Setelah 15 menit berkendara mereka akhirnya sampai rumah orang tua fadi, mereka berniat memberitahukan kabar bahgia yang mereka nanti selama tiga tahun ini.
Papa toni dan mama sintya adalah sosok mertua yang baik, mereka tidak pernah menuntut rani untuk segera memiliki momongan dan juga tidak pernah menyalahkan rani kenapa dia tak kunjung hamil selama tiga tahun ini. Mereka mengerti itu adalah urusan rumah tangga sang anak tak sepatutnya mereka ikut campur terlalu jauh.
"Assalamualikum" ucap fadi dan rani
"Walaikumsalam" ucap papa toni yang sedang duduk diteras sambil bermain dengan iPadnya
"papa gimana kabarnya sehat ?" ucap rani sambil mecium tangan sang papa mertua
"Alhamdulillah papa sehat" jawab sang papa
"ayo masuk, mamamu lagi didapur mau bikin kue katanya" ucap sang papa
"mama...... ini ada fadi sama rani" teriak papa toni
"iya pa, sebentar" teriak sang mama dari dapur
setelah beberapa saat mama sintya pun datang masih menggunakan apronnya.
"menantu mama, sehat ?" ucap mama sintya sambil memeluk rani
"alhamdulillah ma sehat" jawab rani sambil mencium tangan diikuti fadi juga mencium tangan sang mama
"rani aja nih yang dipeluk, kayaknya aku bukan anak mama lagi deh" ucap fadi dengan wajah cemberut
"aduh anak mama udah gede juga masih manja kayak papa aja udah gede gak tau malu" ucap mama sintya sambil memeluk fadi
"eh mama tadi bikin kue nanti kalian cicipin ya" ucap mama sintya dengan semangat
"mereka aja nih yang ditawarin kue papa enggak" timpal papa toni
"anak sama bapak sama aja, udah ayok ke meja makan kita makan kue bareng- bareng" ucap mama rani sambil menggandeng tangan rani
papa toni dan fadi saling menatap dengan wajah cemberut karena mereka merasa tidak dianggap. Mereka memang sedikit cemburu jika sang mama sudah bersama rani karena mereka merasa terabaikan, padahal sang mama hanya ingin melepas rindu dengan sang menantu. Ya mama sintya memnag menganggap rani seperti anak sendiri selain karena ia memang menginginkan anak perempuan ia juga tau bahwa sudah sepatutnya sebagai mertua dia juga harus menyayangi menantunya tidak membedakan dengan kasih sayangnya antara anak dan menantu.
Akhirnya mereka mengikuti sang mama dan rani yang sudah duduk di meja makan. Fadi pun duduk disebelah rani.
"oh iya ngomong- ngomong fad kamu kok enggak ke kantor ?" tanya papa toni sambil menggigit kue buatan istrinya
fadi dan rani saling menatap, membuat kedua orang tua mereka bertanya- tanya dan khawatir.
"iya fad kenapa, enggak ada apa -apa kan sayang ?" timpal sang mama dengan nada khawatir
"jadi gini ma pa, aku sama rani kesini mau kasih kabar ke mama sama papa" ucap fadi
"kabar apa, kalian baik - baik aja kan ?" tanya mama sintya
"baik - baik aja kok ma, aku kesini mau kasih kabar kalau aku hamil ma pa" ucap rani sambil tersenyum kearah kedua mertuanya
"yang bener kamu ?" ucap mama sintya dengan mata yang berkaca - kaca. merasa tak menyangka cucu yang selama ini sangat diidam- idamkan akhirnya hadir ditengah keluarga mereka. Fadi adalah anak tunggal dari pasangan toni dan sintya oleh karena itu mereka sangat mengharapkan cucu dari fadi.
rani hanya mengangguk sambil menatap mama mertuanya. Tangis mama sintya tak terbendung langsung menghampiri rani dan memeluknya. Tak kalah gembira dengan sang istri papa toni pun sangat bahagia dan bersyukur akhirnya dia akan menjadi seorang kakek. Penantian panjang dan doa yang selama ini mereka panjatkan akhirnya terkabul, cucu yang sudah lama mereka idamkan akhirnya hadir diperut menantunya.
"sayang dijaga ya kesehatannya, jangan capek - capek, gak boleh stres juga kalau butuh apa- apa bilang fadi, mama atau papa aja ya"ucap mama sintya
"ma jangan dipeluk terus raninya kasian bayinya nanti ikut engap dipeluk mama terus" timpal papa toni
"oh iya mama saking senengnya pa, kita mau punya cucu" jawab mama sintya sambil berjalan kembali ketempat duduk.
"fadi istrimu sedang mengandung buah cinta kalian. Ingat kamu sebagai suaminya harus siaga, jangan sampai istrimu merasa berjuang sendiri" ucap papa toni
"iya pa" jawab fadi
"iya fadi kamu jangan bikin rani stres karena kebahagian istrimu akan sangat berpengaruh pada kehamilannya dan pastinya akan berpengaruh ke proses tumbuh kembang anak kamu juga. Kamu juga harus sabar menghadapi ibu hamil mood ibu hamil bisa berubah - ubah, kalau bisa turuti semua ngidamnya istrimu karena akan berpengaruh ke mood istri dan istri kamu akan merasa bahagia menjalani kehamilannya" nasihat mama sintya
"iya ma" ucap fadi
"Support istrimu dengan mengelus perutnya itu juga pengaruh ke anakmu, pijat kakinya, elus punggungnya walaupun kamu capek kerja istrimu lebih capek fad, hamil bukan hal mudah apalagi kalian tidak sebentar menunggu anak ini hadir didalam rumah tangga kalian" ucap mama sintya
"iya ma, doakan rani dan bayinya sehat terus ya" jawab fadi
"pasti sayang" ucap mama sintya sambil tersenyum
"yaudah kalau gitu aku sama rani pulang ya ma pa, kasian rani biar istirahat aku juga mau ke kantor" pamit fadi pada kedua orang tuanya
"iya inget pesan mama ya sayang" ucap sang mama mengingatkan.
Mama sintya banyak memberi pesan kepada fadi dan rani bahwa kehamilan adalah suatu perjalanan panjang yang tidak mudah namun indah dan luar biasa, dan mama sintya menekekankan bahwa setiap kehamilan akan berbeda pada setia ibu oleh karena itu mama sintya berpesan pada rani jangan pernah membandingkan apapun dirinya dengan ibu yang lainnya.
"Ingat ya ran kamu nikmati semua proses kehamilanmu jangan dibandingkan dengan siapapun karena setiap ibu memiliki proses perjuangan sendiri - sendiri" presan mama sintya
"Iya ma, aku pasti inget kok. aku sama mas fadi pulang dulu ya ma" pamit rani sambil mencium tangan kedua mertuanya tersebut
Setelah mereka berpamitan mereka pulang kerumah. Papa toni dan mama sintya memandangi mobil anak dan menantunya kebahagian mereka tak bisa digambarkan cucu yang selalu mereka sebut dalam doa akhirnya hadir di perut rani menantu yang sangat mereka sayangi seperti anak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pregnancy
General FictionKisah sepasang suami istri yang berjuang pada kehamilan anak pertama yang penuh dengan cobaan. Semoga menikmati