...
Peter kecil pernah berdoa pada semua Dewa Dewi yang ada di dunia, memohon sedikit saja keajaiban untuk membuatnya hidup layaknya manusia biasa. Agar ibunya bisa memeluknya penuh cinta, mengelus kepalanya tanpa takut akan dua tanduk kecil yang mulai tumbuh di kepalanya, agar ia mendapatkan cinta dari ibunya, agar ibu tidak membencinya. Tapi Dewa Dewi di atas sana tak pernah mengabulkan doanya.
Dan setelah harapan itu hilang, doa yang tak pernah lagi ia layangkan, Kenapa bisa terkabulkan dengan kelahiran satu bayi yang menyerupai dirinya.
Bayi manusia seutuhnya.
Bayi yang kelahirannya di nantikan, tidak seperti dirinya.
Peter tau, sekuat apapun tekat Jaemin berusaha melenyapkan bayi yang ada di perutnya, kata benci yang tiap kali pria cantik itu lontarkan tak selalu benar, jauh dari dalam lubuk hati Jaemin selalu menyangkal segala perkataan buruk yang mulutnya ucapkan untuk bayi yang ada di perutnya. Ada ruang kecil di sudut hatinya, tempat dimana dia diam-diam menyimpan cinta dan kasih sayang untuk bayi yang segera ia lahirkan.
Rasanya tidak adil, Peter tidak menyukainya. Mereka satu inti jiwa yang sama, hanya gender mereka yang berbeda, Jaemin tetap menjadi ibunya mau dulu ataupun sekarang. Tapi kenapa hanya kelahiran Jisung yang ia dambakan, Jaemin seharusnya membenci Jisung sama seperti Sarah membencinya dulu.
Ibu dulu kau tidak seperti itu.. aku cemburu pada Jisung... Ini tidak adil, aku juga ingin menjadi anak yang kelahirannya kau inginkan seperti itu.... Ibu, aku juga anakmu!
Rasa benci atas ketidakadilan nasib yang ia alami membuat Peter dengan tega menukar Jisung dan Chenle, mempengaruhi otak Jaemin agar percaya bahwa Chenle adalah putranya dengan Jeno.
Jika jisung terlahir sebagai manusia, maka Peter akan membuatnya tumbuh mengerikan melebihi iblis dalam tubuhnya.
"Jisung... Kau mungkin mengambil rupaku, tapi jiwaku tidak kembali hidup bersamamu. Tak apa... Chenle akan menuntun mu, berjalan menuju neraka bersamaku."
~o0o~
30 menit setelah Jaemin pergi.
Jieun sibuk mencoret-coret dinding dengan batu, dia sibuk menggambar garis-garis random dengan tangannya, sesekali wanita cantik itu menoleh kebelakang dimana si sulung tertawa gemas melihat tingkah nya.
Melihat hal itu membuat Jieun semakin bersemangat untuk memenuhi dinding yang tadinya putih bersih ini dengan coretan tangannya, wanita itu berlarian dari ujung ke ujung, sesekali melompat untuk menjangkau tempat tertinggi untuk menorehkan karyanya.
Terlampau asik sampai tak menyadari seseorang datang di belakangnya menimang Jisung yang menangis tak nyaman.
Berbeda dengan Chenle yang justru tertawa bahagia mengetahui siapa yang datang. "Sssttt kendalikan tawamu sayang, tidak baik tertawa di atas penderitaan orang." Ujar Peter lantas menggelitik perut Chenle main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Run [Nomin]
Fanfiction[JN x JM] [M] Mata itu akan bersinar saat berada di kegelapan, dan Jaemin akan tunduk tanpa bantahan.