San Juu Roku

5.4K 612 81
                                    

Princess kita ultah gaes








...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sebulan sudah Jaemin tinggal bersama nenek tua dan putrinya, mereka bersama-sama membantu Jaemin untuk mengurus kedua putranya. Sesekali Jaemin akan di tinggal sendiri karena nenek akan mencari jamur atau bahan pangan lainnya untuk di jual di pasar lokal yang jauh di pinggir hutan. Jaemin tidak tau apa alasan nenek dan putrinya mengasingkan diri dengan hidup berdua di tengah hutan yang jauh dari pemukiman penduduk lainnya. Tapi melihat keadaan putrinya yang sedikit istimewa... Jaemin tampaknya mengerti.

Nenek baru pergi sekitar sepuluh menit yang lalu, tinggal Jaemin dan si kecil yang tengah merengek meminta susu. Dengan gemas Jaemin menggendong bayi mungilnya lalu memberinya susu. Kecupan gemas terus Jaemin layangkan pada putranya membuat bayi kecil itu menangis karena aksi menyusunnya di ganggu.

Sedangkan sang kakak hanya diam menatap ibu dan adiknya yang tengah bermain-main di depannya. Bayi kecil itu mengangkat kedua tangannya di udara seolah ingin ikut bermain juga. Jaemin yang melihat itu hanya menatap sebentar lalu melengos pergi dari hadapan putra sulungnya.

"Anak Nana gemes banget aaa pengen gigit Pipinya tembem ih pengen tak hap!" Jaemin dengan gemas melahap pipi kanan putranya membuat bayi itu menangis karena lagi-lagi acara menyusunya diganggu.

"Ututu... Iya iya nih sayangnya Nana nyusu lagi cup cup, engga sayang.. engga bakal Nana ganggu lagi..." Puas mengerjai sang anak, Jaemin akhirnya membiarkan bayinya menyusu dengan tenang. Dia duduk bersandar memperhatikan bayi mungilnya yang melahap putingnya kencang.

Bayi sekecil ini, Apa memang punya tenaga sekuat ini?

Anehnya tiap anak bungsunya selesai menyusu, Jaemin akan merasa lemas. Seolah tenaganya tersedot habis. Sangat berbeda dengan sang kakak yang pembawaannya tenang, putra sulungnya juga tidak menyedot dengan kencang apa lagi sampai membuatnya kesakitan. Dan menyusui si sulung tidak membuatnya lemah seperti ini.

"Chenle sayang pelan-pelan nak, tidak ada Daddy mu disini... Dia tidak akan merebutnya darimu." Eluh Jaemin membelai rambut tipis bayinya berusaha membuat bayi itu tenang.

Chenle Lee, itu nama yang ia berikan untuk putranya. Nama yang indah cocok sekali dengannya yang putih bersih dengan wajah kemerahan, bibir mungil  merah yang sesekali merengek manja. Mata hitam legam yang mewarisi matanya... Cantik sekali, putranya benar-benar cantik.

Sangat berbeda dengan dia, di lihat dari manapun Jisung tak mewarisi apapun yang ada pada dirinya dan Jeno. Membuat Jaemin semakin yakin kalau Jisung adalah putra Peter.

Jisung, nama itu pemberian dari Nenek karena Jaemin tak kunjung memberinya nama, Jaemin terus menerus memanggil Jisung dengan dia, membuat Nenek sedikit marah awalnya. Bayi itu bermata biru entah dari mana dia mendapatkannya kulitnya pucat tampak tak sehat dengan bibir yang sama pucatnya, matanya sipit sekali. Tapi Jaemin mensyukurinya. Jika anak itu membuka mata Jaemin terkadang merasa takut dengan mata birunya itu. Pembawaannya yang tenang tidak berisik dan rewel seperti bayi pada umumnya membuat Jaemin semakin yakin kalo darah iblis benar-benar mengaliri darah anak itu.

 Dream Run [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang