49. The Bad Day

135 17 0
                                    

"Sin, Lui! Terima kasih banyak untuk hari-hari yang berharga denganku. Maafkan aku yang sering merepotkan kalian dan membuat kalian kesal. Aku sungguh senang bisa mengenal kalian. Terima kasih banyak, hiskkk... Aku sangat mencintai kalian! Kalian adalah temanku bukan hewan peliharaanku! Kalian sahabatku, keluargaku! Hiskk..." Luna menutup wajahnya yang menangis.

"Aku tahu! Jangan jadi orang bodoh lagi, Luna! Tetaplah jadi anak baik, peduli kepada orang lain, dan penuh dengan kehangatan. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu kepada kami berdua!" Sin memeluk tubuh Luna seperti seekor anjing besar.

"Belajarlah dengan rajin dan jangan menyusahkan ibumu! Kami akan selalu mengawasimu walau di tempat yang jauh sekalipun! Kai, tolong jaga Luna! Aku sangat suka kau daripada Ryu! Kau harus tahu itu!" Lui melompat ke atas kepala Kai.

"Aku akan menjaga Luna!" Kai menarik tubuh Lui dan memeluknya.

Aku tidak menyukai perpisahan seperti ini! Ini buruk! Hari ini sangatlah buruk untuk semua orang!  Aku tahu perasaan Luna saat akan berpisah dengan orang-orang berharga. Dia pasti sangat sedih! Aku juga.

"Kami harus pergi sekarang!" Lui keluar dari pelukan Kai dan melompat ke atas kepala Sin.

Mereka mundur ke belakang cukup jauh dari kami. Sinar bulan menutupi tubuh mereka berdua, begitu indah dan membuatku terpana saat bulu-bulu mereka bercahaya! Tubuh mereka perlahan-lahan menjadi keping-kepingan cahaya menuju ke atas langit. Dari bagian kaki dan terakhir wajah kecil Lui. Dia menutup matanya dan menghilang bersama serpihan Sin.

"Luna! Ayah mencintaimu!"

Kepingan itu membentuk wajah seseorang yang sedang tersenyum. Apakah itu ayah Luna?

"Ayah... Ayah..."

"Jaga dirimu baik-baik! Leon, ayah percayakan keluarga kecil kita padamu dan jangan mencoba hal buruk, Sarah, aku sangat mencintaimu! Aku mencintai kalian semua!"

Wajahnya hilang dengan senyuman yang membuat getaran aneh di langit dan di tanah. Apa yang terjadi di tempat ini? Apakah ini gempa bumi?

"Hiskk... Hiskk..." Luna menangis tersedu-sedu.

"Luna! Luna! Tidak apa-apa! Mereka pergi dengan rasa bahagia! Mereka pasti akan tersenyum melihatmu tersenyum juga! Jangan sedih!" Aku menghampiri Luna.

"Ashlen? Hiskkk... Aku belum mengatakan kepada Sin dan Lui bahwa Kai melamarku! Aku belum sempat memberitahu mereka!"

"Melamar? Selamat! Sin dan Lui pasti akan senang mendengarnya! Jadi jangan sedih! Kita masih harus membantu orang-orang di Moonland untuk pergi dari kubah! Luna, kau mau kan membantu ku dan Wooshik?"

"I-iya! Aku mau!" Luna mengangguk dan menghapus air matanya.

Karena sepertinya akan sulit untuk mengurus semua orang di Moonland. Wooshik juga pasti memiliki pemikiran picik untuk mendapatkan keuntungan dari semua orang. Aku harus mencari bantuan lain! Wooshik itu berbahaya!

"Aku juga akan membantu! Tapi tidak banyak, aku juga harus mengurus orang-orang di Busan!" Miraa datang dan merangkul bahuku.

"Tolong juga Miraa!"

"Hmm..." Miraa tersenyum dan mengangguk singkat.

Aku merasa lega ada mereka berdua!

Sangat lega!

"Wooshik, kau selamat nak? Kau masih hidup?"

Wooshik?

Aku melihat Wooshik bersama dua orang laki-laki dan perempuan. Mereka memeluk tubuh Wooshik bersama dan menangis. Siapa mereka?

"Mereka orang tua Wooshik! Pergilah dan temui calon ayah dan ibumu!" Usir Miraa padaku.

Ayah dan ibu Wooshik?

Bagaimana ini? Bau ku mirip babi!

"Aku baik-baik saja! Kalian tidak perlu cemas, lagipula aku hidup bersama orang lain nantinya jadi ini yang terakhir kalinya kita bertemu!"

"Kenapa? Ini ibumu, Wooshik!"

"Ibu? Aku tahu ibu adalah ibuku! Tapi cukup! Aku tidak mau melihat masa lalu lagi!" Wooshik berniat pergi tapi aku langsung menariknya mendekat.

Kenapa dia mau pergi?

Aku mau datang menyapa walau tubuhku penuh dengan aroma babi. Semoga mereka bisa menerimaku sebagai menantu mereka! Aku juga ingin menikah dengan Wooshik!

"Hallo! Nama saya Ashlen! Saya kekasih Wooshik Oppa! Saya senang bisa bertemu dengan ayah dan ibu Wooshik Oppa!" Sapaku.

Wajah ayah dan ibu Wooshik langsung berubah aneh. Mereka melihat Wooshik seperti membutuhkan penjelasan. Jangan katakan mereka tidak tahu bahasaku?

"Ayah, ibu, dia Ashlen! Ashlen kekasihku yang akan hidup denganku!" Wooshik merangkul pinggangku.

"Benarkah? Bisa kau katakan padanya? Ibu sangat senang melihatnya, dia juga cantik, dan manis. Jika kalian kembali ke Korea, ibu akan membuatkannya makanan enak!" Ibu Wooshik menyentuh kedua tanganku. Tangannya sangat hangat dan lembut.

"Aku harus menjaganya dengan baik Wooshik! Ayah rasa dia anak yang begitu baik!" Ayah Wooshik tersenyum padaku.

Apa yang mereka katakan? Aku tidak mengerti.

"Apa yang ayah dan ibuku katakan?" Tanyaku ingin tahu.

"Jangan bertemu dengan mereka lagi! Mereka sangat tidak menyukaimu!"

Apa? Benarkah?

Tapi mata dan sikap mereka tidak seperti itu! Pasti Wooshik membohongiku lagi! Aku mencubit perut Wooshik keras.

"Katakan! Atau aku tidak akan memanggilmu Oppa lagi!" Ancamku.

"Kenapa kau senang mengancam ku?"

"Karena kau berbohong! Aku tahu mereka tidak akan mengatakan hal seperti itu. Wooshik Oppa, walau hubungan kalian buruk di masa lalu. Apa kau tidak ingin memperbaikinya juga? Tidak ada salahnya untuk memaafkan perbuatan orang-orang yang menyakitimu! Jadi jangan seperti itu! Kau harus menghormati mereka! Kau harus merasa beruntung memiliki keluarga utuh. Kau memiliki ayah dan ibu kandung! Tidak banyak orang yang bisa mendapatkannya. Jika kau terus seperti ini, suatu saat nanti kau akan menyesal!"

Aku memeluk ibu Wooshik dan menepuk punggungnya. Jika Wooshik mengajakku pergi ke Korea, aku akan bertemu dengan mereka lagi. Jika Wooshik menolak, aku masih bisa meminta bantuan Miraa. Jadi tidak masalah.

"Jaga diri kalian ibu, ayah! Saya dan Wooshik akan segera pergi ke Korea setelah masalah di tempat ini selesai. Jadi tolong tunggu kami!" Aku tersenyum kepada mereka.

"Hah... Kami akan datang ke Korea jika kami sudah menyelesaikan masalah di Inggris. Aku juga harus mengurus orang-orang di tempat ini. Ashlen, juga ingin kalian menunggunya datang! Dia pasti akan memakan banyak makanan!"

Ibu dan ayah Wooshik tersenyum bersama. Sepertinya kali ini Wooshik melakukannya dengan sangat baik.

"Ashlen!" Teriak seseorang.

Ayah?

🥀🥀🥀

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Last ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang