40. My Home

127 21 1
                                    

"Tempat apa ini? Minsuk, kau membuatnya di rumah orang lain? Hah? Bagaimana jika keluarga di tempat ini tahu?" Tanya Luna ingin memukuli Minsuk.

"Apa? Tempat ini titik paling tepat! Aku tidak bisa sembarang membuat pintu penghubung! Miraa! Miraa! Lihat sepupumu itu! Aku sudah membantu tapi dia tidak terima sama sekali!" Minsuk berlindung di balik tubuh Miraa.

"Hemm... Ini kamarku!" Cicitku pelan.

Aku juga terkejut saat tahu pintu itu terhubung langsung dengan pintu di kamarku di apartemen. Wooshik merangkul pinggangku dan tersenyum. Apa dia juga sama terkejutnya denganku? Bagaimana ini bisa terjadi?

"Ini kamarmu? Kau tinggal di atas atap rumah?" Tanya Xander terkejut.

"I-ya!"

"Bagaimana jika kita melihat orang-orang di tempat ini? Aku juga ingin menyapa keluarga Ashlen!" Miraa tersenyum dan membuka pintu.

Bertemu keluargaku? Tapi...

Bagaimana jika mereka tahu aku membawa orang asing dari dunia luar? Bagaimana jika mereka marah dan menyerang kami? Bagaimana jika Hugo datang dan melaporkan kami ke pihak kerajaan? Aku menggigit bibirku dan mengikuti mereka semua turun. Aku tidak tahu cara kerja pintu itu tapi menurut Minsuk, kami hanya perlu membayangkan saja jika ingin kembali lagi ke apartemen. Membayangkan tentang dunia itu.

"Permisi! Kami teman Ashlen, apakah ada orang di tempat ini?" Teriak Luna kencang.

"Sepertinya tempat ini sepi! Mereka tidak terlihat dimanapun." Kai melihat-lihat sekitar.

Dimana mereka?

Apakah mereka baik-baik saja?

"Aku akan pergi lebih dulu! Kalian tetaplah disini! Para ksatria tidak menyukai orang asing! Tunggu sebentar!" Aku harus memeriksa semua tempat.

Aku membuka semua pintu, kamar ayah dan ibu, kamar Hugo, dapur, dan berbagai tempat di rumah ini. Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka semua. Para hewanku! Aku berlari keluar dan pergi menuju para hewan berada.

"Nggokk... Nggokk..." Babiku masih ada.

Kebun sayuranku juga.

"Moooo... Mooo..."

Mulmul dan Bulbul juga masih hidup, kupikir mereka semua akan mati di tempat ini. Apa ayah dan ibu yang merawatnya? Aku menggaruk daguku dan tersenyum senang. Setidaknya mereka tidak membuat para hewan kesayanganku mati mengenaskan.

"Wooshik!"

"Oppa!" Wooshik keluar dan berjalan ke arahku.

"Wooshik Oppa! Mungkin mereka pergi ke kota. Sepertinya kita harus pergi kesana."

Apakah kami harus menemui Katrina dengan kakaknya?

"Retoz benar-benar keterlaluan, aku merasakan kekuatannya semakin besar!" Lui menjilati kaki-kakinya.

"Aku juga mencium aromanya semakin pekat!" Sin mengendus udara sekitar.

Apakah ini kabar buruk? Bagaimana keadaan semua orang di tempat ini? Aku khawatir tentang mereka, aku juga merasa aneh dengan tempat ini. Aku ingin menyelamatkan semua orang dan di dunia ini!

"Kita akan pergi ke kota! Siapkan diri kalian! Mungkin kita bukan hanya melawan Retoz! Tapi semua orang!" Miraa mengambil satu anak panah dari belakang tubuhnya.

Apa yang dia lakukan dengan itu?

"Ayo, Sin, Lui! Kita harus menyegel Retoz!" Luna mengeluarkan sesuatu dari tangannya. Sebuah pedang yang terbuat dari kumpulan angin.

The Number : The Last ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang