Setelah hampir 30 menit berkendara, mereka semua sampai di salah satu mall. Fadi langsung mempersiapkan kursi roda untuk rani. Mereka semua menuju restoran sebelum berbelanja perlengkapan bayi. Setelah hampir satu jam mereka habiskan untuk mengisi asupan tenaga, dua generasi pasangan itu pun menuju tujuan utama mereka yaitu belanja perlengkapan bayi.
Sesampainya di toko mereka sibuk memilih dan memilah perlengkapan bayi yang akan mereka beli.
" Mas ini bagus nggak ?" ucap rani sambil menenteng baju bayi bermotif hewan- hewan
" Bagus Yang" ucap fadi menoleh sebentar lalu kembali fokus ke topi bayi
" Kamu mah bagus - bagus aja daritadi" ucap rani sambil memasukkan baju tadi ke dalam kantong belanja
" Ya abisnya lucu dan bagus Yang"
" Ran bajunya sama beli buat umur diatasnya ya soalnya bayi itu cepet besar, dan buat baju newborn-nya jangan terlalu banyak di mix aja ukurannya" saran mama sintya
" Iya ma"
Setelah selesai memilih baju mereka beralih memilih box bayi, stroller dan perlengkapan lainnya. Hingga tak sadar mereka sudah menghabiskan tiga jam di toko perlengkapan bayi tersebut.
Di Mobil
" Enggak kerasa ya belanjanya sampai udah jam sembilan malem" ucap rani tersenyum sambil mengusap perutnya yang dibalas tendangan - tendangan kecil dari dalam perutnya
" Iya kalau papa enggak bilang udah malem kalian pasti bisa lanjut belanja sampai besok pagi" sindir papa toni yang sudah lelah setelah hampir dua jam berkeliling
" Papa ngomel mulu ih kemarin aja yang paling semangat tapi sekarang ngomel- ngomel terus" balas mama sintya
" Maaf ya pa, papa pasti capek ya" ucap rani tak enak
" Enggakpapa ran, papa itu emang gitu kalau di ajak belanja selalu buru - buru minta pulang padahal kan belum selesai belanjanya" omel mama sintya
" Kan kasian rani ma, rani pasti juga capek. Iya kan ran ?" tanya papa toni untuk mencari pembelaan
" Kalau dibilang capek sih luamyan ya pa walaupun pakai kursi roda tetap engap" jawab rani
" Tapi happy kan ?" timpal fadi sambil fokus menyetir
" Happy dong, ini aja anaknya nendang - nendang terus. Adek juga happy udah dibelanjain papa sama oma opa-nya" ucap rani sambil tersenyum kearah fadi yang juga tengah menoleh kepadanya
Mereka pun berbincang - bincang sampai tak terasa mobil mereka memasuki teras rumah fadi dan fadi, rani dan mama sintya langsung masuk kedalam sedangkan tim cowok sibuk membawa barang - barang belanja masuk kedalam rumah. Setelah semua barang sudah di ruang tamu mereka semua masuk kedalam kamar masing - masing untuk beristirahat dan membiarkan barang bayi berserakan di ruang tamu karena mereka berencana memberekan besok pagi.
Keesokan harinya bertepatan hari minggu setelah sarapan papa toni, mama sintya, fadi, dan rani mulai menata perlengkapan bayi yang akan dicuci dan tim cowok bertugas merakit box bayi dan stroller.
" Pa ini tuh enggak gini, nih liat bukunya. Bagian yang ini di pasang dulu" ucap fadi sedikit ngegas sambil menunjukkan buku panduan kepada papa toni yang daritadi selalu mengeyel
" Enggak ini udah bener, udah nurut aja sama papa" ucap papa toni yang masih fokus merakit stroller yang sudah hampir setengah jam belum selesai juga karena perdebatan keduanya.
Disisi lain rani dan mama sintya fokus memisahkan baju dan perlengkapan lainnya sesui warna agar tidak campur saat dicuci.
