XXIV-Aflame

323 33 0
                                    

Thank you for read.
•Vote
•Share
•Comment
_______________________________

Hujan deras disertai petir dan angin kencang menghiasi malam itu. Suara petir menyambar tak henti-hentinya, membuat gadis itu terbangun dari alam tidurnya. Tanpa menunggu waktu lama setelah mengumpulkan nyawanya, gadis kecil itu pun mengambil posisi terduduk diatas tempat tidurnya. Memakai gaun tidur putih selutut yang lembut. Jam dinding menunjukkan pukul 11.00 malam.

Kamar gadis itu terlihat mewah dan sangat luas. Semua perabotan miliknya terlihat mahal dan kamarnya penuh dengan koleksi pita dan boneka-boneka dalam berbagai bentuk. Tak lupa dengan replika kastil yang mewah guna bermain dengan birbienya.

Dengan kedua matanya yang masih terasa berat, gadis itu berusaha merapikan rambut wavy panjangnya yang berantakan. Tangannya mengulur kearah dimana ikat rambut pita kesayangannya itu berada diatas rak kecil tepat disamping tempat tidurnya. Menguncir rambutnya dengan model ponytail agar terlihat sedikit rapi. Tenggorokannya terasa sangat kering saat ini.

"Haus." Gumamnya dengan suara kecil nan imut.

Perlahan, gadis kecil itu menggerakkan kedua kaki kecilnya untuk beranjak dari tempat tidur yang cukup tinggi untuk tubuhnya yang masih pendek. Setelah berhasil turun dari tempat tidurnya, dirinya berlari kecil dan membuka pintu kamarnya perlahan.

"Kakak pelayan tidak ada disini." Merasa sedikit kecewa bahwa dirinya harus mengambil air minum itu dengan sendirinya saat melihat dibalik pintu tersebut tidak ada siapapun yang dapat membantunya.

Beruntung bagi dirinya, penerangan lampu dirumah ini belum dipadamkan sama sekali. Sehingga dirinya tidak takut untuk mengambil langkah keluar kamarnya sendiri saat ini. Walaupun sebenarnya, gadis kecil itu sedikit heran dengan keadaan ini.

'Mengapa lampu masih belum mati?'

'Biasanya waktu malam tepatnya pukul 9 malam, lampu akan selalu mati.' Batinnya terheran-heran.

TAP!

TAP!

TAP!

Kedua kaki kecilnya berusaha berjalan setenang mungkin agar tidak menggangu penghuni lainnya dirumah ini. Menyusuri lorong yang dipenuhi dengan kamar-kamar tidur lainnya. Setelah berhasil keluar dari lorong tersebut, dirinya pun sudah mendapati sampai di area tangga lantai 2. Berinisiatif menuruni tangga, menuju kedapur lalu mengambil minum. Tak usah ditanya, yang jelas bahwa gadis itu adalah anak orang kaya dengan kelimpahan barang mewah disetiap jengkal rumahnya.

"Aku sangat senang kau dapat berkunjung kemari kawan lama, apa kau yakin tak ingin beristirahat disini saja?"

"Hujan sangat deras dan petir sedang menyambar kemana-mana."

Reflek, gadis tersebut langsung bersembunyi dibalik tembok didekat tangga tersebut. Tak ingin kehadirannya ketahui oleh kakeknya itu. Bisa-bisa dirinya kena omelan habis-habisan karena tertangkap tidak tidur pada jam ini. Apalagi jika kakeknya itu tahu bahwa dirinya tidak sengaja mendengar obrolan yang jelas adalah obrolan orang dewasa seputar bisnis. Kakeknya tidak akan membiarkan dirinya itu mengetahui urusan bisnisnya.

Mengambil posisi jongkok. Bukannya langsung kembali kedalam kamarnya, dirinya malah penasaran dengan siapa sosok yang dibawah tangga itu dengan kakeknya.

'Kakek sedang dengan siapa malam-malam begini?' Batinnya penasaran namun belum memberanikan diri untuk melihat siapa sosok tersebut.

"Ah tidak perlu, aku sudah merepotkanmu dengan banyak hal."

"Tidak-tidak, itu bukan masalah bagiku."

"Aku hanya merasa bersalah kepada-."

"Tidak perlu, semua hutangmu padaku aku ikhlaskan untukmu agar tidak terbebani dengan hal itu."

[3] Our Universe : Ice Vodka | ✔JENRINA BLUESY JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang