Sore itu tampak hening setelah terjadi kekacauan dirumah Aurora dan orang - orang yang ada dirumah itu tidak berbicara sepatah katapun.Akhirnya Kyai memecah keheningan mereka dengan menanyakan pertanyaan sebelumnya.
"Nak. Semuanya sudah terlihat tenang sekarang, sebaiknya kamu melanjutkan permbicaraan kita tadi. Saya mendengarkan,," ucap Kyai.
"Baik pak,," jawab Farrel.
Farrel pun menceritakan semuanya dari awal sampai akhir.
Sebelum keberangkatan menuju Surabaya..
Farrel tertidur diatas sofa berbantal pangkuan Aurora yang sedang asyik memainkan hp nya.
Tiba - tiba Regina datang dengan suasana hati yang ceria dan menghampiri Aurora serta teman - teman tim lainnya.
"Eh kalian update berita terbaru gak?" tanya Regina dengan bersemangat.
"Emm pasti berita horor lagi nih. Tebakan gue bener kan? Pasti bener lah." jawab Aurora dengan sombongnya.
"Halah iya deh iya, beneerr.. tapi kali ini beda guys!" ucap Regina lalu duduk diantara Bordie dan Kiana.
"Gue mau duduk disini ya, kalian gak keberatan kan kalo gue jadi pagar pembatas kalian berdua?" Regina menyindir sambil tertawa.
"Idihh,, apaan sih. Si Bordie bukan tipe cowok idaman gue." jawab Kiana sambil memutar bola matanya merasa tidak suka.
"Lo juga bukan tipe gue, sorry ya.. Dan si Regina ini, hobi banget bikin ricuh." ucap Bordie membalas ejekan cewek - cewek itu.
"Sstt heh! Yaudah Gi, tempat apa yang jadi rekomendasi lo buat Ekspedisi kali ini?" ucap Aurora, kericuhan itu membuat Farrel terbangun.
"Eh,, sayang. Tuh kan gara - gara kalian pangeran gue jadi kebangun."
"Tadi gue denger, tempat horor yang beda? Coba lo ngomongnya jangan bertele - tele." ucap Farrel dengan raut wajah yang penasaran.
"Emm gini Rell, ada tempat terbengkalai di Surabaya masih dekat kawasan daerah rumah nenek gue. Dan konon kata penduduk disana, tempat itu adalah tempat perkumpulan para hantu yang gentayangan." jelas Regina.
"Heem,, terus?"
"Dan tempat itu bekas sekolahan gitu guys. Lo bayangin deh, kalau kita kesana pasti channel youtube kita makin rame. Bener gak?"
"Iya juga sih,," ucap Aurora merasa tertarik dengan ide sahabatnya itu.
"Iya serius. Karena konten kita selalu hal - hal mistis dihutan-hutan, sekarang kita harus cari suasana baru dan mungkin lebih seru karena latarnya kayak zaman kita sekolah dulu."
"Gi. Sebenarnya gue ngelakuin ekspedisi kayak gini, karena gue gak percaya sama yang namanya hantu dan gue mau membuktikan kalau hantu itu gak ada. Dan lo punya ide konyol buat cari - cari si para hantu itu buat jadi konten youtube terbaru kita?" tanya Farrel merasa tidak yakin.
"Sayang.. Apa salahnya kalau kita coba ide dari si Regina? Ayolah pasti seru." ucap Aurora membujuk.
"Hemm.. (menatap Aurora) yaudah iya deh, lagi pula aku gak akan kasih izin kamu pergi sendiri walaupun sama mereka." Farrel akhirnya setuju.
"Mantap!!! Kita pergi besok pagi. Okay?" teriak Regina bersemangat.
"Hah??! Serius?" kaget Aurora.
"Lebih cepat lebih bagus dong." celetuk Regina sambil mengambil snack diatas meja.
"Heh, curut. Lo main berangkat berangkat aja, nanti kita sampai di Surabaya dapet penginapan dimana?" tanya Bordie dengan mengangkat satu alisnya.
"Yaampun Dir. Tenang aja,,, gue yang urus." ucap Regina dengan sombongnya.
"Dihh so sultan banget sih lo." jawab Bordie malas.
Mereka pun menyelesaikan diskusi mengenai keberangkatan mereka ke Surabaya dan mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan.
Setelah mereka mengakhiri diskusi hari itu, mereka pun pulang. Dan Farrel mengantarkan pulang pacarnya ke rumah.
Diperjalanan mereka pun mengobrol.
"Sayang, emm nanti kalau kita udah selesai Ekspedisi ke Surabaya dan udah pulang ke Jakarta, aku mau nonton Film di bioskop dong." ucap Aurora sambil memeluk pacarnya itu yang sedang mengendarai motor.
"Iya sayang,, nanti kita nonton ya." jawab Farrel.
"Yeee. Makasih ya.." ucap Aurora berpegangan erat dan menempelkan dagunya dibahu pacarnya.
#BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku adalah Hantu?
HorrorSemua tidak akan terjadi, jika Farrel tidak melakukan ekspedisi di Sekolah terbengkalai itu. Karena ketidak percayaannya tentang hal-hal ghaib, ia dan teman-temannya dalam masalah besar dan salah satu dari mereka harus menjadi tawanan dari penghuni...