"Wah... Kau sedang panen hari ini?" Tanya Katrina melihat semua barang yang kubawa dengan gerobak.
"Iya, kau tidak membawa bunga lagi?"
Apakah dia tidak menjual bunga hari ini? Kupikir kami bisa menjualnya bersama-sama. Itu bisa menguntungkan kami berdua agar dagangan kami cepat habis. Apakah aku terlalu banyak membawa sayuran dari kebun? Mungkin aku tidak bisa menjual habis semua ini.
"Tidak, aku sekarang mendapatkan pekerjaan di bar. Hanya sebagai pelayan tapi gajinya cukup banyak."
Bar? Katrina di bar?
"Kau serius bekerja disana?"
Bukankah tempat itu berkumpul banyak orang pemabuk dan aneh? Bagaimana jika seseorang mencoba melukainya? Aku menatap Katrina yang hanya tersenyum. Bagaimana bisa dia bekerja disana?
"Kau tenang saja! Aku bekerja dengan kakakku lagipula tempat itu berada di samping jalan utama jadi bukan tempat untuk orang-orang jahat! Jika kau mau, aku bisa memberitahu kakakku!"
"Ah tidak! Jika aku bekerja disana bagaimana dengan rumah? Tidak ada yang mengurusnya!"
"Harusnya kau tidak perlu mengurus rumah, jika ibumu tidak mau mengotori tangan yang penuh emas itu harusnya dia memperkerjakan seseorang bukan anaknya. Jika kau memiliki waktu datanglah ke bar, aku akan selalu berada disana."
"Aku akan sesekali melihat."
"Baguslah, aku harus segera berangkat. Kakakku pasti sudah marah menungguku sampai jumpa Ash!"
"Sampai jumpa."
Jika aku bekerja di bar berapa banyak uang yang bisa aku dapatkan? Bukankah aku bisa membeli baju dan barang lainnya tapi siapa yang akan mengurus rumah itu? Sejak kecil ibu memberikan seluruh pekerjaan padaku. Dulu kami memiliki banyak orang pekerja, dari tukang bersih-bersih, penjaga kandang, tukang kebun, dan masih banyak lagi. Tapi semakin bertambahnya usiaku, ibu memecat mereka satu persatu. Entah apa yang ibu pikirkan tapi semua pekerjaan mereka hanya aku yang melakukannya. Bukankah aku seperti sapi perah yang terus menerus bekerja tanpa henti?
Selama 22 tahun aku hidup, tidak ada satu kali pun ibu ataupun ayah yang menganggapku sebagai seseorang di dalam hidup mereka. Apa yang bisa kulakukan selain tahu bahwa mereka lebih menyayangi Hugo ( anak laki-laki kebanggaan mereka ) daripada anak perempuan mereka. Selama bertahun-tahun aku berpikir mungkinkah aku hanyalah anak yang mereka temukan di depan pintu rumah mereka?
Jika itu nyata, aku lebih bisa menerima bahwa mereka memang memperlakukanku sebagai orang asing tapi jika aku adalah anak yang mereka lahirkan di dunia ini. Aku memilih untuk tidak dilahirkan saja. Untuk apa melahirkan seorang anak perempuan yang tidak bisa memiliki kekuatan apapun?
🥀🥀🥀
Hasil hari ini cukup lumayan! Aku tersenyum dan menyembunyikan uang diberbagai tempat. Tidak apa-apa untuk membohongi mereka di rumah, aku hanya perlu memberitahu ibu bahwa aku menjual cukup banyak sayuran dan membeli daging untuk mereka. Selebihnya aku akan menyimpannya di dalam tabunganku lagi! Jika saatnya tiba aku akan pergi ke tempat lain dan mencoba tinggal di rumah yang hanya aku disana sendiri. Memang uangku belum mencapai untuk membeli sebuah rumah tapi aku akan berusaha agar bisa tinggal sendiri.
"Berhenti! Berhenti!" Beberapa prajurit menghadang langkahku.
Apa aku melakukan kesalahan? Aku menatap sekeliling dan melihat mereka lagi yang saling berbisik-bisik. Apa yang mereka inginkan? Aku hanya menjual sayuran saja! Aku tidak menjual barang berbahaya untuk orang lain! Seseorang maju dan melihat isi gerobak yang hanya berisi beberapa sayuran.
"Hanya sayuran! Saya tidak menjual barang-barang aneh jika anda tidak percaya tanyakan saja pada orang-orang pasar!" Untuk apa menghentikanku? Aku ingin segera pulang dan mengurus para babi yang terus berteriak sejak pagi hari.
