"Ashlen!"
"Ayah?"
Ayah datang bersama ibu dan Hugo. Bagaimana ini? Aku tidak tahu harus berkata apa pada mereka semua. Aku menggigit bibirku saat tahu mereka mendekat padaku.
"Maafkan ayah! Ayah yang salah padamu Ashlen!"
"Ibu juga minta maaf padamu Ashlen! Maafkan kesalahan kami berdua! Kau adalah anak yang baik Ashlen! Tolong maafkan kami!" Ibu menyentuh kedua tanganku.
"Aku sudah memaafkan kalian! Kalian tidak perlu meminta maaf padaku!" Aku mencoba tersenyum walau mulutku sangat kaku.
Hugo hanya diam menyaksikan kami saling meminta maaf. Hugo lebih dulu meminta maaf padaku. Jadi aku sudah tidak apa-apa. Lagipula mereka tetap orangtuaku selama ini!
"Ashlen! Kami tidak memiliki tempat tinggal lagi! Bisakah kami ikut denganmu? Kau adalah kekasih Ashlen bukan! Aku ibu yang telah membesarkannya! Tolong kami, setidaknya berikan kami tempat tinggal yang layak juga pekerjaan yang memiliki gaji tinggi." Ibu melepaskan tanganku dan beralih kepada Wooshik.
"Benar! Aku ayah Ashlen! Katakan saja pekerjaan apa yang memiliki gaji tinggi! Tolong terima juga Hugo untuk bekerja denganmu! Dia anak yang baik dan bisa diandalkan!" Ayah menarik tubuh Hugo mendekat.
"Ayah! Ibu! Cukup, cukup sudah! Aku muak seperti ini! Jangan seperti ini kepada Ashlen! Apakah kalian lupa perbuatan kalian selama ini? Hah? Apa saat-saat seperti ini kalian baru meminta maaf padanya? Cukup ayah, ibu!" Hugo menghentikan ayah dan ibu.
"Apa-apaan kau ini Hugo! Dia akan menjadi bagian dari keluarga kita. Dia akan menjadi kakak iparmu! Diamlah!" Bentak ibu marah.
Kenapa harus seperti ini? Aku menutup wajahku malu menyaksikan ayah dan ibu melihat penuh harap kepada Wooshik. Mereka tidak tahu saja otak Wooshik lebih menyeramkan dari Retoz. Aku melihat Wooshik yang menunjukan wajah penuh senyuman aneh. Menyeringai!
"Benar! Aku akan menjadi kakak iparmu, Hugo. Tidak apa-apa ibu, ayah. Aku akan memberikan pekerjaan baik kepada Hugo juga kalian! Kalian akan mendapatkan rumah dan gaji yang tinggi nantinya! Kalian hanya perlu mengikuti semua apa kataku saja! Aku akan menyiapkan tempat untuk kalian besok! Hugo, sebagai adik iparku. Aku akan memberimu posisi bagus nanti. Bukan begitu Ashlen?" Tanya Wooshik penuh dengan senyuman palsu.
"Oh... Iya! Iya-iya!" Aku hanya bisa berdoa agar ayah dan ibu segera pergi saja dari Wooshik.
Kubah mulai saling terpisah, aku melambaikan tangan kepada orangtua Wooshik. Suatu saat nanti, aku akan mengunjungi mereka berdua! Aku sangat menantikan untuk bisa melihat bagaimana tempat tinggal Wooshik sebenarnya.
🥀🥀🥀
"Semuanya berjumlah 50.000 orang! Aku akan menerima setidaknya 1.000 pekerja. Mereka akan mendapatkan tempat tinggal sementara disini. Aku akan meminta ayahku untuk menerima mereka." Miraa mencatat banyak hal di dalam handphonenya.
Dia ikut sibuk mengurus banyak hal! Juga dia akan segera pergi ke Korea dengan sangat cepat! Waktu satu hari adalah waktu yang cepat untuk kami mengurus banyak hal. Apakah Wooshik bisa melakukannya?
49.000 orang?
Itu pasti sulit!
Bagaimana caranya untuk mengurus mereka?
"49.000, aku yang akan mengurusnya! Kau pergilah cepat! Tempatmu juga sama dengan tempat ini!" Usir Wooshik.
"Baiklah! Ashlen, cepatlah datang ke Korea. Aku menunggumu!" Miraa memelukku.
"Iya! Berhati-hatilah!" Aku mengusap punggung Miraa.
"Ayo, Miraa! Ibuku menunggu di rumah! Pria berumur ini juga merengek padaku!" Minsuk membawa Xander yang terus ingin cepat pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Last ( END )
FantasiKisah terakhir dari The Number. Ashlen hidup di Moonland, sebuah kerajaan yang terdiri dengan lindungan kubah yang begitu kokoh dan besar. Dia hidup seperti masyarakat lainnya tapi dia adalah anak yang berbeda. Dia tidak memiliki sihir apapun! Dia...