41. The Blood

119 19 0
                                    

"Turunkan senjata kalian!" Perintah Hugo yang langsung dilakukan semua orang.

Kenapa mereka menuruti Hugo? Apakah pangkat ksatrianya baik? Aku tidak habis pikir tapi jika iya. Aku akan mengucapkan selamat padanya. Ayah dan ibu pasti akan bertambah bangga pada Hugo. Akupun juga!

Bukankah dia ingin menjadi komandan ksatria?

"Hugo? Kau menjadi komandan ksatria? Sungguhan? Selamat! Kau pasti sangat kuat sampai kau diangkat menjadi komandan ksatria!" Aku berlari ke arah Hugo.

Bajunya juga berbeda dari teman-temannya yang lain. Aku melihat Hugo yang terkejut.

"Hugo, ayah dan ibu pergi kemana? Aku tidak melihat mereka di rumah? Apakah mereka mengungsikan diri atas perintah raja? Kalau begitu kita harus menyelamatkan mereka! Raja menjadi orang jahat!" Aku menarik tangan Hugo.

"Ashlen! Kenapa kau seperti ini? Aku... Kami harus membunuh kalian!" Hugo menarik tangannya dariku.

"Membunuh kenapa? Bukan kami yang membunuh orang-orang tapi raja. Dia membuat orang-orang mati dan menyerap kekuatan mereka. Jika kau tidak percaya, kita pergi ke istana dan menemuinya. Mereka semua yang bersamaku, akan memberitahumu kebenarannya!"

"Ashlen!"

"Dengarkan aku! Kali ini saja percayalah padaku, Hugo. Mereka orang-orang baik! Mereka menyelamatkanku dan ini..." Aku membuka resleting dan melepaskan jaket Wooshik.

Hugo harus tahu sesuatu!

"Lihat! Lukaku sembuh! Minsuk menyembuhkanku, Hugo! Pakaian ini juga Wooshik Oppa yang membelikannya. Aku sudah berada di dunia luar dan melihat betapa hebatnya dunia itu. Dunia kita tidak sebesar itu! Kalian percayalah padaku, disana banyak orang sepertiku. Mereka juga tidak memiliki kekuatan apapun tapi mereka terus hidup seperti kalian. Mereka tidak menggunakan sihir apapun. Hugo, mereka akan menyelamatkan semua orang! Percayalah padamu!"

"Bagaimana lukamu bisa sembuh?" Hugo memegangi kedua lenganku. Dia menatap tangan dan bahuku yang tidak memiliki bekas luka satupun.

Mungkin dengan ini mereka akan percaya padaku! Minsuk bisa menyembuhkan luka semua orang! Hugo menarik jaket dari tanganku dan membungkus tubuhku begitu rapat.

"Palingkan wajah kalian semua dari kakakku! Sialan!" Hugo menatap sengit ksatria lainnya yang tengah melihatku.

"Ada apa?"

"Apa-apaan kau ini! Lihat ini! Kau hanya memakai baju terbuka! Sialan! Di bawah juga! Apakah ini yang kau sebut dengan baju cantik?" Teriak Hugo marah.

"Iya! Disana lebih banyak orang sepertiku. Kau harus terbiasa melihatnya atau kau akan terus menjadi orang bodoh disana. Mereka memakai baju seperti mereka!" Aku melihat orang-orang di belakangku.

Pakaian mereka sangat berbeda dengan pakaian orang-orang di tempat ini. Aku harus menunjukan bahwa kami adalah orang baik! Hugo pasti akan percaya!

"Hugo! Dimana ayah dan ibu? Semua orang juga? Apakah raja yang meminta kalian mengungsikan semua orang?"

"Mereka berada di tempat pertarungan. Apa kau yakin dengan orang-orang ini?" Tanya Hugo.

"Iya! Percayakan semua pada mereka! Kalian juga harus tahu tentang dunia luar itu seperti apa. Jika kita terus menerus patuh pada kerajaan, kita tidak akan pernah bisa keluar dari dalam kubah ini! Kita hanyalah masyarakat kuno yang tertinggal oleh zaman di luar sana! Hugo, minta teman-temanmu untuk membawa semua orang ke tempat yang aman. Tempat pertarungan bukan solusi yang baik! Retoz bisa saja memanfaatkannya untuk menyerap kekuatan semua orang! Reid mengalaminya juga, dia mati dengan luka bakar yang hitam dan bola mata yang menghilang. Kumohon! Ini demi kebaikan semua orang!" Pintaku.

Hugo melihat para ksatria lainnya dan juga padaku. Apa yang dia pikirkan?

"Hmm... Aku ingin mengakui sesuatu! Aku menggunakan uangmu untuk naik pangkat menjadi komandan ksatria. Maafkan, aku! Aku tidak mengatakan apapun padamu saat itu karena ini kesempatan bagiku menjadi komandan ksatria. Aku memang tidak sekuat itu dan tidak pantas untuk menjadi komandan ksatria! Aku tidak bisa menjalankan kewajibanku seharusnya. Aku tidak bisa membunuhmu Ashlen! Aku sudah berperilaku tidak baik padamu tapi aku tidak ingin membunuhmu. Aku minta maaf! Maafkan aku!" Hugo melepaskan pakaiannya dan hanya meninggalkan kemeja putihnya.

"Aku sudah memaafkanmu! Kenapa kau tidak bilang padaku jika uang itu untuk menjadikan dirimu komandan ksatria? Aku akan memberikannya untukmu, Hugo. Aku pikir kau berjudi!"

"Makanya aku tidak bisa membunuhmu!" Hugo berbalik dan mengangkat pedangnya ke arah para ksatria lainnya.

Apakah dia akan melawan ksatria lainnya? Bagaimana dengan pangkatnya?

"Aku bukan lagi komandan kalian! Aku juga tidak pantas mendapatkannya dari perbuatanku menyogok komandan ksatria dulu. Aku salah! Maaf! Tapi aku tidak bisa membiarkan kalian melukai kakakku! Jadi, jika kalian ingin terus maju dan ingin membunuh kakakku. Aku akan menghadapi kalian semua!" Hugo bersiap-siap untuk menyerang.

Pranggg... Brukkk...

Semua pedang mereka jatuh serempak. Para ksatria membuang sejahat mereka ke tanah. Aku pikir mereka tidak berniat membunuh kami disini.

"Kalau kau seperti itu! Kami juga tidak akan membunuh mereka!"

"Iya, Hugo! Kita adalah teman! Aku juga ingin melihat dunia luar!"

"Hmm... Sepertinya sangat menyenangkan disana! Lebih baik kita pergi saja!"

"Aku juga tidak bisa membunuh mereka!"

Mereka tidak ingin membunuh kami? Aku menahan senyuman dan memeluk Hugo dari belakang. Aku juga tidak akan membiarkan Hugo terluka!

"Hugo! Teman-temanmu setuju! Kalian pasti bisa melihat dunia luar nantinya! Disana ada makanan enak, tempat yang indah, mobil, dan banyak hal lainnya! Jadi, Hugo. Ayo selamatkan orang-orang!"

"Kalian benar-benar ingin melakukan ini?" Tanya Hugo kepada teman-temannya.

"Iya!" Jawab mereka bersamaan.

"Terima kasih banyak! Terima kasih!" Hugo memeluk tubuhku erat.

Aku tidak ingin ada pertumpahan darah darah di Moonland. Aku juga tidak mau mereka terluka atau mati sia-sia. Ada banyak nyawa yang harus kami selamatkan. Aku mengusap punggung Hugo. Dia tetap adikku. Walau kami tidak memiliki ikatan darah apapun, aku masih menjadi kakaknya.

Aku menyayangi Hugo tapi aku juga sedikit membencinya!

Dughhh...

"Arghttt... Ashlen!" Hugo memegangi kakinya.

"Itu untuk perbuatanmu selama ini! Wlekkk..." Aku menjulurkan lidah dan berjalan menuju Wooshik.

Kami harus segera menyelesaikannya!

"Miraa, apa yang kami lakukan?" Tanyaku siap untuk melindungi nyawa banyak orang.

🥀🥀🥀

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Last ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang