VIII-Noirceur

420 37 0
                                    

Thank you for read.
•Vote
•Share
•Comment
_______________________________

Suara siswa-siswi kelas 2-C memenuhi tempat perpustakaan untuk mengambil buku guna mencari materi terkait objek yang sudah ditetapkan untuk project fisika mereka. Namun tidak untuk Gevano yang bersantai layaknya di pantai di depan pintu perpustakaan. Enggan memasuki tempat tersebut yang begitu sesak dan ramai.

"Oh good, you've got it." Xerena menatap jengkel Gevano yang masih santai di depan pintu perpustakaan, sementara dirinya yang disuruh untuk mengambil buku penelitian mereka.

"Insting membantumu sudah mati?" Cibir Xerena tidak terima sembari memeluk buku tentang mikroskop yang sangat tebal. Melebihi lapisan planet mars sepertinya.

"Aku sudah membantumu dengan doa." Xerena memutar bola matanya kesal saat mendengar jawaban Gevano.

"Come on, it's too loud in here." Gevano memberi isyarat pada Xerema agar gadis itu mengikutinya berjalan menuju ke laboratorium fisika.

"Jadi, kita mendapat mikroskop jenis apa?" Gevano bertanya seraya terus berjalan diikuti dengan Xerena dibelakangnya. Tidak ingin salah menjawab, Xerena mengambil lembaran kertas yang Ia letakkan di belakang buku fisika tebal yang Ia pinjam di perpustakaan tersebut.

"Mikroskop monokuler." Jawab Xerena setelah membaca kertas lembar jawaban project mereka yang diberikan oleh Mrs. Sabrina. Gevano menghela nafas berat mendengar jawaban Xerena.

"What will we look for about the microscope?" Tanya Gevano kembali, berusaha mencerna tugas yang dihadapi oleh mereka.

"Pengertian, struktur, fungsi, sketsa dan cara penggunaan." Sungguh, sangat ingin sekali kabur dari sekolah gila ini.

"Oh God, all of this thing is hurting my damn brain." Keluh Gevano seraya menjambak rambutnya frustrasi.

°•°

Laboraturium fisika terlihat sudah dimasuki beberapa siswa yang berniat rajin ingin mengerjakan project fisika ini. Tak lama setelah sampai di depan laboratorium, Xerena dan Gevano segera memasuki tempat tersebut. Mengambil meja paling sudut dan belakang, menaruh buku, alat tulis yang beragam, dan paper work mereka disana. Setelah dirasa cukup untuk mulai bekerja, mereka berinisiatif mengambil mikroskop yang berada di ruang penyimpanan.

"Let's go." Gevano berjalan menuju ruang penyimpanan yang pintunya berada di sudut sisi lain ruangan laboratorium, diikuti oleh Xerena dibelakangnya.

Saat memasuki ruangan tersebut, Xerema dapat melihat banyak sekali alat-alat penelitian fisika baik yang dipajang maupun disimpan di dalam lemari kaca. Xerena menatap takjub tempat panyimpanan ini, sungguh seperti surga fisika. Yah walaupun dirinya tak suka fisika.

"Kau yang ambil." Xerena menatap Gevano tak percaya.

"What?"

"Hell no!" Xerena melipat kedua tangannya di dada dan menatap Gevano cemberut sebagai tanda bahwa dirinya tidak ingin disuruh-suruh. Gevano membalikkan tubuhnya menatap kearah Xerena tajam.

"Jangan bilang, kau tidak tahu mikroskop monokuler?" Xerena terdiam sejenak, tidak bisa berkata-kata dengan serangan dari Gevano. Gevano tertawa meremehkan.

"Pfffttt kau benar-benar ya, matematika bisa tapi fisika tidak bisa." Entah mengapa, Xerena rasanya ingin menangis mendengar ejekan Gevano yang satu ini.

"Suka-suka diriku, mau tidak belajar di pelajaran mana saja." Xerena berusaha membela dirinya. Bukan salah dirinya jika Ia tidak mendalami materi fisika.

[3] Our Universe : Ice Vodka | ✔JENRINA BLUESY JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang