Preeklamsia

437 3 0
                                    

Setelah USG dilakukan dokter kembali menjelaskan kepada rani dan fadi bahwa ada kondisi serius yang terjadi pada kandungan rani.

"Pak bu ini saya jelaskan kalau dilihat dari ciri - ciri dan hasil tes urine ibu rani, ibu rani mengidap preeklamsia. Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Seperti hasil tes urine menunjukkan positif urine +2, ini berarti ibu rani mengalami preeklemsia ringan. Tapi tidak bisa disepelekan begitu saja, ini bisa terjadi perburukan kondisi jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk keadaan janin alhamdulillah masih baik - baik saja" jelas doker fita

"Ini gimana dok maksudnya saya masih bingung ?" ucap rani yang terasa otaknya berhenti bekerja saat mendengar kata preeklamsia, rani memang selama ini sering membaca mengenai masalah kehamilan salah satunya adalah preeklamsia. Dimana saat dia membaca ada yang mengatakan bahwa preeklamsia adalah salah satu penyebab ibu meninggal saat kehamilan.

"Ya bu saya tahu ini berat untuk ibu, karena memang preeklamsia adalah salah satu momok yang menakutkan bagi ibu hamil, tapi ibu tidak usah stres dan panik karena jika ditangani dengan tepat insya allah semua akan baik - baik saja" jelas dokter fita

"Apakah ini bisa berdampak serius dok ?" tanya fadi yang juga masih mencoba mencerna ucapan dokter

" Iya pak jika tidak segera ditangani, ini bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti Preeklamsia yang tidak tertangani dapat menyebabkan komplikasi pada ibu hamil, seperti Eklamsia, Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati, Penyakit jantung, Gangguan pembekuan darah. Selain ibu, janin juga dapat mengalami sejumlah komplikasi, seperti Pertumbuhan janin terhambat, Lahir prematur, Lahir dengan berat badan rendah, Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS). Tapi itu tidak akan terjadi jika kondisi ibu rani terus terkontrol" ucap dokter fita menenangkan

" Ini terus harus gimana ya dok ?" tanya fadi

" Kalau saran saya ibu rani lebih baik dirawat dulu untuk bedrest agar tekanan darahnya dapat terkontrol juga ada beberapa tes lanjutan yang harus dilakukan untuk menilai keadaan ibu rani lebih jauh seperti tes darah untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan jumlah trombosit darah dan CTG rutin untuk cek gerakan dan juga detak jantung bayi." saran dokter fita

" Iya dok saya ikut saran dokter untuk istri saya" ucap fadi karena rani hanya diam karena mendengar penjelasan dokter yang cukup menakutkan baginya

" Kalau begitu bapak dan ibu bisa ke igd untuk proses rawat inap" ucap dokter fita

"Ibu jangan stres ya, saya tau ini berat untuk ibu dan bapak tapi semakin ibu rani stres maka kondisi ibu semakin tidak terkontrol. Untuk bapak support dari bapak adalah obat yang terbaik" tambah dokter fita sebelum fadi dan rani benar - benar keluar dari ruangan dokter

Mereka berdua pun menuju igd, rani berjalan seperti tak memiliki nyawa langkahnya terasa berat. pikirannya kacau, takut, sedih bercampur menjadi satu. Fadi juga sama mendengar penjelasan dokter ia takut akan kehilangan salah satu dari orang yang ia cintai, apalagi mengingat ucapan rani soal pilihan keadaan darurat terjadi dan rani berpesan untuk mencari ibu pengganti yang sayang dengan anak di dalam kandungannya. Ucapan rani seolah terus terngiang - ngiang di kepala dan telinga fadi, hal ini membuat fadi diam seribu bahasa selama perjalanan menuju igd rumah sakit, mereka berdua bergelut dengan pikiran masing - masing yang membuat seolah - olah jarak antara ruangan dokter dan igd terasa jauh walaupun sesungguhnya masih dalam satu gedung yang sama namun berbeda lantai.

Sesampainya di deoan igd fadi menarik nafas panjang dan mengembalikan pikirannya yang melayang jauh untuk kembali.

" Kamu duduk dulu ya, aku mau daftar dulu" ucap fadi yang hanya mendapat anggukan dari rani

Saat menunggu entah bagaimana semesta selalu mempertemukan rani dan fadi dengan veni, yang juga sedang duduk di kursi tunggu igd.

"Eh ada kamu, ngapain ?" ucap veni

"Eh.... kamu, ehmm.... lagi periksa" ucap rani terbata - bata karena kaget dan juga baru tersadar dari lamunannya

" Kok ke igd, pucet gitu mukanya. Mau mati ya ?" ucap veni seenaknya

"Jaga ucapan kamu" ucap fadi dingin lalu duduk disebelah rani dan menggegam tangan sang istri

"Eh kamu fad, aku kan cuma tanya" ucap veni lalu berpindah tempat duduk di depan fadi dan rani

" Akutuh siap gantiin istri kamu yang nyusahin dan penyakitan ini kok " ucapnya tanpa rasa bersalah sambil duduk dengan menghadap rani dan fadi, mendengar hal itu fadi rasanya ingin mengumpat namun ditahan oleh rani dengan elusan di paha fadi dan senyuman yang terkesan dipaksakan oleh rani.

"Ibu veni silahkan masuk" ucap suster keluar dari ruangan igd

" Kayaknya orang itu pikirannya deh yang sakit" ucap fadi saat veni berjalan masuk sambil tersenyum kepada fadi

"Mas" tegur rani

"abisnya ngomongnya sembarangan banget" ucap fadi kesal

"Ibu rani silahkan masuk" ucap suster yang keluar dari ruangan yang sama saat memanggil veni masuk

Setelah mereka berdua masuk dan rani sudah diatas brankar, dokter datang memeriksa.

"Apa keluhannya sekarang bu ?" tanya dokter igd

"Pusing dok"

"Baik saya periksa dulu ya" dokter itu lalu menempelkan stetoskop pada dada rani

"Bu ini kan ibu diharuskan rawat inap oleh dokter obgyn, jadi ini saya CTG dulu ya sebelum masuk ke kamar rawat inap" ucap dokter dengan ramah

Setelah dilakukan CTG hampir setengan jam, dokter kembali datang untuk menjelaskan hasilnya kepada rani.

" Ibu ini gerakan janinnnya masih bagus detak jantung juga normal setelah ini ibu akan diantar ke kamar rawat inap setelah kamarnya siap ya" terang dokter

" Enggak diinfus dok ?" tanya fadi

"Tidak pak karena ibu rani tidak ada keluhan nafsu makan dan masih bisa meminum obat secara oral" jawab dokter

"Baik dok terima kasih ya" ucap fadi di balas dengan anggunkan dan senyuman dari dokter

Saat rani dan fadi menunggu kamar rawat inapnya siap, mereka mendengar sedikit keributan di bilik tepat sebelahnya rani.

"Saya ini sakit dok" ucap seorang pasien yang suaranya tidak asing

" Tapi setelah saya periksa ibu baik - baik saja, jadi saya tidak bisa memberikan surat sakit" ucap seseorang yang mungkin adalaha dokter

" Ibu saya akan resepkan vitamin ya, dan menunggu di luar. Ini igd bu, mohon jangan membuat keributan" timpal seseorang yang fadi dan rani tak tahu siapa

Setelah itu rani dan fadi mendengar suara mendumel yang terdengar cukup keras sampai terdengar olehnya. 

"Bu saya antar ke kamar ya" ucap seorang suster yang datang membawa kursi roda

Setelah rani keluar dari igd diikuti oleh fadi terlihat seseorang yang sengaja mengikuti rani dan fadi untuk mengetahui letak kamar rawat inap rani, setelah ia tau letak kamar rawat inap rani ia tersenyum bangga dan licik.

Nb : Semua informasi medis author rangkum dari internet ya, jadi kalau ada kesalahan author minta maaf

My PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang