25. Good Night

131 21 0
                                    

"Arghttt... Wooshik!" Aku mengeratkan pelukanku pada tubuh Wooshik.

Bagaimana bisa kami terbang? Terbang di udara dan aku bisa melihat jelas dua sayap keluar dari punggung Wooshik. Merobek baju belakangnya dan menampakkan dua sayap hitam seperti kelelawar. Dia memang kelelawar tapi ini sangat tidak masuk akal.

Di bawah orang-orang tanpa bola mata mengikuti kami berdua. Mereka mengeluarkan sihir aneh yang bukan sihir biasa. Hitam. Sihir mereka sihir berwarna hitam pekat.

Apa lagi itu?

"Wooshik, mereka menyerang kita!"

"Jatuhkan semua barangmu dan lemparkan kepada mereka semua!"

Barang? Barang-barangku? Tidak mau.

Ini hartaku paling berharga bagaimana bisa aku melepaskannya semudah ini? Ke arah mereka yang tidak bisa melihat?!

Hah?

Tapi mereka sepertinya bisa melihat kami sampai bisa mengikuti kami berdua. Apa boleh buat! Wooshik akan memberiku banyak barang dan rumah. Jadi ini tidak ada gunanya lagi.

Aku mengeluarkan semua benda dari dalam tas.

"Ini terima panci keras ini! Tungku apiku! Selimut hangat! Makanan enak! Daging babi! Bubuk cabai pedas! Bubuk lada hitam! Wortel! Kentang! Apel! Ini... Uangku jangan!"

Semua benda terlempar ke bawah tapi sepertinya itu berguna karena mereka tidak lagi ada yang mengejar kami berdua.

Tapi bagaimana bisa?

"Ashlen! Ashlen! Berhenti!" Teriak sebuah suara dari arah lain.

Hugo?

Ini suara Hugo!

Wooshik tiba-tiba turun cepat membuatku berpegangan lebih erat padanya. Apa yang terjadi? Wooshik menurunkan tubuhku setelah kami berdua berhasil menyentuh tanah. Akhirnya aku menyentuh dunia ini!

"Ughh... Kekuatanku belum pulih! Sialan! Sialan! Ashlen, larilah!" Wooshik memegangi pundaknya.

"Lari? Lalu kau?"

"Aku akan menghentikan Hugo dan ksatria lainnya! Pergilah ke tempat jauh dan aku akan menemukanmu!"

"Tidak! Tidak Wooshik! Kita pergi bersama sampai akhir!"

Apakah dia kelelahan setelah mengeluarkan dua sayap itu? Aku memeriksa tubuh Wooshik dan menemukan luka dipunggungnya. Luka bakar! Apakah dia terkena sihir hitam itu? Kenapa dia tidak memberitahuku? Aku memegang wajah Wooshik yang menahan sakit. Sampai akhir dia harus bertanggung jawab!

"Apakah kau masih kuat untuk berlari? Ayo lari bersama denganku! Ayo! Aku tidak mau bersama Hugo atau lari sendirian meninggalkanmu. Kita juga harus menemukan teman-temanmu untuk melindungi dunia ini. Jadi jangan menyerah sampai disini!"

"Tapi kita tidak tahu jalan itu! Aku tidak tahu jalan menuju dunia luar!"

"Kita cari bersama! Dimana pun itu ayo, aku tidak mau pergi tanpa kau Wooshik! Aku tidak mau! Jadi ayo, ayo lari denganku dari dunia ini. Aku tidak ingin meninggalkanmu! Ayo!" Aku menarik tangan Wooshik untuk melarikan diri.

Wooshik bangkit dan mengeratkan tangannya padaku. Aku pintar jika hanya berlari saja. Aku tersenyum dan membawanya untuk berlari bersama. Dimanapun itu asalkan dengan Wooshik aku tidak keberatan. Aku sudah bersandar pada pria ini jadi dia harus bertanggung jawab!

Dimana rumah yang akan dia berikan padaku? Aku ingin menagihnya sebelum dia menyerahkan nyawanya!

"Ashlen! Kakak!"

The Number : The Last ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang