Hari demi hari berlalu, kini kondisi rani sudah membaik dan sudah boleh menjalankan aktivitas seperti biasa walaupun tetap saja rani tidak boleh terlalu lelah. Tak terasa kini kandungan rani sudah memasuki usia 16 minggu atau 4 bulan, dan besok akan diadakan acara pengajian empat bulanan kehamilan rani. Karena acara tersebut orang tua fadi menginap di rumah fadi untuk membantu mempersiapkan acara ini.
Di ruang keluarga
"Fad besok kamu yang baca surat yusuf ya" ucap mama sintya sambil memeriksa cinderamata yang akan dibagikan besok
"Jangan ma, aku ngajinya enggak bagus. Orang aja yang baca ya ma, jangan fadi" ucap fadi memohon agar tidak disuruh mengaji di depan umum, menurut fadi kemampuan dalam mengaji tidak pantas untuk didengarkan oleh orang banyak disuatu acara
" Masak buat acara anaknya sendirj enggak mau sih fad" timpal papa toni
"Bukanya enggak mau pa tapi kan fadi ngajinya enggak jago- jago amat, malu nanti kalau salah bacanya" ucap fadi sambil mengangkat cinderamata yang sudah dihitung oleh sang mama
"Yaudah biar besok ibu- ibu pengajian aja yang baca, makanya kamu tuh dulu kalau disuruh ngaji itu berangkat ngaji bukannya malah ngeluyur main" ucap sang mama kesal yang hanya mendapat cengiran kuda dari fadi
"Ran udah sana istirahat besok pasti capek" ucap mama sintya menyuruh rani segera istirahat
"Fad ajak istrimu ke kamar" timpal papa toni
" Enggakpapa ma, aku enggak capek kok" ucap rani
Tanpa berkata apapun fadi langsung meraih tangan rani dan membantunya untuk berdiri walaupun awalnya ditolak oleh rani.
"Mama sama juga istirahat aja kan udah selesai ngecek- ngeceknya" ucap fadi
"Iya mama sama papa mau nonton berita dulu" ucap papa toni sambil menggonta - ganti channel saluran TV
"Yaudah aku sama mas fadi naik dulu ya ma pa" ucap rani
"Iya sayang" jawab mama sintya yang tengah menonton berita yang tengah disajikan oleh salah satu saluran TV
Rani dan fadi pun sudah berbaring diatas ranjang mereka dengan lengan fadi dijadikan bantal oleh rani sambil memeluk fadi.
"Mas enggak nyangka ya udah empat bulan, padahal rasanya baru kemarin dinyatakan hamil" ucap rani sambil mengingat momen pertama dia tau bahwa dirirnya tengah mengandung buah hati yang sangat mereka nantikan
"Iya Alhamdulillah kita udah berhasil lewatin satu trismester, sekarang kita masuk trimester dua" ucap fadi sambil mengelus perut rani yang sudah mulai membuncit
"Aku bersyukur banget lo mas bisa lewatin trimester satu kemarin, walaupun enggak mudah ya perjalanan kehamilanku"
"Iya kamu adalah ibu yang hebat karena udah berhasil lewatin banyak hal, mau hadiah apa nih ?" ucap fadi sambil mengelus kepala rani
"Hmmmm...... apa ya, kamu mau apa sayang ?" ucap rani sambil mengelus perutnya seolah - olah meminta saran anaknya yang ada didalam kandungan
"Ah aku tau, aku mau peluk sama cium aja deh" ucap rani sambil menatap fadi dengan wajah berbinar
"Beneran cuma itu ?" ucap fadi menaikkan satu alisnya yang mendapat anggukan dari rani. Fadi pun menuruti kemauan rani, fadi memeluk erat rani sambil menciumi pucuk kepala rani lalu beralih ke wajah rani.
"Boleh aku nengok anak kita ?" tanya fadi sambil menempelkan dahinya ke dahi rani sehingga rani bisa merasakan hembusan nafas fadi.
"Yang lembut ya biar si dedek enggak kaget" ucap rani sambil mengelus pipi fadi dengan lembut
Mereka pun saling melepaskan rasa rindu yang lama tertahan karena kondisi kehamilan rani yang cukup rawan untuk melakukan hubungan seksual, namun malam ini mereka saling melepas rasa rindu setelah sekian lama.
Waktu sudah menunjukkan pukul sempilan tepat, rani dan fadi sudah siap menyambut tamu undangan yang hadir di acara empat bulanan kehamilan rani. Jangan tanya dimana mama sintya, beliau sudah sibuk berbincang dengan teman pengajian yang sudah datang sejak sepuluh menit yang lalu, sedangkan tak beda jauh dengan mama sintya beliau juga sedang bercengkrama dengan tetangga sekitar rumah fadi yang juga tak lupa mereka undang. Rani dan fadi menyalami setiap tamu yang hadir diacara mereka.
Tibalah acara dimulai dibuka dengan pembacaan doa, sholawat, surat yusuf dan surat mariyam. Walaupun fadi tinggal dibandung namun karena sang mama dan rani pun berasal dari jawa, jadi mereka tidak melupakan adat jawa. Acara berjalan dengan khikmat, hingga tak terasa sudah ada di penghujung acara.
"Terima kasih untuk bapak dan ibu yang sudah hadir di acara empat bulanan istri saya, terima kasih juga sudah ikut mendoakan istri saya agar sehat dan selamat sampai lahiran. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih" ucapan terima kasih fadi kepada tamu undangan yang menandakan acara sudah selesai
Tamu undangan pun mulai berkurang satu persatu sampai akhirnya hanya tinggal mama sintya, papa toni, rani, dan fadi.
"Alhamdulliah ya acaranya lancar" ucap mama sintya sambil menikmati hidangan yang masih tersisa
"Iya ma" timpal rani yang juga sedang memakan beberapa kue
"Papa doain kamu sehat sampai lahiran, baby- nya juga sehat tak kurang suatu apapun" imbuh papa toni yang tengah menikmati es campur
"Aminn" ucap serentak ketiga orang tersebut
"Ma kenapa sih harus baca surat yusuf sama mariyam ?" tanya fadi yang penasaran
"Kalau kata orang jawa, Surat Yusuf untuk ibu hamil dianggap akan membuat anak terlahir tampan jika laki-laki. Begitu pula, surat Maryam akan membuat bayi perempuan terlahir cantik. Tapi sejatinya ya berdoa buat calon bayinya karena waktu usai empat bulan itu roh ditiupkan" terang mama sintya yang mendapatkan anggukan dari fadi maupun rani
"Tapi bukannya kalian enak - enak aja enggak berdoa agar anak kalian mendapat hal - hal baik dan keberentungan didunia, tetep kalian berdoa maupun usaha" timpal papa toni
"Usaha ?" beo fadi
"Ya sedekah niatkan untuk calon bayi kalian maupun rani biar sehat dan selamat, kalau bisa juga sholat malamnya dikencengin terus ngajinya juga bayi itu udah bisa dengar jadi sering - sering ngaji, terus kalau bisa puasa buat tirakatin anaknya" tambah papa toni
Mereka pun larut kedalam obrolan banyak pesan dan nasehat untuk fadi dan rani, sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan sore hari.
"Ran mama nanti pulang ya ran" ucap mama sintya sambil berjalan mendekat kearah rani yang tengah duduk di ruang keluarga sambil menonton drama korea kesukaannya
"Kenapa ma, enggak pingin nginep dulu semalam disini ?" tanya rani sambil menekan tombol pause
"Ya sayang papa kan punya burung kasian enggak ada yang kasih makan, dirumah kan enggak ada orang" jawab mama sintya
"Mama enggak betah ya disini ?" tanya rani dengan nada sendu
"Bukan gitu sayang kasian burungnya papa kalau ditinggal lama - lama" ucap mama sintya sambil mengelus tangan rani, mama sintya tau bahwa rani adalah anak yang sangat perasa dan lembut hatinya
"Nanti kapan- kapan mama nginep disini lagi ya" tambah mama sintya yang mendapat anggukan rani
Setelah makan malam mama sintya dan papa toni pun pulang, sementara fadi dan rani juga memilih nonton bersama di ruang keluarga setelah kepulangan mama sintya dan papa toni.
Nb. Maaf ya kalau rangkaian acaranya kalau salah soalnya author juga kurang tau tentang acara empat bulanan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pregnancy
General FictionKisah sepasang suami istri yang berjuang pada kehamilan anak pertama yang penuh dengan cobaan. Semoga menikmati