Mama Aurora tampak berdiri dibelakang anaknya dan melihat mereka dengan tatapan dingin.
Mereka semua pun menunduk termasuk Farrel.
"Ma.. jangan marah sama mereka. Mereka nggak salah, dan liat deh mereka udah kayak detektif aja menuntaskan sebuah misi misterius." ucap Aurora berusaha membujuk Mamanya agar tidak marah."(Berdeham) siapa juga yang marah? Mama cuma mau kalian lebih hati - hati dan jangan salah bertingkah laku atau ucapan kalian karena berdampak sama kalian semua juga kan? tante nggak marah tapi untuk seterusnya kalian nggak boleh kemana - mana lagi untuk ekspedisi selama sebulan. Gimana?" jelas mama Aurora.
"Jadi tante maafin kita?" tanya Bordie.
"Iya. Tapi syaratnya, kalian setuju nggak?" tanya mama Aurora lagi.
"Tentu tante, kita siap! Kita mau fokus aja sama pendidikan kita." ucap Regina.
"Oya bener tante, kita nggak akan pergi ekspedisi lagi." ucap Kiana menambahkan.
"Baguss. Fokus sama masa depan kalian ya, sebagai rasa syukur Aurora kembali dan sebagai kerja keras kalian membantu Aurora,,, gimana kalau tante masak besar untuk kita semua." ucap mama Aurora dengan semangat.
"Wuuaahh mantap tuh, pas banget lagi laper." ucap Bordie.
"Waah makasih tante, kita jadi ngerepotin tante." ucap Farrel.
"Nggak kok, ayo ayo masuk." jawab mama Aurora.
Mereka pun makan masakan mama Aurora, Farrel pun berbisik ke telinga Aurora. "Jadi, kita nggak jadi putus?".
"Emmm,,," Aurora ragu untuk menjawab, karena takut mamanya masih marah ia berhubungan dengan Farrel.
"Tante bisa denger loh, Rell. Ya jelas lah, jawaban Aurora pasti nggak mau putus sama kamu. Buat apa putus sih kalau kalian berdua saling cinta." sindir mama Aurora lalu tertawa dan diikuti yang lainnya.
Mereka berdua pun tersipu malu.
"Farrel janji untuk terus jaga Aurora dan..." ucap Farrel sambil memandang Aurora.
"(Bersiul) Dan apa nih??" goda Bordie.
"Dan membuat Aurora selalu bahagia." jawab Farrel.
Semua yang melihat pasangan terbucin itu, tak berhenti tertawa dan menggoda mereka.
Disaat Farrel dan yang lain tertawa bahagia, disisi lain Darwin merasakan tersiksanya didalam penjara.
"PAK... AKU MASIH INGIN MELIHATMU HIDUP DENGAN RASA PENYESALAN YANG NANTINYA AKAN MENYIKSAMU PELAN - PELAN. ITU YANG AKU INGINKAN UNTUK ORANG KEJI SEPERTI KAMU.." arwah Nona Mustika itu berdiri tepat dibelakang Darwin.
Dengan cepat Darwin melihat ke belakang, namun tidak ada seorang pun didalam penjara.
"Siapa? Siapa kamu?" tanya Darwin mulai merasa ketakutan.
"KAMU TIDAK MENGENAL SUARAKU? SUNGGUH?? AKAN AKU TUNJUKKAN WUJUDKU AGAR KAMU MENGENALIKU HIHIHIHIIII!!!!"
"Ja..ja..jangan macam - macam atau.." ucap Darwin merasa panik.
"ATAU APA PAK?? AKU ADA DISINI, KITA AKAN SELALU BERSAMA. AKU AKAN SELALU BERSAMAMU, KARENA SEKARANG AKU AKAN MEMBALASKAN DENDAMKU. HIHIHIHIIII!!!" arwah Nona Mustika sekarang muncul dihadapan Darwin dan masuk kedalam tubuh Darwin.
"AAAARRRGGHHH!!!! HAHAHAAA... LENYAPLAH KAMU!!! LENYAAPP!!!" teriak Darwin kerasukan arwah dari Nona Mustika yang akan membuatnya tersiksa atas apa yang dia lakukan dulu.
Beberapa bulan kemudian...
"Buuu... ibu harus baca ini. Ayolah bu.." ucap Farrel sambil berjalan menghampiri ibunya yang sedang sibuk memasak.
"Ada apa nak?" tanya ibu Farrel.
"Aku diterima masuk ke Universitas yang aku mau bu.." ucap Farrel.
"Kamu serius, nak?? coba ibu mau baca suratnya."
Ibu Farrel pun membaca suratnya dan ia pun merasa sangat bangga untuk keberhasilan Farrel dan kegigihannya untuk masuk ke Universitas yang ia impikan.
"Semoga impian kamu untuk jadi pilot tercapai ya nak. Jangan takut untuk maju dan jangan jadi sombong untuk semua yang kamu punya. Ibu yakin kamu bisa dan kamu pasti berhasil, doa ibu akan selalu mendampingi setiap langkah kamu ya, nak." ucap Ibu Farrel bangga untuk pencapaian anaknya.
Kakeknya tidak sengaja mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, beliau pun menghampiri mereka berdua dan menjulurkan tangan ke arah Farrel.
"Selamat,," singkat sang Kakek.
Farrel tersenyum lebar ia tidak percaya kalau kakeknya baru saja memberikan selamat untuk dirinya.
"Kek.. maaf Farrel nggak bisa menuruti kemauan kakek selama ini." ucap Farrel.
"Dasar anak payah.(menepuk pelan kepala Farrel) Kakek memang ingin kamu jadi tentara tapi setelah kakek tau kalau sebuah impian itu harus dengan kesungguhan hati dan bukan dari paksaan orang lain. Jadi, kakek ikut bangga dengan kegigihan kamu sejauh ini untuk masuk ke Universitas yang kamu impikan." ucap Kakek lalu memeluk Farrel.
"Makasih kek.." Farrel sangat bahagia.
#BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku adalah Hantu?
TerrorSemua tidak akan terjadi, jika Farrel tidak melakukan ekspedisi di Sekolah terbengkalai itu. Karena ketidak percayaannya tentang hal-hal ghaib, ia dan teman-temannya dalam masalah besar dan salah satu dari mereka harus menjadi tawanan dari penghuni...