XII-Chevelure

349 40 2
                                    

Thank you for read.
•Vote
•Share
•Comment
_______________________________

Lagi-lagi, kapan sih cerita ini tidak dimulai dengan pagi hari? Xerena terlihat sedang merapikan rambut panjangnya yang sudah terikat ponytail didepan cermin di dalam kamarnya. Tak lupa dirinya memakai liptint, guna menyempurnakan dandanannya untuk sekolah.

DRRRTTT!

DRRRTTT!

Mendengar suara HPnya bergetar, Xerena langsung mengangkat panggilan suara yang masuk dari aplikasi BobaChat di HPnya tersebut. Melihat bahwa sang kakak perempuan nan jauh disana memanggilnya.

"Hallo kakak apa kabar, apakah pekerjaanmu baik-baik saja?" Xerena tersenyum kegirangan mengetahui bahwa kakaknya menghubunginya.

"Baik-baik maafkan kakak karena baru dapat menghubungimu, bagaimana dengan dirimu disana?" Terdengar suara wanita yang keluar dari HP Xerena.

"Aku juga baik, sepertinya tidak buruk untuk tinggal disini kembali." Jawab Xerena menahan HP tersebut di tulang pipi dan pundak kanannya agar tidak terjatuh, sementara kedua tangannya sibuk menutup liptint yang baru saja Ia gunakan. Entah mengapa, dirinya dapat mendengar kakak perempuannya menghela nafas berat.

"Apa kau yakin benar-benar tak apa?" Xerena berdecak kesal seraya kembali memegang HP tersebut dengan tangannya.

"Seriously my dear big sister, I'm not ten anymore." Kakak perempuannya tertawa gemas mendengar jawaban Xerena tersebut.

"Tentu saja aku khawathir, kau bahkan tidak satu kota dengan sekolahmu dan sendirian." Xerena seketika menjadi kikuk sendiri.

"Well actually." Xerena dapat merasakan kehadiran seseorang yang melihatnya di area parkiran apartementnya melalui jendela kamarnya.

Lelaki itu sengaja memarkirkan mobilnya di area itu agar dapat melihat gadis itu melalui jendela kamarnya yang berada di lantai 12. Sosok itu sudah terlihat rapi dengan seragamnya dan tak lupa balutan jaket jeans hitam seraya berdiri tepat di depan mobilnya menunggu Xerena.

"Sorry sis, I think I will be late if I stay longer with you." Xerena dengan cepat mengambil tas ranselnya yang sudah siap diatas ranjangnya.

"Wait what Ere-!"

"Byee I'll text you later, love you sis." Dengan cepat Xerena memutuskan hubungan panggilannya dengan kakak perempuannya dan menutup pintu unit apartementnya.

°•°

"Hey." Xerena memutar bola matanya malas melihat senyuman Gevano yang kelewat jahil.

"Don't tease me." Xerena mengalihkan wajahnya kearah lain, menghindari rasa salah tingkah yang Ia rasakan sekarang tatkala melihat wajah jahil Gevano.

"What, you've been sticking with me for three months and you're still red faced?" Gevano tertawa jahil mengejek Xerena tatkala melihat kedua pipi gadis tersebut memerah panas. Xerena langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sungguh, this guy will be the death of her.

"Knock knock knock!" Gevano melakukan gaya ketukan pada kedua tangan Xerena yang sedang menutupi wajahnya, seakan-akan kedua tangan tersebut adalah pintu.

"Go away." Jawab Xerena menanggapi sikap kekanak-kanakan Gevano.

"Miss Yvonne, we'll be late if we don't go right now." Entah mengapa kedua pipi Xerena tambah memanas mendengar hal tersebut. Menghentakkan salah satu kakinya dengan kesal, Xerena berinisiatif untuk mengabaikan godaan Gevano dan berjalan memasuki rubicon putih Gevano.

[3] Our Universe : Ice Vodka | ✔JENRINA BLUESY JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang