Rani sudah dipindahkan ke ruang rawat, rasa sakitnya pun sudah sedikit berkurang pendarahannya juga sudah berhenti.
"Masih sakit enggak perutnya ?" tanya fadi lembut
"Sedikit" jawab rani singkat
" Aku minta maaf ya udah bentak kamu tadi" ucap fadi
" Iya mas, aku juga minta maaf aku egois padahal kamu lagi ada masalah dikantor" ucap rani
" Enggak aku yang salah harusnya aku enggak bawa masalah kantor kerumah" ucap fadi penuh dengan penyesalan
" Udah enggak usah dibahas mas, mas pasti capek. Udah mas istirahat aja" ucap rani
"Iya kamu juga istirahat ya, biar cepet sembuh" ucap fadi dengan lembut
" Kamu tidur sini" ucap rani sambil menepuk kasurnya
" Jangan nanti kamu sempit, enggak nyaman tidurnya" ucap fadi
" Aku pingin kamu tidur disini" ucap rani
"ssstttttt......" rintih rani
" Kenapa sakit lagi ya ?" tanya fadi panik
" Enggak cuma sedikit kok mas" ucap rani
" Yaudah aku tidur sini, kamu istirahat ya tidur" ucap fadi sambil naik ke ranjang rani
Rani berbohong hanya untuk membuat suaminya tidak khawatir dan menambah beban pikirannya. Dengan susah payah rani mengatur nafasnya dan memejamkan matanya, dengan sesekali menggigit bibirnya kuat- kuat. Dia menggesekkan kedua kakinya, dengan suara merintih pelan yang akhirnya keluar dari mulutnya.
" Aku harus kuat, demi mas fadi" ucap rani didalam hati
==============================================================================
Rani terbangun sekitar pukul tiga pagi, perutnya terasa sangat sakit. Dia menggigit bibirnya untuk mencegah rintihannya keluar agar tidak mengganggu fadi yang tengah tertidur pulas. Namun rasa sakitnya semakin tidak tertahan air matanya jatuh karena rasa sakit yang dirasakan jauh berkali - kali lipat dari yang dirasakan sebelumnya, dia meremas selimut yang ia kenakan. Fadi yang merasakan pergerakan dan suara rintihan rani pun terbangun, fadi terkejut melihat rani tengah menangis sambil mencengkram selimut dengan kuat.
" Sayang kenapa ?" ucap fadi panik
" Sakit" ucap rani
" Bentar aku panggil suster dulu " ucap fadi sambil menekan bel yang terdapat diatas tempat tidur rani
Tak lama setelah fadi memencet bel suster pun datang
" Ada apa pak ? " tanya suster
" Ini istri saya kesakitan sus " ucap fadi
" Saya periksa dulu ya " ucap suster
Suster pun mengangkat selimut untuk memeriksa keadaan rani pun terkejut karena daerah paha rani sudah banyak darah mengalir. Fadi yang melihat banyaknya darah semakin panik namun dia berusaha untuk tetap tenang agar rani tidak ikut panik.
" Saya panggilkan dokter dulu ya pak, Ibu atur nafasnya ya " ucap suster lalu berlai keluar ruangan
" Sakit.... mas.." ucap rani terbata-bata
" Iya sayang kuat ya, atur nafasnya ya" ucap fadi sambil menggenggam tanyan rani
Rani sudah tidak bisa berkata - kata dia sekuat tenaga untuk mengatur nafasnya. Perutnya terasa seperti digiling, bulir air matanya tidak dapat dibendung. Fadi yang melihat keadaan rani hatinya terasa sakit dia tidak tega melihat rani yang sangat kesakitan. Tak lama dokter pun datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pregnancy
General FictionKisah sepasang suami istri yang berjuang pada kehamilan anak pertama yang penuh dengan cobaan. Semoga menikmati