Waktu berlalu dengan cepat, tak ada perubahan yang baik di kediaman Lee. Kesehatan Lee Jaehyun semakin menurun, dia bak mayat hidup yang hanya bisa terbaring di kasur. Mark tak jauh berbeda, sulung Lee itu tak dapat berbuat apapun selain mulutnya yang kotor selalu meneriaki istrinya.
Taeyong masih sama dengan keyakinannya yang kuat bahwa semua akan kembali sebagaimana mestinya jika ia berhasil membujuk Peter untuk melakukan ritual dengannya, begitu putus asanya pria paruh baya itu sampai rela tak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya, setiap hari. Berjalan kesana-kemari, tanpa rasa malu sama sekali.
Dalam benaknya ia muak dan lelah melakukan semua ini, tapi Taeyong hidup tidak untuk di beri sebuah pilihan. Dia hanya seorang ibu dan juga seorang istri, dia hanya ingin yang terbaik untuk kedua belahan jiwanya. Jika dengan menyerahkan semua kehormatannya yang bahkan tidak tersisa ini, Taeyong akan melakukannya.
Tapi Peter bahkan tak bernafsu lagi kepadanya.
Kenapa?
Padahal dulu dia paling suka pelayanannya.
Apa karena tubuhnya mulai kendur karena pengaruh usia? Dan kini dia lebih suka menikmati daun muda yang baru saja mekar bunganya?
Bukankah Haechan juga sama dengan Jaemin, dia masih muda. Tenaga mereka mungkin tak jauh berbeda, mereka sama-sama cantik dan menggemaskan. Tubuh keduanya sama-sama menawan. Tapi kenapa Peter tidak menginginkan Haechan juga? Jika itu hanya dirinya, Taeyong tau dan sadar diri. Tapi Haechan?? Apa yang salah dengan menantu pertamanya itu?
Kaki Jaemin mulai membaik, Jeno benar-benar merawatnya.
Perlahan tapi pasti, kedua kaki itu mulai bisa ia gunakan kembali, Kandungannya semakin membesar dalam hitungan Minggu mungkin bayinya akan segera lahir. Rasa senang Pati ada, tapi tak ayal ketakutan itu menghantuinya.
Netra Jaemin bergulir memandang Karina yang sedang mengangkat telponnya, gadis itu tampak berbicara sopan sesekali mengangguk patuh padahal yang di ajak bicara pun tak ada di depannya.
"Tuan muda tampaknya tidak bisa pulang lagi malam ini, Tuan tidak apa? perlu saya temani lagi malam ini?"
Pertanyaan Karina tak ia dengar, netranya terus menyorot benda tipis yang masih Karina pegang.
Sudah berapa lama ia tak memegang benda pintar itu? Pikirnya.
"Oh... Sangat sibuk ya?"
"Tuan muda satu-satunya orang yang masih bisa di katakan sehat, karena itu dia yang mengambil alih semua pekerjaan karena tuan besar dan tuan muda pertama tidak bisa melakukannya."
"Bagaimanapun dengan Mommy?"
"Masih sama, beliau mengurung diri diruang bawah tanah, berharap pada Peter untuk melakukan ritual dengannya." Jaemin tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Run [Nomin]
Fanfiction[JN x JM] [M] Mata itu akan bersinar saat berada di kegelapan, dan Jaemin akan tunduk tanpa bantahan.