XIX-Nighted

330 33 1
                                    

Thank you for read.
•Vote
•Share
•Comment
_______________________________

Hujan semakin lebat, kini langit pun menggelap. Sungguh sangat sial hari ini bagi Xerena. Terlihat sebagian rambutnya dan seragamnya basah akibat menerobos hujan. Namun tampaknya hal itu sekarang berdampak membuat dirinya kedinginan di dalam minimarket disamping sekolah serta ditemani dengan satu noodle cup.

Ingin sekali dirinya menangis sejadi-jadinya diatas kasurnya. Batin dirinya sudah tidak tahan lagi karena merasa sangat konyol beberapa saat yang lalu.

"Bagaimana kau bisa menangisi laki-laki tak berguna itu, janganlah kau tangisi." Gumamnya berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Tak terasa, dirinya sudah menunggu selama setengah jam lamanya disitu. Hujan terlihat sudah menjadi sedikit berbaik hati dan tidak terlalu deras, catat ya sedikit tidak terlalu deras bukan reda. Melihat hal tersebut dirinya akhirnya memutuskan untuk memesan taxi online.

"Aku akan mencoba memesannya kembali." Gumamnya sembari mengetikkan sesuatu di HPnya.

Setelah berhasil memesannya dirinya pun menunggu untuk pesanan tersebut dikonfirmasi. Namun bukannya dikonfirmasi, beberapa detik kemudian dirinya pun mendapatkan panggilan suara dengan nomor tak dikenal. Dengan cepat dirinya pun mengangkat panggilan suara tersebut.

"Halo?"

"Iya halo dengan saya supir taxi online, mohon maaf untuk saat ini kami seluruh taxi online berhenti beroperasi sementara di daerah yang kebetulan sekitar sekolah anda karena adanya pohon besar yang runtuh sehingga menyebabkan kemacetan dan penutupan jalan sehingga saya harus menolak pesanan anda, mohon maaf dan terimakasih." Xerena mengehla nafas miris mendengar hal tersebut.

"Baik tidak apa-apa, terimakasih." Panggilan suara pun langsun ditutup.

Teriakan frustrasinya ingin sekali keluar namun Ia tahan. Takut jika orang lain melihatnya sebagai orang tak waras lalu melarikannya kerumah sakit bersalin dan dimasukan kedalam THT terdekat.

Akhirnya setelah berpikir panjang, dirinya pun memutuskan untuk keluar dan membayar tagihannya di minimarket tersebut. Melihat hujan yang tiba-tiba menjadi deras kembali, dirinya menghela nafas agar dirinya sudah siap untuk menembus hujan yang kedua kalinya dengan jas hujan yang baru saja Ia beli.

TIN!

TIN!

Reflek, Xerena menoleh kearah suara klakson mobil tersebut. Terlihat mobil hitam BMW M2 berhenti tepat didepannya sekarang. Xerena dapat melihat jelas siapa yang mengemudikan mobil tersebut tatkala kaca pintu mobil tersebut diturunkan.

"Wanna get a help?" Xerena memutarkan kedua bola matanya malas. Dirinnya tak pernah berharap bahwa Harley akan menolongnya disini.

"No thanks." Nada bicara Xerena terdengar jutek membuat Harley tertawa.

"Ayolah, kau tidak ada pilihan lain." Ucap Harley memaksa.

JDDDAAARRRR!

Reflek Xerena langsung berlari dan masuk kedalam mobil Harley. Membuat Harley tertawa melihat tingkah konyol gadis tersebut. Menggelengkan sedikit kepalanya sembari tertawa, membuat Xerena melotot kesal namun memilih untuk tidak berkomentar.

"You're so cute when you're grumpy like that." Xerena berdecak kesal mendengar perkataan Harley. Membuat Harley kini menghela nafas sedikit gregetan dengan reaksi Xerena mendengar pujiannya. Bayangkan saja, Harley saja gregetan, apalagi Gevano. Sungguh kuat iman Gevano.

"Whatever." Gumam lelaki tersebut akhirnya lalu menjalankan mesin mobilnya.

"So, where are you living?" Tanyanya sembari mengemudikan mobil.

[3] Our Universe : Ice Vodka | ✔JENRINA BLUESY JENO × KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang