...
Katanya pundak anak pertama itu selalu yang terberat, karena orang-orang menaruh harapan lebih kepadanya. Iya dulu Renjun sempat menampung semua ekspetasi keluarga untuknya sebelum ia menghancurkannya dengan telak dan tak ada harapan lagi di dalamnya.
Tapi meskipun begitu pundak kecil sulung Nakamoto itu tetap terasa berat. Kedua adiknya pergi, dan ayahnya yang tak kunjung kembali meninggalkan ia dan ibunya yang kini sudah tak tertolong lagi.
Renjun merasa miris.
Ia sedih, ibunya kembali menggila seperti beberapa tahun lalu.
Suara benda di banting selalu menjadi melodi setiap Renjun datang membawa nampan berisi makanan.
"AKU BILANG TIDAK MAU TIDAK MAU!!!"
"PERGIIII!!"
nampan berisi makanan yang susah payah Renjun masak kini melayang cepat menghantam tembok. Renjun hanya bisa menatap nanar, ibunya tampak sangat kacau rambutnya mulai memanjang dan tampak kusut wajahnya kacau ia terus meracau, sesekali Renjun mendapati bibir ibunya berdarah karena terlalu kuat di gigit.
"Setidaknya makanlah dulu, sejak kemarin bunda tidak makan sama sekali. Bagaimana kalau bunda sakit hmm?"
Renjun meraih bahu Winwin yang tengah berpaling darinya lalu ia usap pelan. Berusaha membujuk setidaknya untuk tiga suapan. "Kakak ambilkan lagi ya nda.. nanti kakak suapin kita makan bareng-bareng yah?"
Tak ada respon apapun membuat Renjun yakin kalau ia tak akan mendapat penolakan kali ini. Sulung Nakamoto meraih tampan yang sempat Wiwin lempar sebelum bunyi kemerincing dari rantai besi mengalihkan perhatiannya.
Pyarrr!
"Aggghrrh!!!" Gelas kaca melayang tepat mengenai kepalanya.
"NDA!" Pekik Renjun.
"Aku tidak mau makan sebelum Jaemin pulang!"
"Bawa Jaemin kepadaku! Kembalikan Jaemin ku!!!"
"Kembalikan!!!!!" Wiwnin kembali meraung-raung tak terkendali mulai membuang barang apapun yang terjangkau oleh tangannya. Geram Renjun pun melayangkan tampan itu pada Winwin.
"JAEMIN JAEMIN JAEMIN!! AKU JUGA PUTRAMU DISINI! AKU RENJUN! YANG BARU SAJA INGIN KAU BUNUH!"
Renjun yang murka tanpa sadar memukul dan membentak ibunya sendiri, dia manusia bersumbu pendek. Dia tidak sama seperti Shotaro yang sabar luar biasa. "Kau menyakitiku... Bunda aku juga terluka disini... Hiks hiks maafkan aku"
Renjun jatuh bersimpuh tepat di kaki sang ibu. Menangis sejadi-jadinya terlebih saat ia menatap gelang rantai besi yang mengikat kaki kanan ibunya... Dia sudah durhaka, tidak ada bedanya dia dengan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Run [Nomin]
Fiksi Penggemar[JN x JM] [M] Mata itu akan bersinar saat berada di kegelapan, dan Jaemin akan tunduk tanpa bantahan.