Situasi saat ini semakin menengangkan dan tidak bisa dikendalikan. Farrel tidak bisa berbuat apa - apa, melihat semua sahabatnya diganggu oleh arwah yang marah.
"Kamu udah sadar sayang? Ayo kita pergi dan meminta bantuan." ucap Farrel.
"Aku gak apa - apa. Dimana yang lainnya?" tanya Aurora dengan tubuh yang masih lemas.
"Mereka gak baik - baik aja. Terutama, Regina dan Bordie mereka sudah diganggu arwah penghuni sekolah ini." jawab Farrel.
"Apa?! Kalau Kiana?kenapa kamu gak bantu dia? Sekarang dia ada dimana?" tanya Aurora lagi semakin cemas.
"Aku panik dan fokus sama keadaan kamu, Kiana pingsan dan aku gak mungkin gendong dua cewek sekaligus." ucap Farrel.
"Itu berati, dia masih ada dilantai 2 sana?? Ayo kita kesana!" Aurora beranjak bangun dan berusaha menahan sakit.
"Kalau kamu gak kuat,, kamu tunggu aja disini ya biar aku yang bantu Kiana." ucap Farrel merasa cemas dengan kondisi pacarnya.
"Aku mau ikut, bantu aku berdiri.." ucap Aurora lalu mereka pun pergi ke lantai 2 untuk menolong Kiana yang masih pingsan.
Tapi...
Saat mereka sampai ditempat yang sama saat Kiana pingsan, ternyata Kiana sudah tidak ada ditempat itu dan hanya meninggalkan bercak darah yang menetes. Aurora dan Farrel mengikuti bercak darah itu dilantai.
Bercak darah itu berhenti didepan pintu ruangan, yang dimana Kiana, Regina dan Bordie tergeletak tak sadarkan diri didalam ruangan tersebut.
"Aaaaa!!!" jerit Aurora saat pintu ruangan tersebut dibuka.
"Bordie!! Kiana!! Regiinaaa!!" panggil Farrel syok dengan apa yang dilihatnya.
Mereka pun masuk ruangan itu secara bersamaan, tiba - tiba,,
BRRRAAAKKKK!!!
Pintu pun tertutup dengan sendirinya dan terkunci dari luar.
"WOYY! TUNJUKKIN WUJUD LO SEKARANG! JANGAN JADI PENGECUT!" geram Farrel.
"Sayang, aku takuut.." ucap Aurora sambil menggenggam tangan Farrel.
"Jangan takut. Ada aku disini, kita harus membebaskan sahabat - sahabat kita dari jeratan arwah itu." jelas Farrel.
"Tapi gimana caranya?? Arwah itu terus mengganggu kita, dan sepertinya arwah itu ingin kita semua mati." ucap Aurora semakin ketakutan.
"(Tertawa kuntilanak) YAAA... AKU INGIN KALIAN SEMUA MATI!!" teriak arwah itu lalu ia menunjukkan wujudnya didepan Farrel dan Aurora. Aurora dengan cepat bersembunyi karena takut melihat wujud dari arwah tersebut yang menyeramkan.
"Bagus. Akhirnya lo berani tunjukkin wujud buruk rupa lo itu. Sekarang kembalikan teman - teman gue kayak semula. Dan jangan ganggu kita lagi!" tegas Farrel.
"Dasar manusia bodoh manusia yang tidak tahu malu! Kamu dan teman - temanmu lah yang menggangguku!!! Kalian sudah melanggar pantangan yang ada. Sekarang kalian harus menerima akibatnya dari perbuatan kalian." arwah itu semakin marah. Farrel dengan penuh emasi pun mengambil kursi yang ada dikelas itu dan melemparkannya ke arah arwah yang semakin tertawa menyeramkan.
"HAHAHAHAH!! MANUSIA BODOH."
"Hmmm rupanya gadis itu mengambil bunga milikku..KEMBALIKAN!!" ucap arwah itu lalu melayang dengan cepat ke arah Aurora dan merasukki tubuhnya.
"Aaarrggghh!!!" Aurora menggeram lalu tertawa seperti kuntilanak dan berlari keluar mendobrak pintu.
"Hah??! AURORAAA!!!" teriak Farrel berusaha mengejar pacarnya itu.
"Rell,, tungguu, kita semua ikut.." panggil Regina dengan nada lemas dan berusaha bangun. Sedangkan yang lainnya baru saja tersadar.
"Engga. Kalian disini aja, gue harus menghentikan arwah jahat itu." tegas Farrel lalu berlari keluar mencari Aurora yang sedang dirasuki arwah.
"Hati - hati Rell.. aduh kepala gue sakit Ki, kalian udah bisa berdiri? kita harus bantu Farrel." ucap Regina yang sudah terduduk.
Mereka bertiga pun berusaha bangun dan menyusul Farrel dengan berjalan tertatih - tatih.
Sampailah Farrel di lapangan tempat ia menemukan Aurora dan kali ini arwah itu membawanya ke lapangan lagi.
"(Tertawa kuntilanak) AKU INGIN MAWAR ITU! BERIKAN MAWAR ITU! ATAU NYAWA PACARMU INI SEBAGAI GANTI DARI MAWAR YANG SUDAH DIA AMBIL." teriak sang arwah sambil menghantam kepala Aurora ditiang basket.
"Cukuup!! Hentikkan, jangan menyakiti dia." ucap Farrel lalu ia pun teringat dengan mawar putih yang dibeli Aurora.
"Oke. Kalau itu yang lo mau, gue pergi untuk ambil mawar putih itu. Tapi dengan satu syarat, lo jangan kemana - mana atau melukai pacar gue lagi!" ucap Farrel.
Lalu arwah itu pun mengangguk sambil tersenyum sinis.
Farrel dengan cepat pergi ke tempat mobilnya diparkirkan, dan mencari tas Aurora, berharap Aurora membawa bunga mawar putih itu.
Ia pun merasa lega saat melihat mawar putih dan tidak berlama - lama ia berlari kembali ke lapangan untuk memberikan mawar putih tersebut.
Sahabat - sahabatnya ternyata sudah ada dilapangan dan menangis melihat Aurora yang menaiki tiang basket.
"Auroraa!! Turuuun!!" teriak Kiana dan Regina.
Farrel sampai di lapangan dan segera memanggil arwah itu.
"Ini mawar putih yang lo mau kan? Sekarang, lo turun dan keluar dari tubuh Aurora." geram Farrel.
Akhirnya arwah itupun keluar dari tubuh Aurora dan Aurora pun tak sadarkan diri.
Tak berapa lama, mawar putih itu hilang, namun itu tidak cukup untuk menebus kesalahan mereka.
#BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku adalah Hantu?
HorrorSemua tidak akan terjadi, jika Farrel tidak melakukan ekspedisi di Sekolah terbengkalai itu. Karena ketidak percayaannya tentang hal-hal ghaib, ia dan teman-temannya dalam masalah besar dan salah satu dari mereka harus menjadi tawanan dari penghuni...