Pagi Hari ...........
Tok ...... Tok ..... Tok ..........
Suara ketukan pintu membuat rani sedikit terusik namun beda halnya dengan fadi yang masih berada di alam mimpinya. Namun rani tidak sadar mereka tengah berada di rumah sakit dan malah mengeratkan pelukannya kepada fadi yang sama sekali tak terganggu atas pergerakan rani. Tanpa disadari suster sudah masuk ke dalam kamar rawat rani.
"Ehmmm. Permisi pak bu ?" ucap suster dengan kikuk karena melihat posisi fadi dan rani, yang membuat rani terbelalak karena baru sadar bahwa dia berada di rumah sakit
"Eh sus " ucap rani tersenyum kikuk dan langsung membangunankan fadi secara paksa
"Mas bangun ih, mas" ucap rani sambil memukul keras lengan suaminya yang hanya mendapat dehaman dari fadi. Rani sungguh mengutuk fadi dalam hati karena sangat susah dibangunkan disaat seperti ini
"Enggakpapa bu, saya cuma mau tensi ibu aja. Kalau ibi nyaman tidak apa - apa" ucap suster yang membuat pipi rani terasa panas
Suster pun melakukan kegiatannya dengan menahan senyum karena tingkah rani yang sangat kentara kalau dia sedang malu.
"Tensinya normal bu, masih ada keluhan bu ?" tanya suster sambil mencatat hasil pemeriksaan tanda vital rani
"Enggak sus, udah enakan kok" ucap rani sambil tersenyum
"Perutnya sudah tidak kram ?"
"Enggak sus"
"Kalau fleknya masih ada bu ?"
"Belum tau sih sus kalau sekarang soalnya baru bangun" ucap rani sambil menyengir kuda
"Iya enggakpapa bu, saya izin cek ya bu"
"Bentar ya sus, saya bangunin suami saya dulu" ucap rani sambil menahan rasa malu
Rani mulai menepuk - nepuk pipi dan lengan fadi berharap sang suami kebonya segera bangun, namun fadi malah mengeratkan pelukannya kepada rani. Rani ingin sekali teriak kepada fadi namun ia tahan karena ada suster, dia sudah sangat canggung dengan keadaan kini semakin rasanya ingin tenggelam di dasar laut karena kelakuan suaminya yang kelewat romantis ini.
"Masih ngantuk Yang" gumam fadi yang masih cukup jelas untuk didengarkan rani
"Mas ada suster" ucap rani sedikit berbisik namun masih bisa terdengar oleh suster yang tengah menahan senyum. Fadi yang masih belum menyadari kembali bertanya kepada rani
"Suster ?" ucap fadi, namun detik berikutnya fadi menyadari bahwa dia tidak sedang tidur di kamar mereka. Fadi langsung bangkit duduk dan tersenyum kepada suster dengan muka bantalnya.
"Maaf ya sus, masih ngantuk soalnya semalam ada yang minta ditemenin tidurnya" ucap sambil turun dari ranjang rumah sakit. Rani yang mendengar ucapan fadi rasanya semakin ingin menghilangkan diri dan menjtak kepala fadi atas kejujurannya yang membuat pipinya semakin terasa panas.
"Iya enggakpapa kok pak, asal jangan ditengokin dulu ya dedek didalam perut" ucap suster sambil mengecek apakah pendarahan masih terjadi
"E...enggak kok sus" ucap fadi gugup
"Sudah saya cek bu, tidak ada pendarahan bu. Kalau begitu saya pamit dulu" ucap suster lallu meninggalkan kamar rawat rani
Sepeninggal suster rani langsung menatap tajam ke arah fadi
"Kenapa liatnya begitu ?" ucap fadi merasa tak bersalah
"Kenapa kenapa, ya kamu tuh susah banget dibanguninnya" ucap rani kesal
"Ya namanya juga orang ngantuk Yang" ucap fadi berlalu ke kamar mandi
"Yuk ke kamar mandi, udah aku siapin" ucap fadi yang langsung menggendong rani menuju kamar mandi untuk bersih - bersih. Setelah selesai mandi mereka langsung sarapan yang sudah tersedia oleh pihak rumah sakit.
"Mau disuapin ?" tawar fadi
"Enggak ntar ada suster masuk lagi" ucap rani yang masih sedikit kesal terhadap fadi
"Ya kan cuma disuapin, enggak ngapain - ngapain juga" ucap fadi dengan entengnya
"Enteng banget jawaban kamu, kamu tau enggak aku malu banget tadi, kamu juga dibangunin susah banget ih sebel banget aku" ucap rani sambil mengunyah makanan
"Ditelen dulu baru ngomel, ntar keselek" ucap fadi yang mendapat delikan tajam dari fadi
Setelah selesai makan mereka pun fokus dengan gadget masing - masing, namun tak lama suara ketukan kembali terdengar.
Tok ...... Tok ..... Tok ..........
Tak lama muncul dokter fita dan dua orang suster mengikuti dibelakang, dengan senyum ramah dokter fita menyapa fadi dan rani.
"Ketemu lagi kita" ucap dokter fita sambil mengecek rekam medis rani
"Gimana masih, udah enggak ada keluhan kan ?" tanya dokter fita sambil melakukan pemeriksaan dalam
"Iya udah enggak ada kok dok"
"Setelah saya cek juga udah bagus sudah tidak pendarahan dan dari hasil ctg juga sudah tidak menunjukkan tanda kontraksi"
"Boleh pulang dok ?" tanya rani excited
"Boleh, tapi di rumah juga harus istirahat tidak boleh melakukan hubungan suami istri dulu selama dua minggu. Setelah itu kontrol dan kita cek kembali" terang dokter fita
"kalau ke kamar mandi boleh enggak dok ?" tanya rani
"kalau bisa sih dibantu dulu ya kamar mandinya, oh iya jangan naik turun tangga dulu ya" ucap dokter fita
"Yaudah kalau gitu saya pamit dulu ya, sehat - sehat ya ketemunya di ruang praktek aja. Jangan disini terus " pamit dokter fita sambil mengelus perut rani
Setelah itu fadi bersiap - siap untuk pulang mulai dari mengemas barang, menugus administrasi. Setelah semua urusan selesai mereka langsung pulang ke rumah. Sesampai di rumah mereka disambut oleh bi minah.
"Den, non rani udah boleh pulang ?" tanya bi minah dengan semangat
"Udah, bi tolong barangnya ya" ucap fadi lalu berlalu menuju sisi kanan mobilnya untuk mengendong rani masuk ke dalam kamar . Namun saat fadi akan mengangkat badan rani, dia menahannya.
"Kenapa ?" tanya fadi heran
"Ada bibi" ucap rani sambil melirik bi minah
"Kenapa kalau ada bi minah ?" tanya fadi masih belum paham
"Malu mas"
" Ah ngapain pakek malu segala, biasanya juga malu - maluin" ucap fadi sambil terkekeh
" Kenapa di gendong den ?" tanya bi minah melihat rani digendong sambil menyembunyikan wajah di ceruk leher fadi
" Lagi manja aja bi" ucap fadi sambil berlalu dan terkekeh
Rani yang mendengar itu rasanya ingin sekali menggigit leher fadi seperti vampir - vampir yang ada di film, namun ia takut akan reflek fadi yang bisa membuatnya jatuh jika melakukan itu.
Saat fadi menurunkan rani dikasur, wajah rani sudah ditekuk bak tumpukan baju yang belum di setrika
"Jangan ditekuk gitu ah mukanya, jelek" ucap fadi sambil membenarkan posisi selimut rani
"Kamu tuh dari tadi bikin aku malu aja " ucap rani sambil membaringkan tubuhnya
" Kenapa harus malu sih kan udah halal kalau belum halal baru malu "
" Ya bukannya gitu mas, minimal tau tempat lah mas" ucap rani sambil menerima minum dari fadi yang barusan diantar oleh bi minah
" Udah ah, aku ke kantor dulu ya" ucap fadi
"Papa berangkat dulu ya sayang, baik - baik di perut mama. Papa kerja dulu ya" ucap fadi sambil mengelus perut rani lalu mengecupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pregnancy
General FictionKisah sepasang suami istri yang berjuang pada kehamilan anak pertama yang penuh dengan cobaan. Semoga menikmati