Pintu pun terbuka dan ibunya pun tersenyum tapi terlihat jelas pipinya yang basah dengan air mata.
"Ada apa lagi ini, bu??" tanya Farrel merasa sangat letih.
"Bukan apa - apa sayang, ibu cuma.."
BRUUAAAKKK!!!
"Hah?? Suara apa itu nak?? tanya Ibu terkejut.Farrel pun ikut terkejut dan langsung memeriksa apa yang terjadi di luar rumah.
Ternyata, kakeknya sedang marah dan mendorong kursi yang ada diteras rumah. Lalu tampak berdiri seorang pria dengan menundukkan kepalanya.
"Pulang juga, kau bajingan!! Seharusnya aku tidak mengizinkan kamu menikahi putriku. Lihat! Dia kerja untuk menghidupi anaknya yang sama saja sepertimu, tidak berguna!" geram kakek dengan menunjuk - nunjuk ke arah pria tersebut.
[Tanpa suara dan hanya menunduk]
Farrel pun menghampiri kakeknya dan menanyakan siapa pria yang ia marahi.
"Bapak ini siapa, kek?" tanya Farrel.
"Ini orang yang bertanggung jawab atas semua masalah dirumah ini. Aku sudah muak melihatnya kembali dengan wajah tanpa rasa bersalah sudah meninggalkan anak dan istrinya." ucap kakek lalu pergi begitu saja.
Farrel pun menghampiri dan sekarang lebih dekat beberapa langkah dengan pria itu.
"Kamu, ayahku?? Yang pergi meninggalkan aku dan ibu sejak umurku 2 tahun?"
[Menangis terisak - isak]
Memandang Farrel dengan air mata yang membasahi pipinya. Tangan ingin memeluk putra yang ada dihadapannya sekarang, namun Farrel masih tidak bisa berdamai dengan masa lalunya.
"(Ini bukan saatnya melakukan drama rumah tangga yang penuh dengan huru hara, saat ini perempuan yang lo cinta dalam bahaya. Lo harus fokus sama tujuan lo saat ini)"
Farrel pun kembali masuk kerumah dan tampak ibunya yang sudah berdiri di depan pintu."Nak,, kamu mau kemana lagi?" tanya ibunya dengan sedih.
"Bu, aku mau pergi ke Surabaya."
"Ada apa? Kenapa kamu harus pergi kesana lagi?" Ibunya semakin bingung.
"Sebelum Farrel cerita kejadiannya dengan singkat, Ibu berjanji jangan membuat kesalahan yang sama dengan memilih pilihan yang salah." ucap Farrel lalu memandang ke arah wajah ayahnya.
Ibunya pun menunduk sedih dan tertekan saat melihat kembali wajah pria yang dulu ia cinta dan meninggalkannya.
Farrel menceritakan tentang kejadian Aurora, yang mengharuskan Farrel kembali untuk sebuah misi.
"Apa?? Kasihan sekali dia. Ibu izinkan tapi kamu jaga diri disana dan cepat pulang ya."
"Farrel,, apa ayah boleh ikut membantu kamu?" pria itu menghampiri Farrel.
"Tidak,," singkatnya.
"Tapi ayah mengenal pria pemilik Penginapan yang kamu ceritakan itu. Siapa tau, ayah bisa membantu kalian menyelesaikannya." ucap pria itu.
"Tidak,,"
"Sebaiknya, kamu selesaikan urusanmu sendiri dan ibuku. Jangan membuat kegaduhan lagi di keluarga ini. Aku akan pergi, bu aku pergi dulu ya." jawab Farrel.
"Nak.. ibu ambilkan ransel kamu ya. Tunggu sebentar..." ucap Ibunya lalu pergi ke kamar anaknya untuk mengambil ransel.
Tak lama kemudian, ibunya pun kembali dan memeluk putranya.
"Hati - hati dijalan ya. Semoga Aurora bisa kembali pulih seperti dulu."
"Iya bu,,(mengulurkan tangan untuk mencium tangan ibunya)"
Tapi Farrel melewatkan sang ayah dan pergi mengendarai motornya.
"Aku akan menyusul anak itu, bagaimana pun aku harus melindungi dia." ucap pria itu sambil mengeluarkan kunci mobilnya.
"Apa maksud kamu? Dia bisa jaga diri disana, jangan ikut campur." ucap Ibu Farrel dengan suara kesal.
"Kamu tidak akan tau. Pria yang di Penginapan itu adalah orang yang licik, dan dia itu mantan guru disekolah yang diceritakan Farrel. Aku mengetahui tentangnya dan terutama hubungannya dengan sekolah itu." jelas pria itu.
"A..aa..apa??" Ibu bingung dengan apa yang terjadi.
"Mala. Aku akan menjaga anak kita. Aku pergi dulu dan jaga dirimu baik - baik."
"Ttapi Syarief.."
Mobil berwarna putih itupun pergi berusaha menyusul Farrel.
#BERSAMBUNG..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku adalah Hantu?
HorrorSemua tidak akan terjadi, jika Farrel tidak melakukan ekspedisi di Sekolah terbengkalai itu. Karena ketidak percayaannya tentang hal-hal ghaib, ia dan teman-temannya dalam masalah besar dan salah satu dari mereka harus menjadi tawanan dari penghuni...