TIDAK LAGI BERHARAP

7 2 0
                                    

Disisi lain perdebatan antara Farrel dan Darwin serta ayahnya, Regina terlihat murung dan tidak banyak bicara seperti biasanya.

Kiana pun mencoba menghibur sahabatnya itu.

"Hey... gue tau gimana perasaan lo, dari awal gue udah merasa ada yang nggak beres sama sikap pemilik Penginapan ini. Lo pasti ngerti,,,"

"Ya mungkin dia keliatan nggak beda jauh sama kita dari wajahnya, tapi gue yakin umurnya nggak segitu kok. Dan lo tau nggak? Kenapa dia menghalangi kita untuk pergi ekspedisi?" tanya Kiana.

"Hemm seakan - akan dia paling tau tentang sekolah terbengakalai yang mau kita telusuri." jelas Kiana menambahkan lagi.

"BRAAAKK!!"

Regina memukul meja sambil beranjak berdiri.

"Gue sa,,salah ngomong ya?" tanya Kiana dengan nada gemetar takut.

"Engga. Yang baru aja lo bilang, itu semuanya bener dan kita harus bantu Farrel untuk paksa si Darwin itu menjelaskan asal usul sekolah itu." jawab Regina bercampur dengan emosi dan kekecewaan tapi tampak berlebihan.

"Gue merasa dipermainkan dan sekarang gue nggak akan berharap lagi sama manusia. Iiiihhh!!! Keseel!! Keseell!! Tega banget dia bohong sama gue!!" teriak Regina lalu menjatuhkan dirinya ke kasur dan ia pun menangis.

Kiana diam dan hanya bisa menggaruk - garuk kepalanya karena perilaku sahabatnya itu.

"Udah,, udah ah. Kayak bocah aja." celetuk Kiana.

Malam semakin larut, tapi suasana semakin panas antara Farrel dan ayahnya karena ucapan Darwin yang membuat Farrel semakin terbakar emosi.

__________________________________________________

"Apa maksud dari orang nggak jelas ini, yah?? Ayah tega mengkhianati ibu? Itu sebabnya ayah meninggalkan ibu dan aku?! JAWAB!" geram Farrel, emosinya tak terkendali.

"Waaaww! Sepertinya kalian butuh waktu untuk bicara berdua, oke selamat malam." ucap Darwin dan pergi begitu saja.

"Farrel. Kamu nggak bisa membedakan mana orang yang berbohong dan mana orang yang jujur?? Tidak ada niat sedikit pun untuk menggantikan ibumu dihati ayah. Cukup semua ini! Kamu jangan termakan omongan dia." jawab ayah Farrel dengan raut wajah yang kecewa karena anaknya sendiri tidak percaya.

Farrel hanya terdiam dan berlutut karena merasa tidak berdaya dengan masalah yang terus menghampirinya.

"Percayalah, nak. Ayah tidak mungkin berkhianat. Dan semua yang  Darwin katakan itu bohong. Dia hanya ingin terbebas dari pertanyaan kita tentang sekolah itu dan gadis yang bernama Nona." ucap ayah Farrel.

"Waktu yang akan memperlihat mana yang benar dan mana yang salah. Farrel mau istirahat." jawabnya lalu pergi meninggalkan ayahnya.

"(Nak,, kamu pasti akan tau semuanya, pada waktu yang tepat. Mala,, aku akan membawa anakmu pulang dan kita akan kembali hidup bersama.)" ucap ayah Farrel dalam hati.

Hari pun sudah pagi, Farrel keluar dari kamarnya dan bersiap - siap untuk menemui lagi nenek penjaga sekolah.

Namun...

Terdengar kegaduhan dari luar Penginapan dan ternyata itu adalah ayahnya dan Darwin yang sedang adu mulut.

"Sepertinya mereka bertengkar karena obrolan semalam, hmm tapi lebih baik gue fokus aja sama rencana untuk mencari tahu kronologi kejadian yang sebenarnya tentang arwah gadis yang mengganggu Aurora." ucap Farrel pada dirinya sendiri.

Lalu, teman - temannya menghampiri dan menanyakan kegaduhan diluar Penginapan.

"Rell, diluar ada yang lagi ribut ya? Siapa?" tanya Bordie sambil merangkul bahu Farrel.

"Nggak tau, dan nggak peduli juga,, gimana kalau kita berangkat sekarang aja?" usul Farrel.

"Hemm boleh, tapi ayah lo?" tanya Kiana.

"Gampang, nanti dia nyusul." jawab Farrel singkat.

Mereka pun pergi ke tempat parkir dan terlihat ayah Farrel berusaha menghampiri lalu memanggil namanya.

Farrel berusaha tidak mendengar dan mempercepat memasukkan barang - barang ke bagasi mobil.

"Nak. Kamu mau kemana sepagi ini?" tanya ayah Farrel sambil masih berjalan menghampiri putranya itu.

Farrel tidak menjawab ayahnya.

"Rell... lo baik - baik aja? Lo bertengkar lagi sama ayah lo?" tanya Regina khawatir dan merasa kasihan melihat ayah Farrel yang berusaha mendekati anaknya.

"Iya Rell, nggak baik lo bersikap kayak gini." ucap Kiana menambahkan.

"Kalian semua tau apa tentang keluarga gue? Jangan ikut campur masalah keluarga gue. Mending kalian masuk ke mobil dan kita langsung pergi dari sini. Paham??" tepis Farrel.

Teman - temannya langsung terdiam, sepertinya Farrel tidak ada harapan lagi untuk memaafkan ayahnya dan tidak ada harapan untuk keluarganya kembali utuh.

#BERSAMBUNG...

Pacarku adalah Hantu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang