Pulang

223 6 0
                                    

Pagi ini fadi dan rani sudah bersiap - siap untuk pulang, setelah dokter fita rani diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah baik - baik saja. Saat ini rani tengah ganti baju dan fadi tengah mengurus administrasi kepulangan rani. 

"Akhirnya pulang juga, sehat- sehat ya sayang " ucap rani sambil berdiri di depan kaca dan mengelus perutnya yang belum tampak buncit

Saat rani keluar dari kamar mandi rani sudah mendapati fadi sedang memasukkan beberapa barang kedalam tas.

"Udah mas ?" tanya rani sambil berjalan mendekat kearah fadi

"Udah tinggal tunggu suster buat jemput " ucap fadi masih fokus memastikan semua barang tidak tertinggal

Tak lama suster datang membawa kursi roda untuk mengantar rani sampai ke lobi rumah sakit, awalnya rani menolak karena merasa baik - baik saja tapi karena rayuan fadi dan suster akhirnya rani mau diantar ke lobi menggunakan kursi roda. 

"Makasih ya sus" ucap fadi dan rani setelah sampai di lobi rumah sakit

"Iya sama- sama pak bu, semoga ibu dan dedek bayi sehat - sehat terus ya" ucap suster dengan ramah

Rani dan fadipun masuk kedalam mobil, mereka langsung pulang karena fadi harus ke kantor. Setelah sampai rumah fadi bergeggas berganti pakaian dan langsung berangkat ke kantor.

"Hati - hati ya mas" ucap rani sambil mencium punggung tangan suaminya

"Iya, kamu istriahat ya. Jangan capek - capek dulu" ucap fadi lalu mencium kening rani

Sesaat saat fadi berangkat ke kantor orang tua fadi datang untuk menemani rani hari ini, karena saat sebelum pulang dari rumah sakit fadi sudah mengabari kedua orang tuanya bahwa rani sudah boleh pulang dari rumah sakit.

"Assalamualikum menantu mama" ucap mama sintya dengan gembira sambil merentangkan tangannya untuk memeluk menantunya

"Waalaikumsalam mama" ucap rani sambil menyambut pelukan sang mama mertua setelah itu beralih menyalami papa mertuanya

"Nih mama bawain kamu ayam goreng kalasan" 

"Mama repot - repot segala " ucap rani menerima kotak makan berisi masakan sang mama mertua

"Enggak repot kok tadi kebetulan papa minta masakin ini terus fadi telpon katanya kamu udah boleh pulang jadi sekalian mama bawain" ucap mama sintya sambil menggandeng rani masuk kedalam rumah

"Bi ....... bi minah " ucap rani sedikit berteriak, tak lama bi minah datang dari arah dapur

"Iya non ada apa ?" 

" Ini bi tolong taruh meja ya bi" ucap rani sambil menyerahkan box makan tersebut

Sementara di kantor, fadi sedang berkutat dengan banyaknya tumpukan berkas yang menggunung di meja kerjanya.

"Dinda bisa keruangan saya sebentar" ucap fadi telpon lalu memutuskan telepon tanpa menunggu jawaban dari dinda sang sekertaris

Tok ....... Tok ........ Tok .........

"Masuk"

"Ada yang bisa saya bantu pak ?"

"Tolong bawakan saya laporan mingguan proyek di Jogjakarta" ucap fadi tanpa beralih pandannya dari layar komputer

"Baik pak" ucap dinda lalu bergegas keluar

Pekerjaan fadi sangat menumpuk dikarenakan empat hari ini fadi disibukkan dengan merawat rani yang sakit. Tak lama selepas dinda keluar suara ketukan kembali terdengar.

Tok ....... Tok ........ Tok .........

"Pagi pak" ucap seorang laki - laki dengan meniru gaya bicara seorang perempuan

Fadi yang mendengar suara yang sudah tidak asing baginya memutar bola mata, dia sudah tau siapa yang masuk keruangannya, dia adalah farhan sahabatnya sejak dari SMP dan kini bekerja sebagai kepala divisi keuangan.

"Ngapain, gue lagi sibuk kalau ganggu mending keluar" ucap fadi sambil melirik sekilas sang sahabat

"Sinis amat sih pak, Nih saya bawakan laporan mingguan yang bapak minta" ucap farhan sambil meletakkan berkas tepat didepan mata fadi

"Gue minta dinda yang bawain bukan lo" ucap fadi merebut kasar berkas didepannya

"Kenapa sih lo sensi banget" ucap farhan yang duduk di depan fadi tanpa dipersilahkan

Saat ini adalah jam istirahat jadi farhan berani untuk menemui sahabtanya itu, dia tau kalau dia harus tetap profesional dikantor walaupun mereka bersahabat

"Capek" ucap fadi menyandarkan dirinya ke kursi

"Makan dulu yuk, nih istri gue bawain makanan banyak tadi" ajak farhan

"Enak ya jadi lo" ucap fadi masih belum merubah posisi

"Maksudnya ?" tanya farhan tak paham apa yang dimaksud fadi

"Ya enak aja, dulu istri lo hamil tapi tetep kayak biasanya enggak ada yang berubah" ucap fadi yang kini sudah merbahkan badannya ke sofa yang ada di ruangannya.

Farhan pun mengikuti fadi untuk duduk di sofa sambil membawa kotak bekalnya untuk dimakan dengan fadi.

"Kalau kata orang jawa urip iku sawang sinawang, maksudnya hidup itu apa yang kita lihat enak jadi orang lain tapi belum tentu. Lagian ya kehamilan orang tuh beda - beda tau fad" ucap farhan sambil memakan bekal yang dibuatkan oleh istrinya.

"Lagian ya lo enggak tau aja ngidamnya istri gue apaan" sambungnya

"Apa emangnya ?" ucap fadi sambil ikut makan makanan yang dibawa farhan

"Dia pas hamil dulu ngidamnya enggak mau deket - deket gue, kalau deket malah muntah jadi gue tidurnya pisah gue tidur di kamar tau enggak lo terus gue juga disuruh buat bitak biar bisa deket dia. Lo inget kan gue pernah botak dulu" 

Tawa fadi langsung pecah mendengar ungkapan dari sahabatnya ia tidak menyangka kalau ngidam istrinya sangat random. Melihat fadi yag tertawa lepas membuat farhan kesal dan merebut makanan yang ada di tangan fadi

"Eh jangan diambil dong, bintitan ntar mata lo" ucap fadi masih tertawa

"Lagian ya fad istri lo juga pasti enggak mau ngerasin itu, mana ada orang ngerasain sakit gitu fad " tutur farhan

"Iya juga sih tapi gue lagi ngerasa capek aja, bingung mana kerjaan mana ngurus rani "

"Jangan dijadiin beban fad nanti berat di lo-nya"

"Iya pinginnya sih gitu tapi setiap rani hamil pasti kerjaan kantor th lagi riweh"

"Ya itu juga jadi salah satu ujian lo, Tuhan pingin tau gimana keseriusan lo saat Tuhan menitipkan malaikat kecil di rahim istri lo"

"Doain gue ya"

"Iya pasti gue doain yang terbaik buat lo" ucap farhan sambil menepuk pundak fadi

Setelah makan siang fadi dan farhan kembali bekerja, dan tak terasa waktu sudah malam dan fadi masih harus lembur karena pekerjaan sangat menumpuk

Dirumah

"Kok mas fadi belum pulang ya, udah jam set delapan, Coba telpon ah"

On Telp

" Mas kok belum pulang" 

"Iya aku lembur dulu ya kerjaanku numpuk"

" Yaudah mas jangan lupa makan malam ya mas"

"Iya"

Off Telp

" Mas fadi pasti kerjaannya numpuk karena abis cuti buat nungguin aku di rumah sakit kemarin" monolog rani sedih karena dia merasa bahwa penyebab menumouknya kerjaan sang suami adalah dirinya

Waktu terus berlalu tak terasa waktu menunjukkan jam 10 malam tapi fadi belum menunjukkan tanda - tanda pulang, sebenarnya rani khawatir dan ingin menelpon suaminya tapi rani takut mengganggu sang suami dan malah membuat fadi semakin terlambat pulangnya, rani hanya bisa berdoa, berharap, dan menunggu fadi segera pulang.


My PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang