III-Insouciant

522 48 1
                                    

Thank you for read.
•Vote
•Share
•Comment
_______________________________

Xerena merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadiran entah siapa yang menolongnya mengambil buku ini. Sedikit menggeserkan tubuhnya agar tidak berhadapan dengan lelaki ini.

"Sorry, ini ambillah." Lelaki tersebut menyodorkan buku yang Ia ambil untuk Xerena. Dengan tatapan ragu Xerena menerima buku tersebut.

"Thanks." Jawabnya singkat, padat dan jelas. Tidak ingin memperpanjang interaksi mereka.

"Harley Levon." Awalnya Xerena yang sudah membuang muka tak ingin menatap lelaki ini, mendadak dirinya pun menatapnya kembali.

"Harley Levon, kelas 2-B." Lelaki berambut hitam, Harley itu pun mengulurkan tangannya. Ingin menjabat tangan Katharine sebagai tanda perkenalan. Sangat tidak sopan jika Xerena menolaknya.

"Xerena Yvonne." Xerena menjabat tangannya singkat, lalu cepat-cepat melepaskannya. Berharap bahwa Harley akan meninggalkannya sendirian.

"Apa kau suka membaca? Ternyata Xerena salah. Malah mengajak basa-basi bangsat.

"Not really." Xerena tetap memfokuskan dirinya membolak-balikan halaman pada buku yang sudah dipegangnya dari tadi itu. Ternyata bukunya tidak memenuhi kriteria yang akan dia nikmati untuk dibaca.

"Apakah ini untuk mengisi format LG?" Sungguh bisakah Katharine ditinggal sendirian saat ini. Sangat tidak nyaman rasanya jika ada seseorang yang berlagak akrab olehnya. Apalagi lawan jenis.

"Iya." Xerena berusaha menjawab singkat kembali.

"Kalau begitu apakah aku boleh ikut bergabung untuk mencari disini?" Shit, benar juga. Xerena sudah mencium bau bangkai sedari tadi. Mungkin sudah saatnya Xerena mengusirnya atau mengusir dirinya sendiri.

"I'm sorry bu-." Xerena sedikit terkejut tatkala ada seseorang yang datang tanpa diundang. Berdiri, tepat, disampingnya. Pandangan Harley pun berlaih kearah orang tak diundang tersebut. Entah perasan Xerena saja atau tidak, atmosfer disekitarnya berubah menjadi mencekam.

Gevano tengah berdiri disitu tanpa rasa bersalah dan tanpa menganggap mereka ada. Sibuk memilih buku di rak yang sama dengan Xerena dan Harley. Hening, tidak ada yang mengeluarkan kata-kata untuk sesaat.

"Sorry, I think I have to go." sebelum beranjak dari tempat tersebut Harley terlihat menepuk singkat kepala Xerena.

"See you another time." Dengan begitu, Harley langsung berjalan menjauh dari tempat tersebut.

Menatap tajam Gevano, dibalasnya juga tatapan tajam Harley oleh Gevano sebelum meninggalkan mereka benar-benar hanya berdua. Xerena sedikit terkejut dan sedikit heran, bahwa ada juga orang yang baru saja mengenalnya dan langsung lancang menyentuh kepalanya. Benar-benar tidak habis pikir.

Kini mereka hanya saling diam tanpa beratapan sedetik pun. Berusaha tidak mempedulikan satu sama lain hingga terjadi bencana yang bahkan peramal pun tidak tahu bahwa itu datang.

DUK!

Awalnya mereka tidak ingin bertatapan, namun naas mungkin yang disebut dengan 'kebetulan' ingin mereka bertatapan dan bergelud ria. Tangan kanan Xerena dan tangan kiri Gevano terlihat ingin mengambil satu buku yang sama. Sehingga kedua tangan mereka bersentuhan.

"Ck, knock it off." Merasa tak terima dengan gertakan Gevano, Xerena menatapnya tajam sebagai tanda tak terima.

"Speak to yourself." Gevano tertawa sarkas melihat Xerena yang sama sekali tak merasa terancam.

[3] Our Universe : Ice Vodka | ✔JENRINA BLUESY JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang