"Semakin menutupi kesalahan, semakin
dekat kamu pada hukuman dan semakin kamu banyak mengelak, akan semakin sulit kamu menjelaskan."_______________
Farrel terduduk lalu menghela nafas dan mengeluarkan Handphone dari dalam sakunya.
Melihat foto walpaper bersama kekasihnya.
"Aku rindu kamu, Ra." ucapnya terus memandangi foto tersebut dan tersenyum.
Bordie menghampiri diam - diam dari belakang badannya. Dan melihat sahabatnya itu sedang bersedih dan merindukan orang yang spesial dalam hidup sahabatnya itu.
"Gue tau,, ini berat banget buat lo. Tapi gue yakin, bro! Kita pasti tuntaskan semuaanya!!! Gue juga lelah sama semua yang terjadi sama kita ini." ucap Bordie bersemangat.
"(Tertawa kecil) iya thank you, Sob. Emm ini semua nggak akan terjadi, kalau gue nggak sompral."
"Udah. Lo nggak perlu menyalahkan diri sendiri, kita semua tim dan nggak ada yang harus disalahkan atau menyalahkan. Fighting!" ucap Bordie menyemangati sahabatnya itu.
Lalu mereka pun pergi menuju kantor polisi untuk membuat surat laporan penangkapan Darwin.
Tapi saat diperjalanan menuju kantor polisi, tiba - tiba ada panggilan telefon dari nomor tidak dikenal.
"Nomor siapa ini?? Gue angkat telefon dulu sebentar.." ucap Farrel.
"Hallo, siapa ini?"
"Ini ayah,, tunggu! Jangan tutup telefonnya. Ayah dapat nomor kamu dari ibu kamu, ini penting. Kamu harus cepat kembali ke Penginapan."
(Menutup telefon)
"Kenapa?? Hallo?! Ha- "
Farrel berdeham kesal dan memasukkan kembali Handphonennya.
"Kenapa, Rell?" tanya Regina sambil menyetir mobil.
"Kita nggak jadi ke kantor polisi. Putar balik, tujuannya jadi ke Penginapan." ucap Farrel dengan nada kesal.
"Loh?! Kok ke Penginapan itu lagi??" tanya Regina dengan nada tidak setuju.
"Katanya penting, kita harus kesana. Udah, lebih baik lo setir mobilnya yang fokus dan nurut sama gue. Karena, besar kemungkinan ada kejadian di Penginapan itu." jawab Farrel.
"Iya, Regina. Biar cepet selesai juga masalahnya, nggak apa - apaa kalau ada si pembohong Darwin itu deket - deket sama lo.. gue pukul balok kayu. Okey?" ucap Kiana seraya membujuk.
Sesampainya mereka di Penginapan, ternyata banyak mobil polisi terparkir.
"Waduuh,, kok banyak polisi gini, ya??" tanya Bordie terkejut dan bingung.
"Iya,, kira - kira kenapa ya?" Kiana pun bingung.
Mereka pun berhenti dan keluar dari mobil.
Daann..
Darwin keluar dari Penginapan itu dengan tangan yang sudah diborgol oleh beberapa polisi yang berjalan di sampingnya.
Tidak ada yang tidak terkejut bahkan sampai membuka mulutnya tanpa sadar. Farrel langsung menghampiri ayahnya yang baru keluar dari Penginapan setelah Darwin dan beberapa polisi keluar.
"Ada apa ini sebenarnya??" tanya Farrel.
"(Tersenyum) Dia ditangkap karena udah membunuh nenek - nenek emm ayah lupa lokasinya dimana, misi kamu selangkah lagi nak." jawab ayah Farrel.
"Aku akan melaporkan kasus pembunuhan gadis Sma, jadi Darwin akan dihukum lebih berat." ucap Farrel.
"Kamu udah punya bukti yang kuat?" tanya ayah Farrel lagi.
Lalu, keluarlah Pak Indra dari mobil Regina.
"Ayah nggak kenal dia?" tanya Farrel lalu mempersilahkan Pak Indra untuk menghapirinya dan ayahnya.
"Kamu Indra kan? anak murid saya dulu." ucap ayah Farrel.
"Iya pak." ucapnya.
Lalu ayah Farrel memeluk Pak Indra dan Pak indra pun memeluk mantan guru Smanya.
"Sekarang bukan saat nya untuk menanyakan kabar dan pekerjaan, oke? Pak Indra ini akan jadi saksi di kantor polisi dan bukti - bukti ini akan meyakinkan polisi kalau pembunuhnya selama ini adalah Darwin." jelas Farrel.
Ayah Farrel dan pak Indra pun mengangguk setuju, mereka pun ikut pergi ke kantor polisi untuk menjelaskan semuanya mengenai kasus yang bertahun - tahun lamanya tidak terungkap.
#BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku adalah Hantu?
HorrorSemua tidak akan terjadi, jika Farrel tidak melakukan ekspedisi di Sekolah terbengkalai itu. Karena ketidak percayaannya tentang hal-hal ghaib, ia dan teman-temannya dalam masalah besar dan salah satu dari mereka harus menjadi tawanan dari penghuni...