" Liat tuh ran suami sama papamu, itu enggak bakal selesai sampai besok tuh pasangnya dari tadi berantem terus" ucap mama sintya kepada rani
" Biarin aja ma, kan papa sama mas fadi kalau enggak berantem kayak sayur kurang garem" ucap rani sambil tertawa karena pemandangan seperti ini sudah biasa, walaupun papa toni dan fadi jarang akur mereka sangat saling menyayangi.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi dan akhirnya semua perlengkapan bayi selesai dirakit dan yang harus dicuci sudah dibawa ke belakang untuk dicuci bi minah. Karena hari ini cukup panas rani tiba - tiba ingin makan es krim, rani pun mengajak mama sintya ke minimarket yang hanya berjarak 3 rumah.
" Kamu enggakpapa ran ke indomaret sendiri, biar dibeliin fadi aja gimana ?" tanya mama sintya yang takut rani kelelahan
" Enggakpapa kan deket ma, kan tinggal keluar komplek dikit didepannya udah minimarket" ucap rani yang mengapa entah ingin ke minimarket sendiri
" Yaudah aku anterin aja ya" ucap fadi bersiap mengambil kunci mobil
" Enggak usah mas, aku pingin jalan - jalan sama mama. Lagian kan deket juga mas, boleh ya please ?" ucap rani dengan wajah memohonnya dan fadi pun tak bisa menolak permintaan sang istri
Setelah rani dan mama sintya berangkat, fadi berinisiatif menyiram tanaman dan papa toni memilih duduk diteras belakang rumah sambil membaca koran. Tak disangka orang yang sangat fadi hindari terutama dijauhkan dari rani datang tanpa diundang
Dari dalam mobil wanita itu mengamati seorang laki- laki yang tengah sibuk dengan tanamannya.
" Tumben fadi diluar, si rani kemana. Ini kesempatanku untuk merebut semua yang harusnya jadi milikku" gumamnya sambil tersenyum
Sementara disisi lain fadi tengah menikmati kegiatannya sambil menunggu sang istri pulang dari membeli es krim, memang sudah lama rani tak mengidam jadi kali ini fadi membiarkan karena ia percaya kalau rani happy itu juga berpengaruh terhadap kesehatan dan kehamilan sang istri. Ia sudah tak sanggup melihat rani menderita apalagi ia belum jujur tentang pembicaraannya dengan dokter kalau rani tak memiliki kesempatan untuk melahirkan sesuai keingaannya yaitu melahirkan secara normal bahkan mungkin saja ia akan melahirkan bayinya secara prematur. Fadi sangat berharap sampai hari senin kondisi rani baik - baik saja agar dokter bisa meneruskan kehamilan rani dan tidak jadi melakukan terminasi terhadap kehamilan rani, walaupun sampai saat ini tensi rani masih naik turun walaupun cenderung normal ia berharap kondisi rani terus mengalami perbaikan.
Walaupun fadi tengah menyiram tanaman namun pikirannya melayang jauh membayangkan keadaan sang istri, sampai ia tak sadar ada mobil yang tengah terpakir di dekat rumahnya dan seorang perempuan keluar lalu mendekat kearah fadi dan langsung memeluk fadi dari belakang, fadi yang terkejut dan awalnya mengira itu adalah istrinya pun tidak menolak pelukan tersebut. Namun disaat bersamaan mama sintya dan rani juga sampai.
" Mobil siapa ini ma ?" tanya rani heran ada mobil yang terpakir tepat didepan rumahnya
" Enggak tau ran, temen fadi atau papa kali" ucap mama sintya yang juga tak mengetahui mobil tersebut milik siapa
Mereka berdua pun terus berjalan masuk kedalam rumah namun mereka dikejutankan dengan kejadian di teras rumah sampai rani menjatuhkan kantong kresek berisi es krim yang ia inginkan.
" Mas....." Teriak rani dengan lantang
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pregnancy
General FictionKisah sepasang suami istri yang berjuang pada kehamilan anak pertama yang penuh dengan cobaan. Semoga menikmati