"Bisa kami tanyakan sesuatu padamu?"
"Apa?"
"Apakah kau melihat orang aneh berkeliaran di tempat ini? Kami mendapatkan banyak laporan bahwa mereka melihat orang memakai baju aneh dan berlarian kesana-kemari. Apakah kau melihatnya?"
Apakah maksud mereka adalah orang gila?
"Saya tidak tahu!"
Tapi siapa yang mereka maksud? Apakah ada orang seperti itu di tempat ini? Aku harus segera pulang dan menyembunyikan uangku bagaimana jika dia orang aneh yang akan merampok uangku? Bahkan banyak prajurit yang mencari mereka! Pasti Hugo juga sedang memburu orang itu! Aku harus pulang!
"Kalau begitu saya akan pergi."
Kenapa dunia ini semakin banyak orang aneh?
Aku menarik gerobak sekuat tenaga menuju rumah. Sebelum orang aneh itu menangkapku aku harus pulang! Tidak ada yang bisa dipercaya selain diriku sendiri.
🥀🥀🥀
"Akhir-akhir ini banyak orang yang melihat seseorang berpakaian aneh di kota. Orang itu memiliki mata tajam, kulit putih pucat, dan tubuh tinggi besar. Bukan itu saja, mereka melihat orang itu meminum darah hewan."
Darah hewan? Apa yang Hugo katakan itu benar? Bagaimana bisa seseorang meminum darah hewan? Aku meletakkan makanan di meja dan mendengarkan pembicaraan Hugo kepada ayah dan ibu. Semakin aku tahu semakin aku takut untuk pergi terlalu lama di luar. Aku hanya takut uangku diambil tapi jika orang itu tidak membutuhkan uang tapi darah hewan. Bukankah hal itu jauh lebih menakutkan?
"Berhati-hatilah sayang! Di luar sangat menakutkan, apakah kau baik-baik saja?" Tanya ibu pada Hugo yang terlihat tidak mengalami luka sedikitpun.
"Aku baik-baik saja, ibu. Ibu tidak perlu cemaskan aku."
"Akan lebih baik kau tidak berpatroli pada malam hari!" Ayah menatap Hugo cemas.
Apa yang perlu dicemaskan pada Hugo? Dia memiliki kemampuan yang bisa membakar sesuatu. Dia juga bukan orang lemah. Aku masih ingat dulu saat kecil Hugo sering membakar sesuatu dengan sengaja. Kertas, kain, apapun itu. Apa ayah dan ibu akan marah? Tidak, tapi mereka akan marah padaku karena tidak segera memadamkan apinya. Tapi bukankah itu kesalahan Hugo sendiri? Harusnya dia membakar sesuatu yang lebih bermanfaat selain benda-benda di sekitarku. Aku jadi berpikir bahwa dia memang ingin membakarku dengan apinya.
"Kami saling bergantian satu sama lain. Ayah dan ibu tenang saja, aku bisa menjaga diriku. Harusnya kalian mencemaskan kakak saja, Ashlen tidak memiliki kemampuan apapun. Dia hanya bisa menjual sayuran saja, bagaimana jika orang aneh itu melukainya?" Hugo menatapku dengan senyuman diwajahnya.
"Dia bukan anak kecil lagi! Ashlen cepat siapkan makanan penutup untuk Hugo. Adikmu harus bekerja siang dan malam. Cepat!" Perintah ibu tanpa bisa kubantah.
"Baik!"
"Aku punya ide! Bagaimana jika kakak menikah saja dengan Tuan Ivon? Menjadi istri ke empat tidak masalah untuknya yang tidak bisa apa-apa! Dia bisa menikah dan hidup disana!"
Menikah dengan pria tua bangka itu? Aku mencengkram bajuku dan mencoba tersenyum pada mereka.
"Aku lebih suka membantu ayah dan ibu saja! Di rumah, aku bisa melakukan banyak hal daripada tinggal di rumah orang lain. Jika waktunya tiba aku akan mencari pria kaya yang bisa kunikahi, Katrina memiliki banyak teman laki-laki. Jadi aku akan baik-baik saja! Terima kasih Hugo telah mengkhawatirkanku tapi aku bisa menjaga diriku!"
🥀🥀🥀
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Last ( END )
FantasyKisah terakhir dari The Number. Ashlen hidup di Moonland, sebuah kerajaan yang terdiri dengan lindungan kubah yang begitu kokoh dan besar. Dia hidup seperti masyarakat lainnya tapi dia adalah anak yang berbeda. Dia tidak memiliki sihir apapun! Dia...