Rasa Syukur

206 9 0
                                    

Rani mencoba membuka matanya perlahan, rasanya sangat berat untuk membuka matanya secara sempurna. Namun untuk mengeluarkan suara juga sangat susah tenggorokannya terasa sangat kering, yang ia bisa lakukan adalah menggerakkan ujung jarinya. Rani hanya mampu meneriakkan nama suaminya didalam hati dan berharap ada orang yang bisa membantunya untuk memanggilnya. Hampir lima menit rani hanya mampu meneteskan air mata tanpa diketahui oleh siapapun bahwa ia telah bangun dari tidur panjangnya.

Suster ICU yang secara berkala selalu melakukan pengecekan terhadap pasien saat tiba di bilik rani pun terkejut melihat rani yang sudah memnuka matanya, suster pun langsung memanggil dokter sambil mengecek keadaan umum rani. Tak lama setelah itu dokter datang memeriksa rani, setelah hampir sepuluh menit rani diperiksa, dokter memanggil fadi untuk menjelaskan kondisi rani.

" Ada apa ya dok, istri saya baik - baik saja kan ?" tanya fadi beruntun karena tak biasanya ia dipanggil disaat bukan waktu visit dokter

" Saya mau menyampaikan kabar baik pak, istri bapak sudah siuman dan tekanan darahnya juga sudah cukup stabil walaupun masih diangka 130/80 mmmhg. Itu berkembangan yang cukup baik, namun untuk saat ini ibu rani belum bisa kami pindahkan ke ruang rawat biasa karena kami masih terus pantau" jelas dokter

" Alhamdulilah, saya boleh menemui istri saya dok ?" tanya fadi dengan nada bergetar karena ia sangat senang mendengar hal ini

" Boleh tapi hanya lima menit ya pak, kan ini bukan jam kunjungan"

" Terima kasih dok" ucap fadi langsung melesat menuju bilik rani

Fadi secara perlahan menarik tirai yang membatasi setiap pasien, tangannya bergetar hebat. Saat tirai sudah terbuka secara sempurna, ia melihat seorang wanita yang sangat ia rindukan senyumannya tersenyum tipis kearahnya. Fadi yang melihat hal itu seakan semangat yang hilang berhari - hari muncul seketika, ia menghampiri rani dan langsung mencium kening rani dengan tangisan yang tak bisa ia bendung. Rani pun tak bisa membendung air matanya, ia secara perlahan menggenggam tangan fadi.

" Sayang....." ucap fadi dengan sisa air mata, namun rani masih belum kuat untuk mengeluarkan suaranya

" Maafin aku" entah mengapa hanya itu yang mampu fadi ucapkan, rani mengelus pipi sang suami dan menggeleng pelan

" Kamu harus sehat ya, kamu harus kuat. Aku sama arka udah nunggu kamu" ucap fadi, namun raut wajah rani menunjukkan kebingungan. Fadi yang sadar akan hal itu tersenyum lalu mengecup tangan rani

" Arka itu nama panggilan nama anak kita, dia sekarang udah mulai gembul tau Yang...." tak sampai selesai ia bercerita dengan rani mengenai anaknya, suster sudah mengintrupsi kalau waktu yang diberikan sudah habis dan fadi harus segera keluar

" Besok aku cerita lagi ya, sekarang kamu istirahat. Aku enggak kemana - mana kok, aku nungguin kamu didepan ya" ucap fadi setelah itu mencium kening rani lagi sebelum pergi.

Rasanya fadi sangat gembira semangat hidupnya kembali seratus persen, belahan jiwanya yang ia rindukan akhirnya kembali dapat menampilkan senyumnya walaupun tipis dan ia dapat melihat sorot mata teduh yang selalu ia rindukan. Tak henti - hentinya fadi mengucap syukur terhadap tuhan karena mengabulkan doanya, ia semakin percaya selepas badai akan ada pelangi. Ia mendapatkan kabar gembira secara berturut- turut mulai dari anaknya yang dapat segara keluar dari NICU dan sekarang istri yang sangat ia cintai juga akhirnya bangun dari tidur panjangnya.

Diluar papa toni dan mama sintya harap - harap cemas menunggu kabar dari fadi, dan saat melihat fadi keluar ruangan dengan wajah sumringah. Mereka langsung menghampiri fadi

" Gimana fad, raninya baik kan ?" tanya mama sintya tanpa basa - basi

" Rani siuman ma" ucap fadi sambil memeluk sang mama

" Ya allah, alhamdulillah" ucap mama sintya terharu, papa toni yang mendengar hal tersebut pun ikut berpelukan, mereka seperti teletabis yang sedang berpelukan

" Fadi ini mama boleh enggak masuk buat liat rani ?" tanya mam sintya exited

" Enggak boleh ma soalnya bukan jam besuk tadi aja aku cuma lima menit" jawab fadi yang membuat wajah mama sintya kecewa

" Udahlah ma gakpapa yang penting rani alhamdulillah sudah sadar, kita doakan rani biar kondisinya terus membaik dan keluar dari ICU" ucap papa toni yang berusaha menenangkan sang istri

Malam hari

Malam ini rasanya fadi ingin memutar jam secara cepat agar dapat segera pagi dan dapat bertemu dengan sang istri. Ia berusaha memejamkan matanya namun terasa sangat sulit sama seperti saat hari pertama rani dan arka masuk di ICU dan NICU namun bedanya kali ini karena rasa senang dan tak sabar ingin berjumpa dengan mereka. dan malam ini mama sintya juga tidak pulang karena juga tak sabar ingn segera bertemu dengan menantu serta cucunya, sebenarnya ketiganya juga tak dapat segera tidur karena rasa exitednya.

Pukul Tiga Pagi

Karena fadi tak dapat tidur nyenyak ia memutuskan untuk ke musjid yang ada di lingkungan rumas sakit, untuk mengucapkan syukur atas apa yang terjadi kemarin. Ia tak menyangka doanya terkabul dengan cepat dan disaat bersamaan, ia tak henti - hentinya mengucap syukur atas semuanya. Setelah selesai sholat shubuh kembali ke ruang tunggu khusus penunggu ICU, namun ternyata ia tak mendapati kedua orang tuanya karena mama sintya juga papa toni juga berada di masjid namun entah bagaiman tidak bertemu dengan fadi.

Setelah mama sintya dan papa toni kembali dari masjid, papa toni pergi untuk mencari sarapan. Fadi dan mama sintya kembali meringkuk dibalik selimut tipis dan alas tidur yang sudah hampir seminggu menjadi alas tidur fadi dan papa toni selama di rumah sakit. Setelah lima belas menit berlalu papa toni kembali dan mereka bertiga sarapan bersama dengan rasa semangat buka seperti hari - hari sebelumnya.

Jam sudah menunjukkan pukul Tujuh pagi, mereka semua menuju ruang ICU untuk menjemput baby arka yang akan keluar dari NICU hari ini. Setelah visit dokter dan menunggu hampir dua jam akhirnya fadi dapat menggendong bayi mungil yang untuk berada di posisi sekarang banyak berjuangan yang harus dihadapi, ia sangat terharu ketika pertama kali menggendong bayi yang semala ini hanya berada di dalam box kecil dengan berbagai selat dan alat yang menempel di badannya.

 Setelah visit dokter dan menunggu hampir dua jam akhirnya fadi dapat menggendong bayi mungil yang untuk berada di posisi sekarang banyak berjuangan yang harus dihadapi, ia sangat terharu ketika pertama kali menggendong bayi yang semala ini hanya ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pict. from google)

Bayi laki - laki yang selama hampir delapan bulan hanya dapat ia lihat di layar monitor USG serta hanya dapat ia rasakan pergerakannya ketika mengelus perut sang istri, kini ia dapat dekap dengan erat seakan tak boleh ada satupun bahaya atau ancaman yang dapat menyentuhnya.

My PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang