"Ini sarapan hari ini! Hanya ada daging kemarin jadi aku memasaknya lagi. Jika kalian ingin daging baru, aku akan membelinya saat menjual sayuran." Aku meletakan semua makanan di atas meja.
Tidak ada berubah. Aku tetap memasak untuk mereka seperti biasa. Yang berbeda hanyalah caraku untuk berbicara dan menatap mereka. Ayah dan ibu juga lebih diam, begitu juga dengan Hugo. Mungkin pembicaraan kami kemarin membuat suasana rumah ini menjadi sangat aneh!
Aku juga merasa aneh harus tinggal bersama orang asing. Mereka yang tidak menganggapku keluarga selama ini. Tanganku sibuk mengiris sayuran dengan sesekali mengusap mataku yang berair.
"Hah..."
Semalam Wooshik menjagaku. Dia membiarkanku tidur di atas tempat tidur dan dia di bawah. Saat mataku terbuka, dia memeriksa dahiku dan pergi entah kemana. Ketika dia kembali, dia membawa kain dan air untuk mengompresku. Mungkin dia kasian saat tahu bahwa budaknya mengalami hal memilukan.
"Nggokk... Nggokk..." Para babi berebut memakan makanan mereka.
Terlihat sangat lucu!
"Makan yang banyak agar kalian menjadi besar. Hari ini aku membawa banyak makanan untuk kalian. Jangan pilih-pilih nantinya!"
Mereka tidak mungkin memahamiku.
Mereka hanya hewan-hewan kurawat sejak dulu. Aku ingin menjual mereka satu persatu tapi keluarga ini pasti curiga kenapa hewan mereka dijual. Aku tersenyum dan pergi menemui para sapi yang kelaparan.
"Mooo..."
"Ini makanan kalian! Jangan habiskan cepat! Pelan-pelan saja, oke! Nanti jangan menyusahkan ayah dan ibu! Kalian harus sehat dan menghasilkan banyak susu! Aku akan pergi jauh, untuk itu. Hiskkk... Mulmul, Bulbul, jangan lupakan aku! Aku sayang kalian! Tapi... Aku... Hiskkk.."
Aku sudah memutuskannya!
Untuk apa bertahan di tempat ini dan tubuhku menjadi sangat kurus? Untuk apa terus bekerja jika uangku tiba-tiba diambil lagi? Untuk apa disini dan hidup pas-pasan?
Aku juga mau membeli baju bagus, perhiasan, makanan enak, sepatu yang lebih kuat dan tidak berlubang. Aku juga mau seperti wanita lain yang terlihat sangat cantik. Seperti Katrina dan kakaknya. Aku juga mau seperti mereka berdua. Tapi uangku sudah hilang. Pergi.
Uangku tidak sebanyak itu sekarang. Mungkin cukup untukku dan Wooshik pergi. Aku mengusap wajahku beberapa kali.
Bukan saatnya sedih! Aku harus bersiap-siap!
🥀🥀🥀
Kuharap barang-barang ini akan berguna untukku. Aku mengambil sayuran dan meletakkannya menutupi tas biruku yang besar. Hari ini! Aku akan pergi dari rumah! Iya! Aku akan pergi dan melihat dunia itu! Kata Wooshik ada banyak orang sepertiku, pasti ayah dan ibuku disana. Di suatu tempat yang aku sendiri tidak tahu tempat apa itu. Aku tidak memiliki tanda pengenal sama sekali. Bagaimana caraku menemukan mereka? Tubuhku? Darahku?
"Ibu! Ayah! Aku mau menjual sayuran ke pasar." Aku berteriak keras seperti biasanya.
Jangan sedih! Ayo pergi saja! Aku tidak akan pernah bisa membeli rumah impianku! Aku juga tidak bisa menyewa rumah! Jadi pergi saja! Entah kemanapun itu! Pergi saja!
"Kau mau kemana?" Tanya Hugo sudah berada di atas kudanya.
Dia melihatku dari atas dengan tatapan biasa-biasa saja.
"Mencari uang lagi! Apalagi? Kau pikir aku akan menjual diriku sendiri kepada pria kaya? Jika iya, tidak mungkin aku masih tinggal disini bersama kalian. Jika aku menjual tubuhku padanya, aku lebih memilih tinggal disana dan hidup nyaman tanpa harus bekerja seperti ini!" Aku menarik gerobak.
"Ck!" Hugo pergi cepat meninggalkanku.
Pergilah! Pergilah!
Ini saatnya! Aku menarik gerobak dan membawanya ke arah lain. Ke arah hutan yang tidak memiliki manusia satupun disana. Jika aku disana, aku akan lebih aman untuk membicarakan hal penting dengan Wooshik!
Aku memiliki tekad kuat!
Meninggalkan rumah dan segalanya!
"Wooshik, dimana kau?" Teriakku keras ke atas langit.
Seekor kelelawar datang dan bergerak turun. Dia berubah menjadi seorang pria tampan dan mendekatiku.
"Kau yakin?" Tanyanya.
"Iya! Ayo, lakukan! Mereka juga bukan keluargaku dan dunia ini juga bukan milikku. Jadi apa yang harus aku lakukan?" Tanyaku ingin tahu.
"Kau sudah membawa apa yang kuinginkan?"
"Iya, di dalam!"
"Kita cari tempat yang lebih jauh. Kita butuh persiapan jika ingin mengikuti pertarungan itu. Aku tidak masalah, tapi kau dalam masalah!"
"Aku tahu! Ayo bantu aku! Apa membawa banyak barang di dalam sini!"
Tentu saja banyak, jika ingin kabur, aku harus membawa banyak benda dari rumah itu. Anggap saja seperti uang pengganti! Membawa alat masak, pedang milik ayah, pakaian ibu yang tidak terpakai, pakaian Hugo, kain, dan banyak lagi! Makanan juga! Aku membawa daging terakhir untuk kami makan.
Yang paling penting! Sisa uangku!
🥀🥀🥀
"Darimana kau tahu ada tempat seperti ini?" Sejak kapan ada gua?
Aku tidak pernah masuk ke dalam hutan atau berjalan sejauh ini dari orang-orang. Mungkin tidak ada yang mau pergi sejauh ini juga. Hutan adalah tempat berbahaya dan tidak bisa dimasuki oleh orang lemah sepertiku.
"Aku terbangun disini!"
"Terbangun? Maksudnya?"
"Kau akan tahu suatu hari nanti jika aku mau! Untuk sekarang, lebih baik kau bangun rumah disini! Aku akan mengajarimu cara bertarung dan menggunakan senjata!"
"Apakah sulit!?"
"Entahlah tubuhmu sangat lemah!" Wooshik mengambil tanganku yang kurus kering.
"Aku ini kuat! Lihat otot tanganku!" Aku menunjukan lenganku yang sedikit berotot.
Aku memang tidak memiliki sihir tapi jika hanya membawa beban berat aku bisa. Bertahun-tahun aku mengurus rumah sendirian, memangnya apa dia tidak melihat saat aku menarik gerobak? Aku ini sangatlah kuat!
"Kau hanya seorang petani dan peternak bukan petarung yang bisa melukai seseorang! Setidaknya kau bisa mengayunkan pedangmu untuk membela dirimu. Aku hanya butuh namamu dan kita akan bertarung bersama!"
"Kau tidak akan meninggalkanku kan? Kau tidak akan pernah menipukan? Iyakan? Berjanjilah dulu, aku kabur dari rumah dan pergi denganmu. Jadi jangan tinggalkan aku!"
"Aku tidak akan meninggalkanmu!"
"Apa buktinya?"
Dia bisa berubah menjadi kelelawar dan kabur meninggalkanku. Sedangkan aku tidak bisa apa-apa. Wooshik menyentuh lehernya dan leherku bergantian.
"Kau sumber darahku!"
Mati saja kau!
🥀🥀🥀
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Last ( END )
FantasyKisah terakhir dari The Number. Ashlen hidup di Moonland, sebuah kerajaan yang terdiri dengan lindungan kubah yang begitu kokoh dan besar. Dia hidup seperti masyarakat lainnya tapi dia adalah anak yang berbeda. Dia tidak memiliki sihir apapun! Dia...